Intimidasi (3)
Intimidasi (3)
"Ini… apa yang baru saja terjadi?"
"Siapa atau apa itu? Mungkinkah ada kultivator lain yang menempati Makam Penguasa Tertinggi ini?"
Seorang kultivator yang mampu membuat si besar Tianfa takut… jika kultivator itu ingin mengklaim khazana untuk dirinya sendiri, kami tak akan punya kesempatan.
Kerumunan menggigil saat memikirkan ini.
"Rajaku, kalau aku boleh tanya, ada urusan apa anda berada disini?" Tanya Yeh Luo sambil melihat kesana kemari. Dia membungkukkan kepala dan menggabungkan kepalan tangannya penuh hormat.
Hanya kesunyian yang menjawab pertanyaannya!
Begitu sepi sehingga orang bisa mendengar nafas orang di sebelah mereka…
"Rajaku, terimakasih atas bantuanmu tetapi bisakah beritahu namamu?"
Yeh Luo terus bertanya.
Akan tetapi, pada saat itu, hanya ada kesunyian yang mencekam. Yang bisa mereka dengan hanyalah suara nafas mereka sendiri.
Orang misterius itu tampaknya telah menghilang setelah mengucapkan bagiannya. Seolah-olah datang kesini tanpa sengaja.
Kecuali, sekarang mereka berada jauh di dalam reruntuhan… bagaimana mungkin dia hanya lewat begitu saja?
"Tampaknya Raja ini hanya datang secara tidak sengaja." Kata Mei Xue setelah jeda yang panjang, "Jika memang begitu, mari kita lanjutkan perjalanan. Ku pikir Tianfa tak akan menghentikan kita sekarang."
"Tunggu!"
Ketika Mei Xei bicara, Yeh Luo langsung berteriak dan melotot dingin pada Gu Ruoyun, "Raja itu muncul untuk menyelamatkan penduduk Kota Batu Hitam. Aku yakin dia menyukai Kota Batu Hitam. Wanita ini bukanlah bagian dari Kota Batu Hitam jadi dia tak boleh ikut dengan kita!"
Mendengar ini, si Tianfa yang gemetar mengangkat kepala dan menatap Yeh Luo sebelum menurunkan kepalanya lagi tanpa berkata apa-apa.
Raja itu tidak menampakkan dirinya mungkin karena dia tak ingin siapapun tahu keberadaannya.
Akan tetapi…
Orang-orang ini jelas menantang wanita ini! Aku mungkin takut terhadap kekuatan Raja itu tetapi bukan berarti aku tidak akan membalas mereka!
Karena itu, untuk sementara Tianfa memutuskan untuk melepaskan manusia lancang ini dan membuat masalah pada wanita ini! Lagipula, itu kesalahannya karena menggunakan pria itu untuk mengintimidasi Tianfa! Dia sudah terbangun dan tidak keberatan tinggal dalam reruntuhan ini. Ada banyak kesempatan bagi Tianfa untuk memenuhi perutnya nanti…
Mata Tianfa kesana kemari sebelum tersenyum licik. Kemudian dia buru-buru menghilangkan senyumnya karena takut Zixie akan merasakan niat buruknya dan terus gemetar ketakutan.
"Pemimpin, Komando Kedua, bukankah kalian setuju?"
Yeh Luo menoleh ke arah orang terpelajar dan pria dengan kumis samping, saat bicara dia tersenyum menyanjung.
"Ayo."
Gu Ruoyun tak repot-repot untuk melihat mereka dan berbalik ke pintu yang dijaga Tianfa. Ini sungguh membuat Yeh Luo marah, sehingga wajahnya menjadi suram. Akhirnya, dia mendengus dingin dan mengikuti dari belakang.
Di pintu besar, jalannya bercabang dua. Yang satu bertuliskan 'Pintu Kehidupan' dan yang satunya bertuliskan 'Pintu Menuju Kematian'.
"Nona Gu, jalan yang mana yang harus kita ambil?"
Tuan Murong menatap Gu Ruoyun dan bertanya penuh hormat.
Gu Ruoyun berhenti dengan ragu dan menatap kedua pintu itu. Dia tak tahu mengapa tetapi Pintu Kehidupan tampak memancarkan aura kekuatan yang samar.
"Kita akan melewati Pintu Kehidupan."
"Baiklah."
Tuan Murong tidak melewatkan satu detikpun dan menghormati keputusan Gu Ruoyun.
Kemudian, sebelum yang lainnya membuat keputusan yang jelas, Keluarga Murong sudah berjalan melewati Pintu Kehidupan.
"Sekelompok orang bodoh!"
Yeh Luo mencibir dan menyatakan dengan cemooh, "Tujuan dari perjalanan kita ke makam ini adalah untuk mengambil resiko namun beberapa orang tampaknya hanya tertarik menyelamatkan diri mereka sendiri! Semua orang tahu bahwa dalam mencari kekayaan dan kehormatan, semakin berbahaya tempat itu, maka semakin banyak harta yang ada! Mereka memberi kita pilihan antara Pintu Kehidupan dan Pintu Menuju Kematian. Orang yang telah merancang makam ini pasti tahu bahwa sebagian besar orang akan memilih Pintu Kehidupan. Karena itu, Pintu Kehidupan hanyalah mengandung bahaya yang sesungguhnya! Aku sungguh tidak tahu apakah dia benar-benar bodoh karena telah membuat pilihan yang nekat seperti itu."