Api Nirwana (3)
Api Nirwana (3)
Wajah terkejut Ye Xingtian dan Ye Xinglin langsung memucat. Mereka bergegas ke depan untuk menyokong tubuh Ye Lan dan mata mereka penuh kecemasan.
"Ayah, apa tubuhmu semakin memburuk?" Hati Ye Xingtian penuh cemas, "Ini sudah bertahun-tahun dan ayah juga telah berhasil menerobos ke jajaran Martial Supreme. Namun, sepertinya racun tersebut masih ada dalam tubuhmu?"
Ye Lan menggelengkan kepalanya, "Jika bukan karena racun ini, aku sudah menerobos ke jajaran Martial Supreme tingkat rendah sejak dulu. Sekarang… aku khawatir aku tak akan bertahan lebih lama lagi. Karena aku tahu, aku sudah tak punya banyak waktu yang tersisa, sehingga aku berharap Nuo'er bisa bekerja sedikit lebih keras dan bertumbuh sebelum aku mati. Dengan bakatnya, tidak akan sulit bagi Nuo'er untuk melampaui kekuatanku."
Sejujurnya, bagaimana mungkin dia tidak menginginkan masa kecil yang bahagia bagi Ye Nuo? Bagaimana mungkin dia berpikir mengenai memaksa Ye Nuo berkultivasi? Alasan satu-satunya karena, dia sudah tak punya banyak waktu yang tersisa. Tanpa ada yang menaklukan langit, Keluarga Ye akan berakhir.
"Sudah lebih dari sepuluh tahun. Xingtian, Xinglin, aku sudah tidak bisa bertahan lagi. Jika bukan karena aku tak bisa meninggalkan Keluarga Ye, mungkin aku sudah…"
"Ayah," Hati Ye Xingtiang mengeras. Dia memegang tangan ayahnya dengan erat dan berkata khawatir, "Apa kamu tidak ingin memberitahu Nuo'er? Selama ini dia tidak tahu apa pun. Jika dia mengetahui ini, dia pasti akan melakukan segala hal untuk mengatasi situasi yang sulit."
"Tidak." Ye Lan menggelengkan kepala, "Aku tahu bagaimana sikap Nuo'er. Jika dia mengetahui ini, dia akan sangat sedih sehingga dia juga ingin mati bersamaku. Itulah sebabnya aku merahasiakan ini selama bertahun-tahun. Bahkan jika dia berhasil mengatasi situasi yang sulit, itu akan menjadi serangan psikologis pada tubuhnya dan sama sekali tidak akan menguntungkan kultivasinya. Jadi, tak peduli apapun yang terjadi, kalian tidak boleh membiarkan Nuo'er mengetahui ini."
Ye bersaudara menatap satu sama lain, sejenak tidak yakin mau berkata apa.
Ayah mereka memang hebat dalam banyak hal tetapi sikapnya sangat keras.
"Oh, iya. Ada apa kalian berdua menemuiku?" Ye Lan bertanya sambil berdiri dengan perlahan. Wajah tuanya sangat pucat seolah-olah bertambah tua sepuluh tahun dalam sedetik.
Ye Xingtian menghela nafas, "Prajurit yang menjaga pintu masuk kota mengatakan bahwa seseorang telah menghancurkan batu di gerbang kota."
"Hah?"
Mata Ye Lan bersinar dan suaranya tergesa-gesa, "Siapa? Siapa yang telah berhasil menghancurkan batu tersebut? Hahaha, ini sangat bagus. Ada yang mampu menghancurkan batu yang dengan susah payah aku peroleh dari makam. Hahaha!"
Akhirnya, Ye Lan tertawa terbahak-bahak dan wajahnya yang tua sangat bahagia.
Setelah mendengar ini, Ye Xingtian tidak bisa berkata-kata.
Ayah mungkin senang karena seseorang telah berhasil menghancurkan batu tersebut, tetapi dia tak perlu menyebutkan bahwa dialah yang telah susah payah mengambil batu itu dari makam. Kalau tidak, jika ada orang yang tidak tahu dan tak sengaja mendengar ini, mereka yang memiliki kesan baik terhadap pria tua ini akan menjadi marah padanya..
"Apa itu benar, kak?" Ye Xinglin juga tidak bisa menahan kebahagiaannya, "Seseorang telah berhasil menghancurkan batu itu?"
Batu tersebut memang sangat berharga dan semua orang tahu apa artinya ketika ada orang yang mampu menghancurkannya.
"Hahaha, Keluarga Ye selamat. Keluarga Ye selamat! Akhirnya aku bisa mati dengan damai, hahaha!"
Ye Lan menjadi menggila. Bagaimanapun, tak ada yang akan bahagia seperti ini ketika sudah menjelang kematian.
"Ayah, apa yang kamu bicarakan?" Ye Xingtian bingung, "Keluarga Ye selamat? Apa maksudmu?"
"Hehe, aku belum memberitahu kalian atau pun orang lain," Wajah Ye Lan merona dengan senang. Dia tertawa, "Makam yang aku masuki sebelumnya adalah makam seorang Martial Saint!"