Istri Liar Kaisar Jahat

Makam Penguasa Tertinggi (8)



Makam Penguasa Tertinggi (8)

"Pria tua sial, tanyakan hatimu. Apa putra sialmu mendengarkan saran Pengawal Gu? Aku rasa dia mungkin berpikir Pengawal Gu menginginkan bagian hartanya."     

Tentu saja, ucapan Ye Nuo menggambarkan pikiran Yeh Ling dengan sempurna.     

Saat Gu Ruoyun mencoba memperingatkan Yeh Ling, yang dia pikirkan hanyalah Gu Ruoyun tak ingin dia mendapatkan khazana lebih dulu.     

Bagaimana mungkin Yeh Ling akan mengalah? Khazana dari Makam Penguasa Tertinggi adalah miliknya!     

Tak ada yang diizinkan untuk mengambilnya!     

Hei Bao mengerutkan kening dan menatap wajah merah Yeh Luo tapi tidak mengatakan apapun.     

Mo Liyou masih tersenyum dan terlihat seolah tidak terhubung dengan dunia. Seakan-akan kesulitan terbesar sama sekali bukan masalahnya.     

Hanya Mei Xue yang menatap Gu Ruoyun dan matanya dipenuhi ketertarikan.     

Gadis ini mampu membedakan kantung Qi yang berisi bahan peledak, tampaknya keberhasilannya dalam bidang pengobatan pasti sangat mengesankan! Bahkan aku tidak bisa membedakannya dengan tepat waktu!     

Menarik, sangat menarik!     

Aku penasaran bagaimana Keluarga Murong berhasil menemukan murid seperti dirinya.     

"Dasar bocah, kamu juga cari mati!!!"     

Yeh Luo sekarang sangat marah sampai tubuhnya memancarkan api. Dia baru saja akan bergerak menyerang, saat suara yang halus terdengar, dia menghentikan langkahnya.     

"Cukup!"     

Orang terpelajar itu menutup kipasnya dan menyipitkan matanya sedikit pada Gu Ruoyun. Sinar yang tak terdeteksi melintas di mata lembutnya, "Memang, Yeh Ling yang harus disalahkan atas kematiannya sendiri. Tetapi Nona Besar, kamu mempunyai mata iblis. Kamu akan membawa bencana."     

Gu Ruoyun tersenyum tenang, "Kamu orang terpelajar atau penipu? Membaca nasib orang lain?"     

"Aku hanya sekedar mengingatkanmu, Nona Besar." Orang terpelajar itu tersenyum. Sulit untuk dibayangkan orang terpelajar dan berbudi seperti itu adalah pemimpin dari Perampok Taring Serigala, "Sebagai nona muda, lebih baik jangan lupakan untuk selalu bersikap ramah! Kamu bisa menyelamatkan Yeh Ling namun kamu sama sekali tidak melakukannya!"     

Tiba-tiba, Gu Ruoyun tersenyum dan menatap tampilan orang terpelajar yang berbudi itu sambil mengangkat kening, "Menyelamatkannya? Mengapa aku harus menyelamatkannya? Jika aku tak bisa mempertahankan diriku demi menyelamatkan dirinya, siapa yang akan menyelamatkanku? Mari kesampingkan perselisihanku dengan Keluarga Yeh. Bahkan jika aku tidak menetangnya, aku tak akan menyelamatkan orang yang tidak berpengaruh padaku! Dan lagi, kamu, sebagai pemimpin Perampok Taring Serigala, yang tangannya ternodai oleh darah banyak orang, apa kamu punya hak mengingatkanku untuk melakukan kebaikan?"     

Jujur saja, jika aku berusaha menyelamatkan Yeh Ling, aku yakin aku bisa keluar hidup-hidup.     

Tetapi apa dasar dari semua ini?     

Atas dasar apa aku harus membahayakan hidupku untuk Yeh Ling?     

Seperti yang aku katakan, lupakan mengenai kami berdua yang bermusuhan, aku tak akan pernah menampakkan kartu truf milikku hanya demi pejalan kaki yang tak berdosa.     

Negeri Terbuang jauh lebih berbahaya daripada Daratan Utama Roh Barat dan Daratan Utama Puncak Timur. Disini, semua orang memiliki darah di tangannya. Nangong Si, sebagai pemimpin Perampok Taring Serigala, adalah orang yang lebih dikenal mengenai ini. Karena itu, lupakan mengenai Gu Ruoyun, bahkan pasukan dari Kota Batu Hitam tidak bisa mengerti mengapa Nangong Si melontarkan pernyataan yang tak tahu malu seperti itu.     

Kebaikan?     

Di tempat seperti ini, dimana hanya yang kuat yang dihormati, kebaikan adalah racun mematikan!     

"Nona Besar, ku pikir lebih baik memberikan sedikit saran padamu - jangan menghancurkan jalan orang lain. Ada beberapa batasan yang semestinya tidak dilewati."     

Orang terpelajar itu melirik Gu Ruoyun untuk terakhir kalinya sebelum memimpin Perampok Taring Serigala kedalam reruntuhan.     

Yeh Luo mengepalkan tinjunya saat dia mengarahkan tatapan jahatnya pada wajah cantik dan mulus itu. Dia berbicara melalui gigi yang gemeretak, "Gadis sial, suatu hari nanti kamu akan membayar atas segala yang telah kamu perbuat!". Kemudian dia berbalik dan mengikuti Perampok Taring Serigala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.