Seorang Teman Lama (1)
Seorang Teman Lama (1)
Mo Shangfei tersenyum kecut saat memandang mata Putri Kecil yang bersinar.
Selama bertahun-tahun, Keluarga Xia bersedia membawanya masuk dan dia sangat berterima kasih akan hal itu. Bagaimanapun, musuh yang bertanggung jawab karena memusnahkan Keluarga Mo masih buron. Jika orang tersebut mengetahui Keluarga Xia membawanya, anggota Keluarga Mo yang selamat dibawah perlindungan mereka, juga akan membawa bencana bagi Keluarga Xia.
Meskipun begitu, Keluarga Xia mengabaikan bahaya dan menjaganya disisi mereka.
Tidak masalah jika posisinya di Keluarga Xia hanyalah sebagai pengawal Xia Chuxue! Selain itu, Keluarga Xia sudah memprovokasi musuh kuat demi dirinya jadi mengapa mereka harus menghasut orang lain? Karena itu, jauh di lubuk hati Mo Shangfei, dia tahu bahwa tidak ada gunanya meminta bantuan Keluarga Xia.
"Mo Shangfei, kamu sudah menjerat dirimu dengan Putri Kecil. Kamu tidak akan selamat!"
Gelombang sinar dingin melesat melalui mata Qi Haoran. Dengan gelombang kuat dari kipasnya, sinar cepat dan ganas yang banyak tiba-tiba menembus melalui langit sebelum menembak menuju dada Mo Shangfei.
"Kakak Mo, awas!"
Wajah Putri Kecil langsung menjadi pucat. Dalam sekejap, dia melemparkan tubuhnya di depan Mo Shangfei dan matanya dipenuhi kegigihan.
Sejak hari dimana Putri Kecil berjanji pada Kakak Mo, dia sudah menjadi orang yang paling penting bagi Putri Kecil di dunia ini. Dia akan bersedia memberikan nyawanya untuk melindungi Kakak Mo dari bahaya.
Akan tetapi, saat itu Mo Shangfei memeluk Putri Kecil dengan erat sebelum dengan cepat berbalik dan menampakkan punggungnya pada sinar keperakan itu. Dia melindungi wanita muda dalam pelukannya; matanya dipenuhi keyakinan dan cinta yang dalam.
BUM!
Tiba-tiba, hembusan angin kuat bergegas masuk dari samping dan sinar keperakkan itu dibelokkan, sebagai gantinya menyerang balik menuju Qi Haoran.
Ekspresi Qi Haoran sangat berubah. Dia buru-buru bersembunyi dibalik pohon tua dan sinar keperakan itu juga bergegas ke arahnya. Pohon yang awalnya kokoh tiba-tiba roboh ke tanah dengan awan debu.
"Uhuk, uhuk."
Qi Haoran terbatuk kering sambil matanya melotot secara mengancam pada wanita yang memakai jubah hijau yang berdiri di belakang Mo Shangfei. Dia menggertakkan gigi, "Siapa kamu? Apa kamu mencoba ikut campur?"
Wanita yang memakai jubah hijau dengan tenang mengangkat alisnya dan menatap dingin pada wajah pucat Qi Haoran. Suaranya yang jernih dan tenang bagaikan angin, perlahan menggema di seluruh pegunungan yang dipenuhi debu.
"Kamu telah menghancurkan ramuan-ramuan obatku jadi bagaimana kamu berencana mengganti rugi?"
"Kamu…" Qi Haoran melotot padanya, "Kapan aku menghancurkan ramuan-ramuan obatmu? Kamu hanya mencoba memerasku. Dengan itu, berapa banyak uang yang kamu inginkan? Berikan harga padaku dan enyahlah setelah aku memberimu uang!"
BAM!
Mata wanita itu berkedip dan badai bangkit dari bawah kakinya. Gelombang energi berputar menuju Qi Haoran dan menghempaskannya. Badai itu melemparkannya sebelum membantingnya ke tanah dengan keras.
"Gadis sialan, jika kamu tidak mau melakukannya dengan cara yang mudah, maka kita akan melakukannya dengan cara yang sulit. Apa kamu tahu siapa aku?" Qi Haoran bangkit dan menyeka darah dari sudut bibirnya. Matanya bersinar dengan keganasan, "Menantangku tidak akan berakhir baik untukmu!"
Gu Ruoyun menatapnya dengan tenang. Kemudian dia berjalan dua langkah ke depan.
Saat Qi Haoran melihat Gu Ruoyun mendekat, dia mulai merasa sangat ketakutan. Dia sepenuhnya melupakan keberanian dan ucapan besarnya saat dia berbalik dan berlari menjauh, sangat jauh!
Gu Ruoyun sedikit terkejut kemudian dia mengusap hidungnya secara putus asa dan berbalik pada dua orang di belakangnya.