Istri Liar Kaisar Jahat

Pria Berpakaian Merah (5)



Pria Berpakaian Merah (5)

"Raja Besar!"     

Wajah Bai Yin langsung berubah tepat ketika pria berpakaian merah berbicara. Dia melotot dengan kejam pada Gu Ruoyun kemudian kembali menatap pria berpakaian merah.     

"Asal-usul wanita ini masih belum kita ketahui. Siapa yang tahu dari kelompok mana dia berasal? Tolong, Raja Besar, aku mohon padamu untuk memikirkan ini dengan hati-hati agar kita tidak mengundang bencana pada kelompok kita!"     

"Aku sudah membuat keputusan." Pria berpakaian merah melambaikan tangannya dan berkata, "Asalkan gadis kecil ini bersedia, mulai sekarang dia akan menjadi putri angkatku dan menjadi Nona dari Wilayah Teratai Merah! Tak ada yang diizinkan memperlakukan gadis kecil ini dengan tidak sopan!"     

Saat ini, Bai Yin terlihat seolah-olah baru saja menelan seekor lalat. Ekspresinya merupakan pemandangan yang buruk untuk dilihat. Dia mengepalkan tinjunya dengan erat dan melihat Gu Ruoyun dengan tatapan memperingatkan.     

Gu Ruoyun tidak menanggapinya, tak ada yang tahu apa yang bersemayam di balik tatapannya yang dingin dan jernih.     

Setelah jeda yang panjang, dia mendongak dan menoleh pada wajah tampan pria itu sebelum perlahan menjawab, "Aku menerimanya."     

"Hahaha!"     

Pria berpakaian merah tertawa terbahak-bahak. Tawanya sangat keras sehingga menghancurkan keheningan malam.     

"Hebat, ini sungguh hebat! Gadis kecil, mulai sekarang kamu adalah putriku. Jika ada yang berani menyentuhmu, sebut saja namaku. Selama ada aku, kamu bisa pergi kemanapun yang kamu inginkan!"     

Yu'er, gadis kecil ini sungguh mirip dengan dirimu. Tolong maafkan aku karena telah membuatnya menjadi putriku dengan keinginanku sendiri tapi setiap kali aku memandang gadis ini, aku tak bisa menahan memikirkan putri kita…     

Mungkin karena putri kita berada di daratan utama yang berbeda dengan kita sehingga Surga merasa kasihan karena aku sangat merindukan putri kita jadi Surga menempatkan gadis kecil ini di hadapanku.     

Bai Yin mengepalkan tinjunya dengan erat. Matanya yang dari awal telah waspada, sekarang memperlihatkan kemarahan. Dia terlihat seolah-olah Gu Ruoyun baru saja merampas barang miliknya sendiri…     

Selama bertahun-tahun, bawahannya telah memperhatikan perasaan mendalam yang Raja Besar miliki untuk Nyonya.     

Bai Yin sendiri tahu dia tidak akan pernah berada diantara Raja Besar dan Nyonya tidak juga menyimpan harapan untuk menjadi istrinya. Bagi Bai Yin, selama dia bisa berada disamping Raja Besar, itu sudah cukup.     

Akan tetapi, walaupun dia telah menemani Raja Besar selama hampir dua puluh tahun, dia tidak pernah mendapat senyuman dari Raja Besar.     

Bagaimana mungkin wanita yang baru saja Raja Besar temui, bisa membuat Dewa Kematian Berwajah Kejam, Raja Besar Hong Lian, tertawa dengan bahagia?     

Apa yang dia miliki tidak aku miliki?     

Apakah hanya karena dia terlihat sangat mirip Nyonya? Bahkan jika dia mirip dengan Nyonya, mereka bukanlah orang yang sama!     

Kecemburuan menggerogoti hati Bai Yin bagaikan ulat. Dia menghela nafas dalam-dalam dan perlahan menekan semburan api dalam hatinya.     

Dari awal, Gu Ruoyun tak pernah melirik Bai Yin.     

Sebelumnya Gu Ruoyun setuju untuk pergi bukan karena dia takut pada Bai Yin, dia hanya tak ingin menyusahkan orang lain. Sekarang, dia memilih untuk tinggal bukan untuk alasan lain tapi karena perasaan sayang dan dekat yang dia terima dari pria itu.     

Bagi Gu Ruoyun, yang tak pernah menerima kasih sayang seorang ayah sejak lahir, ini adalah perasaan yang membahagiakan!     

"Raja Besar…" Bai Yin menggigit bibir, "Jalan di depan sangat berbahaya. Jika kita membawa gadis ini, dia mungkin akan menyulitkan kita, jadi…"     

Pria berpakaian merah menatap Bai Yin tanpa emosi.     

Tatapannya bagaikan pedang tajam yang menghentikan segala hal yang akan Bai Yin katakan. Wajahnya seketika menjadi pucat.     

Bai Yin sudah lupa bahwa ketika Raja Besar telah memutuskan, dia tidak suka siapapun yang ikut campur!     

"Bai Yin, kamu sudah melewati batas."     

Pria itu berbicara dengan tenang saat sinar dingin melintas di matanya yang angkuh dan tegar, "Karena kenyataan kamu telah mengabdi padaku selama dua puluh tahun, aku akan memberimu satu kesempatan. Dan tidak akan ada kesempatan lain! Jika kamu mengabaikan perintahku lagi, kamu akan kembali ke Wilayah dan menerima hukuman!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.