Istri Liar Kaisar Jahat

Pria Berpakaian Merah (2)



Pria Berpakaian Merah (2)

Wei Yiyi tersenyum.     

Dulu, Wei Yiyi mengikuti Gu Ruoyun demi membalaskan dendamnya dan juga untuk mengambil Medicine Order dari tangan Rong Xin.     

Tapi sekarang, Wei Yiyi merasa bahwa bertarung bersama Gu Ruoyun merupakan hal yang selama ini dia inginkan.     

"Jaga dirimu."     

Dia menggabungkan kepalan tangan dan membungkuk sebelum berbalik tanpa bicara dan perlahan menghilang dari pandangan.     

...     

Daratan Utama Puncak Timur.     

Tanah di dekat perbatasan ditutupi dengan lapisan salju putih yang terang.     

Saat ini, sebuah tim sedang berjalan dengan susah payah melalui tanah yang tertutupi salju saat tiba-tiba terdengar suara yang mengagetkan, menggema melalui tanah yang sepi.     

"Raja Besar, ada seseorang disini."     

Orang yang dipanggil Raja Besar adalah seorang pria tampan yang memakai jubah merah. Dia memiliki fitur wajah yang jelas dan matanya sangat tajam. Rambut hitam pekatnya bagaikan api hitam yang menari bersama angin dingin. Dia mengangkat sebelah alis setelah mendengar laporan dari bawahannya dan keluar dari kerumunan untuk menemui wanita muda yang terbaring di tanah.     

Akan tetapi, ketika dia memandang wajah wanita muda itu, pria yang memakai jubah merah merasa seolah-olah perutnya baru saja dipukul dengan keras, membuat dia mengerutkan keningnya yang angkuh. Dalam sekejap, ekspresinya membeku bagaikan es.     

"Yu'er?"     

Nafasnya tersengal. Setelah jeda yang panjang, perlahan-lahan dia menenangkan detak jantungnya dan tersenyum kecut.     

Dia terlihat seperti Yu'er, dia sangat mirip!     

Gadis kecil ini tampak sangat mirip Yu'er saat masih muda.     

"Raja Besar."     

Orang di belakangnya menggabungkan kepalan tangan dan membungkuk sebelum bertanya dengan hormat, "Haruskah kita melanjutkan perjalanan?"     

Pria berpakaian merah mengangguk sebelum menambahkan, "Bawa gadis kecil ini bersama kita. Dia pingsan sendirian disini. Akan sulit baginya untuk bertahan jika tak ada yang menyelamatkan dirinya."     

Mendengar ini, kelompok di belakang pria berpakaian merah tak bisa apa-apa selain saling manatap. Raja Besar mereka selalu dikenal sebagai Dewa Kematian berwajah kejam. Mengapa dia akan menunjukan belas kasih pada orang asing?     

Khususnya, dia bahkan tidak akan repot-repot untuk menatap orang yang tidak dikenal.     

Tentu saja, pria berpakaian merah tahu apa yang dipikirkan kelompoknya tapi dia tidak memberi mereka penjelasan. Matanya memandang wajah pucat wanita itu saat rasa rindu melintas di matanya.     

Yu'er, jika putri kita masih bersama kita saat ini, dia mungkin berumur sekitar usia gadis muda ini…     

...     

Gu Ruoyun bisa mengingat dia memasuki portal dari Daratan Utama Roh Barat ke Daratan Utama Puncak Timur. Namun, dia tak menyangka akan menghadapi badai portal saat melintasinya. Pada akhirnya, dia kehilangan kesadaran.     

Tempat apa ini?     

Gu Ruoyun merasakan guncangan dan membuka matanya. Matanya dipenuhi kebingungan saat dia merasakan guncangan yang goyah.     

"Xiao Zixie, apa yang terjadi? Dimana aku?"     

Saat Gu Ruoyun berbicara, terdengar suara kekanak-kanakan Zixie menggema dari kedalaman jiwanya, "Kamu kehilangan kesadaran setelah menjumpai badai di portal. Aku baru saja akan keluar dan membawamu tapi sekelompok orang tiba-tiba muncul jadi aku tak menampakkan diriku. Mereka adalah orang-orang yang telah menyelamatkanmu."     

Tepat ketika Xiao Zixie menyelesaikan penjelasannya, kereta itu langsung berguncang dan berhenti.     

"Kamu sudah bangun?"     

Tirai kereta ditarik ke samping dan seorang wanita berpakaian putih melangkah keluar dari kereta. Dia menatap Gu Ruoyun sinis, "Jika kamu sudah bangun, sudah saatnya kamu pergi."     

Gu Ruoyun bisa merasakan kedinginan dari sikap wanita itu tapi dia tidak berkomentar. Dia mengangguk pelan, "Tidak perlu khawatir, aku tidak berencana tetap ada disini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.