Sebuah Ancaman (3)
Sebuah Ancaman (3)
"Lu Shaochen, jangan pikir aku tak tahu temanmu yang ada di dalam. Wanita itu bertanggung jawab karena mencoba membunuh Tuan Murong. Cepat minggir! Jika terjadi sesuatu pada Keluarga Murong, akankah kamu bertanggung jawab?"
Tetua Er menjadi semakin gelisah dan mengeluarkan semua energi dari tubuhnya. Tujuan utamanya sekarang adalah menyingkirkan Lu Shaochen secepat mungkin agar dia bisa menyelamatkan Tuan Tua.
"Berhenti!"
Tiba-tiba, terdengar suara merdu yang sejernih bel dari luar gedung. Tetua Er tertegun dan berbalik ke arah Murong Rou'er yang sedang menuju tempat kejadian. Namun, begitu dia melihat gadis muda di belakangnya, ekspresinya menjadi suram.
"Murong Yan, bagaimana kamu masih bisa menampakkan wajahmu di sini? Apa kamu tak merasa malu? Apa kamu hanya akan puas saat kamu sudah menyebabkan kematian untuk kakekmu sendiri? Kamu membiarkan orang asing memasuki kamar kakekmu. Jika dia ternyata adalah orang jahat, kamu akan menjadi penjahat keluarga Murong!"
"Tetua Er," Murong Rou'er tersenyum lembut dan menaikkan bibirnya sambil bicara, "Memang, Murong Yan tak akan puas sampai kakek mati! Baru saja, dia datang ke kamarku dan mengatakan bahwa penderitaan kakek bukan disebabkan oleh penyakit, dia telah diracuni!"
Diracuni?
Semua orang langsung terkejut. Beberapa dari mereka menatap Murong Yan dengan terkejut.
Bahkan Lu Shaochen mengerutkan kening dan menatap Adik Junior dengan bingung.
"Apa maksudnya ini?" Mata Tetua Er semakin berkilat-kilat.
Seseorang dalam Keluarga Murong berani meracuni Tuan! Keberanian itu! Mereka tak akan diampuni!
Jika aku menemukan orang itu, aku tak akan pernah berhenti sampai mereka mati!
"Orang yang bertanggung jawab atas itu…" Murong Rou'er berhenti sebelum menoleh ke arah gadis berpakaian merah muda di sampingnya dengan secercah sinar di matanya, "Adalah Murong Yan!"
BAM!
Seluruh orang disana berdiri tanpa bergerak seolah-olah mereka baru disambar petir.
Murong Yan ingin membunuh Tuan Murong? Kenapa?
Lupakan tentang orang lain, bahkan Tetua Er tak dapat mempercayai telinganya.
Murong Yan adalah orang bodoh, itu kenyataan. Benar bahwa aku tak menyukainya tapi ketika Murong Yan dituduh karena bertanggung jawab atas mencelakai Tuan Murong, aku tak bisa mempercayainya bahkan dalam sepuluh tahun!
Bukan karena hal lain akan tetapi kenyataan bahwa Tuan Murong sangat baik pada orang bodoh ini! Tak peduli betapa kami mendukung Murong Rou'er, Tuan akan tetap memberikan warisan pada Murang Yan.
Jika memang begitu, alasan apa yang dia miliki untuk mencelakai Tuan Murong?
"Nona Sulung, apa itu benar?" Tetua Er bertanya penuh ragu, menatap orang dibelakang Murong Rou'er.
"Kakek kedua, Yan'er-lah yang mengakui semuanya padaku. Dia juga merampas Segel Tuan dari kakek! Dan untuk dua temannya, mereka bersekongkol dengannya. Kejahatan mereka sangat tak bisa dimaafkan!"
Saat dia selesai mengatakannya, Murong Rou'er berbalik ke arah Murong Yan dan berkata dengan nada yang dipenuhi kebencian dan sedikit kecemburuan, "Murong Yan, sejak kecil kakek selalu menyayangimu. Kenapa kamu ingin menyakitinya? Aku benar-benar tak percaya kamu akan melakukan hal seperti itu. Kakek selalu mengabaikan dan memperlakukanku dengan ketidakpedulian yang begitu dingin. Meski begitu, aku tak pernah memiliki keinginan untuk menyakitinya, tak seperti kamu! Dia adalah satu-satunya kerabat yang ku miliki di dunia ini! Mengapa kamu sangat kejam dengan mencoba membunuh satu-satunya keluarga yang ku punya?"
"Murong Rou'er, tutup mulutmu!"
Menyadari tatapan keraguan disekitarnya, Lu Shaochen semakin gelisah, "Yan'er, katakan sesuatu! Ada apa denganmu? Katakan sesuatu, ku mohon. Apakah Murong Rou'er mengancammu dengan sesuatu? Katakan padaku, aku tak akan membiarkan bahaya datang padamu."