Nangong Yue (2)
Nangong Yue (2)
"Nona, apa kamu yakin ingin menolak tawaran dariku? Jujur saja, tak ada yang berani membantahku bahkan sejak aku masih kecil. Apa kamu yakin kamu tidak ingin menjadi pengawalku? Jika kamu masih bersedia setelah sepuluh tahun, aku bisa membayarmu sepuluh ribu keping emas setiap tahun. Apa kamu akan menolak ini juga?"
Nangong Yue tidak bisa percaya wanita yang jelas tampak berasal dari keluarga miskin ini. Sepuluh ribu keping emas, kebanyakan orang akan memberikan hidup mereka untuk uang sebanyak itu namun, dia menolaknya…
Wanita ini sungguh bertingkah agung dan mulia!
"Aku tidak tertarik."
Gu Ruoyun tidak peduli untuk mengangkat kepalanya saat suara dinginnya yang jernih terdengar keras, "Kalau begitu, aku ingin kamu minggir dengan cepat!"
"Kamu…" Nangong Yue bergetar dengan amarah. Dia bertanya lagi, "Akan ku beri kamu kesempatan terakhir, apa kamu setuju atau tidak? Jika kamu menolak, aku akan membawamu ke istana gubernur."
"Minggir!"
Suaranya jernih dan ringan tetapi Nangong Yue bisa merasakan sebuah tinju yang menghantam dadanya. Kemudian dia memuntahkan seteguk darah dan terjatuh dari kudanya.
"Nona Besar!"
Para pengawal di belakang Nangong Yue menjadi pucat dan dengan cepat mengangkatnya berdiri. Kemudian mereka berbalik pada Gu Ruoyun dan berkata, "Kamu telah melukai Nona dari keluarga kami. Sudah jelas, kamu cari mati. Ayo bunuh wanita ini dan bantu Nona Besar melampiaskan amarahnya!"
Seorang pengawal tetap menyokong Nangong Yue saat yang lainnya menyerbu ke arah Gu Ruoyun.
Wush, wush, wush!
Mata pisau angin yang begitu banyak perlahan muncul di depan Gu Ruoyun. Serangan tersebut menembus langit dan terbang menuju orang-orang yang menyerbu Gu Ruoyun. Pada saat itu, darah memancar dimana-mana, melumuri tanah menjadi merah. Semua pengawal memegang leher mereka yang sekarang berdarah tanpa henti. Tangisan sedih mereka mengguncang tanah.
Nangong Yue tercengang dan tubuhnya sedikit gemetar. Saat Gu Ruoyun berjalan di sebelahnya, Nangong Yue bahkan tidak berani menghentikannya…
Setelah jeda yang panjang, saat Gu Ruoyun sudah menghilang. Akhirnya pemimpin pengawal itu tersadar dan bergegas ke samping Nangong Yue.
"Nona Besar."
"Lepaskan aku!"
Nangong Yue mendorong si pemimpin kesamping dan bangkit, "Dasar sampah yang tidak berguna, kamu bahkan tak bisa mengalahkan seorang wanita. Memelihara kalian hanyalah membuang-buang makanan. Aku akan memberitahu ayah mengenai ini. Biar ayah yang mengutus pengawal untuk mengatasi wanita itu!"
Kemudian, dia melompat ke kuda dan menarik cambuk dengan keras, menuju ke istana gubernur Kota Gunung Tenteram dengan kecepatan tinggi.
Pada saat ini, di kediaman resmi gubernur, gubernur yang baru saja kembali dari pelelangan Kota Batu Hitam sedang duduk di ruang belajar dan membaca surat. Sosok yang tak asing muncul di ruangan dan bergegas ke arahnya.
"Ayah, seseorang memukul putrimu, kamu harus membalasnya!"
"Apa?"
Gubernur Kota Gunung Tenteram tercengang. Dia langsung menjatuhkan surat di tangannya dan dengan cepat berdiri. Dia bertanya dengan penasaran, "Yue'er, siapa yang berani memukulmu?"
"Dia adalah wanita yang memakai jubah hijau." Nangong Yue menggertakkan gigi dengan keras. Setiap kali dia memikirkan tentang wajah murni, tulus dan tenang itu, dia akan memiliki keinginan untuk mencabik-cabiknya, "Wanita itu berumur sekitar dua puluh tahun dan tingkahnya sangat palsu. Dia tampak dingin dan tenang setiap waktu, dan bertingkah mulia dan agung."