Tianfa, Sang Raksasa (4)
Tianfa, Sang Raksasa (4)
Sekali lagi Tianfa meraung dengan marah saat memikirkan ini dan suaranya menggema melalui reruntuhan. Semua orang tampak sangat ketakutan saat mereka melebarkan mata.
"Murong Lin, ini semua salahmu! Jika kamu memberikan wanita itu pada Raja Tianfa lebih cepat, Raja Tianfa tak akan menjadi sangat marah! Membawa bahaya pada pasukan Kota Batu Hitam hanya demi orang luar… apa kamu manusia?!"
Seorang pria, menjadi gila karena ketakutan, berteriak-teriak pada Tuan Murong.
Baginya, kemarahan Raja Tianfa pada mereka karena keraguan pria tua itu!
Sekarang ekspresi Tuan Murong sangat buruk. Mata tajamnya menyapu seluruh wajah kerumunan tapi dia tak punya waktu untuk berbicara dengan kelompok itu. Dia mengarahkan tatapan waspadanya ke arah Tianfa sang raksasa.
"Tianfa memang kuat dan kita bukanlah tandingannya! Tetapi jika kita bekerja sama, kita mungkin punya peluang untuk bertahan hidup!"
"Peluang untuk bertahan hidup? Haha, pria tua Murong, kamu pasti bercanda!" Seorang pria tua berbicara dengan menggertakkan gigi. Matanya sangat merah. Siapapun yang tak tahu situasinya akan berpikir bahwa Tuan Murong telah telah menyerbu kuburan leluhurnya dan merenggut menantu perempuannya.
Seberapa banyak kebencian yang dirasakan seseorang untuk melihat lawannya dengan mata seperti itu?
"Bahkan untuk seorang Martial Supreme, Tianfa sang raksasa adalah hewan yang sulit untuk ditangani. Kamu berani menyatakan kita akan memiliki peluang untuk bertahan hidup? Kita tak bisa melarikan diri dibawah ancamannya! Kita bahkan tak punya kesempatan untuk membalas dendam di bawah pelecehan kejamnya. Jika bukan karena keengganan Keluarga Murong untuk berkorban, kita tak akan membuat Tianfa marah!"
"Benar, Murong Lin, ini tidak akan pernah terjadi jika bukan karena keraguan Keluarga Murong memberikan wanita itu lebih cepat."
Para anggota kerumunan menimpali satu sama lain dan menyalahkan segalanya pada anggota Keluarga Murong.
Ekspresi Tuan Murong menjadi semakin buruk setiap detiknya. Dia mengepalkan tinjunya dengan erat sampai bergetar. Jika Tianfa tidak memperhatikan mereka seperti harimau yang melihat mangsanya, Tuan Murong sudah memukul mereka semua sekarang!
Dari awal Tianfa tidak melakukan pergerakan. Matanya yang menakutkan menatap manusia kecil dengan tertarik seolah-olah sedang menyaksikan sekelompok badut yang melompat.
Manusia selalu seperti ini!
Mereka tidak akan pernah ragu menjual kebaikan mereka demi bertahan hidup!
Kebanyakan, aku sangat suka melihat kejadian seperti ini! Terutama karena mereka bertengkar atas hal-hal sepele sementara berada di luar pintu kematian.
Menarik, ini benar-benar menarik!
Tertidur panjang selama bertahun-tahun, sudah begitu lama sejak aku merasakan adrenalin dengan menyiksa manusia seperti ini!
"Bagaimana dengan ini, akan kuberikan kalian satu kesempatan untuk bertahan hidup!"
Suara Tianfa bagaikan gemuruh dan ucapannya bagaikan petir yang sampai di telinga mereka. Pada saat ini, wajah putus asa yang sedih sekarang berubah menjadi wajah yang penuh harapan lagi.
Bagi mereka, tak ada yang lebih penting dari bertahan hidup.
"Diantara kalian, hanya sepuluh orang yang diizinkan meninggalkan tempat ini!" Tianfa mengangkat kepala dengan angkuh dan berbicara dengan suara yang keras, "Jadi, aku ingin kalian semua mulai bertarung. Hanya sepuluh orang terakhir yang akan diizinkan keluar dari tempat ini!"
Manusia. Egois, bodoh, rakus, pecundang dan takut mati…
Sekarang sisi buruk kemanusiaan terbentang di hadapannya. Tak satupun dari mereka yang mau menyerahkan nyawa mereka sendiri! Mereka hanya akan berjuang dan saling membunuh demi tetap hidup!!
"Ayo bunuh para bajingan dari Keluarga Murong lebih dulu! Mereka bertanggung jawab atas situasi ini. Saat kita membunuh mereka, kita akan memiliki peluang bertahan hidup yang lebih baik!"
Tak ada yang tahu darimana suara itu berasal tapi seketika, kebanyakan anggota dari kerumunan mulai mengelilingi Keluarga Murong.
Senyum jahat muncul di wajah Yeh Luo saat melihat ini. Dia menatap raut wajah buruk Tuan Murong dengan tidak puas.