Istri Liar Kaisar Jahat

Kebencian Rong Xin (3)



Kebencian Rong Xin (3)

"Oh, baiklah!"     

Pemuda manis dan mulus itu segera tersadar dan dengan hati-hati melepaskan pakaian Raja istana. Seketika, lebam yang banyak di kulitnya terlihat di depan mata semua orang, memancarkan aroma yang sangat busuk.     

Hati pemuda itu mulai menjadi sedih. Pandangannya menjadi kabur dengan air mata, "Ayah, semuanya salahku. Aku yang menyebabkan ayah menderita."     

Pria di tempat tidur itu seperti mendengar suara cemas dari pemuda itu. Alis dan bola matanya bergerak tetapi dia tidak membuka matanya. Kesedihan tertulis di seluruh wajahnya.     

Tak perlu dikatakan bahwa pria ini lumayan indah, terutama dua otot di dadanya. Wei Yiyi merasa sangat tergoda untuk menyentuh dada pria itu tapi tentu saja, dengan begitu banyak orang yang ada disini, Wei Yiyi tak bisa mengganggu pria sakit yang indah itu.     

"Saat kamu selesai, kamu boleh pergi."     

Setelah pemuda itu melepaskan pakaian Raja Istana, Wei Yiyi terbatuk canggung dan berseru.     

"Baik."     

Mendengar ini, pemuda itu dengan patuh berjalan ke samping Tetua Jiu. Mata cerahnya yang penuh air mata mengamati pria di tempat tidur dengan cemas.     

Di bawah pandangan mata mereka, Wei Yiyi menarik tas kain dari lengan bajunya. Dia membukanya dan mengambil sebuah jarum perak. Kemudian dengan lembut dia menusukkan jarum perak tersebut ke dalam tubuh Raja Istana. Terdengar erangan tertahan sebelum aliran aura gelap mulai mengalir dari jarum perak menuju area pusar Raja Istana.     

Satu jarum perak tidaklah cukup. Karena itu, Wei Yiyi memakai semua jarum perak di dalam tasnya. Seketika, seluruh tubuh Raja Istana ditutupi dengan jarum perak dan aura hitam yang begitu banyak berputar di sekitar tubuhnya. Segera setelah itu, lebam kecil di tubuhnya menghilang. Berbeda dengan lebam disekitar perut bawahnya yang mulai membesar.     

Tiba-tiba…     

Wei Yiyi mengeluarkan pisau belati dan tanpa aba-aba, memotong bagian perut Raja Istana, putaran darah hitam mulai terpancar keluar dari luka tersebut, membawa bau yang sangat busuk.     

"Apa yang kamu lakukan?"     

Wajah Tetua Da menjadi pucat karena terkejut saat dia bergegas maju untuk menahan Wei Yiyi. Dia sungguh tak menyangka Wei Yiyi akan memiliki keberanian untuk membunuh Raja Istana di depan semua orang.     

"Kakek Da, berhenti!"     

Pemuda yang mulus itu berteriak saat menyadari Tetua Da sedang menyerbu ke arah Wei Yiyi. Seruan anak itu menyebabkan tubuh orang tua itu berhenti. Dia membalas dengan marah, "Tuan Muda, apa kamu tak melihat dia sedang mencoba membunuh Raja Istana?"     

"Kakek Da, biarkan dia menjelaskan."     

Pemuda itu mengerutkan kening dan menjawab dengan kesal.     

"Hmm!" Tetua Da mendengus dingin saat niat membunuh terpancar dari seluruh tubuhnya. Kekuatannya sebagai Martial Honor mengikuti gelombang itu dan menyebar ke udara, "Gadis sialan, apa yang akan kamu katakan untuk membela dirimu? Kamu telah membunuh Raja Istana dan kami semua melihatnya dengan mata kami sendiri!"     

BUM!     

Wajah Wei Yiyi menjadi pucat di bawah tekanan kekuatan Tetua Da. Namun, Tetua Da hanya mengarahkan auranya pada wanita menawan di depannya, jadi yang lainnya tidak terkena dampak dari kekuatan Tetua Da.     

Tepat ketika Wei Yiyi akan kehilangan pertahanannya, sebuah tangan terulur dari samping dan memegang pundaknya dengan erat.     

Saat ini, Wei Yiyi menjadi tenang dan dipenuhi keringat dingin di punggungnya.     

Gu Ruoyun meletakkan satu tangan di pundak Wei Yiyi kemudian mengangkat tatapan dingin dan jernihnya pada Tetua Da. Pada saat yang sama, gelombang tekanan lain yang sekuat kekuatan Tetua Da, menyerang Tetua Da dan menyambar auranya dengan seketika.     

Tetua Da terhuyung ke belakang dan menatap wajah tenang dan anggun itu dengan terkejut. Kekagetan yang dalam muncul dari lubuk hatinya.     

Seorang Martial Honor!     

Gadis ini adalah seorang Martial Honor!     

Tentu saja, pertarungan ini hanya terjadi antara mereka berdua. Bahkan seorang Martial Honor baru, Tetua Jiu, tak mengerti mengapa Tetua Da tiba-tiba terhuyung ke belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.