Kekuatan Kota Pertama (4)
Kekuatan Kota Pertama (4)
Apa dia bilang dia sendiri yang telah menghancurkan Alam Abadi?
Dan dia melakukannya tanpa sengaja?
Raja Besar Hong Lian menghela nafas dalam-dalam untuk mencegah dirinya terkejut sampai menjadi bodoh oleh pernyataan Gu Ruoyun.
Kemudian setelah jeda yang panjang dia tertawa terbahak-bahak.
Tawanya memenuhi kedai minuman dan membuat para tamu di ruangan lain melompat ketakutan dan langsung berlari keluar dari ruangan mereka.
"Aku tak pernah menyangka Alam Abadi yang mendominasi dan sangat sombong akan bertemu dengan hari seperti itu, hahaha!"
Raja Besar Hong Lian sedang dalam suasana hati yang sangat baik, atau, bisa dikatakan, suasana hati yang luar biasa baik!
Gadis kecil ini memang putri kecilnya yang berharga, bahkan gaya eksekusinya sangat mirip dengan Raja Besar Hong Lian!
"Yun'er, ini sangat bagus! Aku tidak pernah menyukai Alam Abadi dan tak pernah membayangkan mereka akan berakhir hancur oleh putriku sendiri!" Wajah Raja Besar Hong Lian dipenuhi kebahagiaan. Tatapan senangnya tertuju pada Gu Ruoyun sambil berkata, "Jika ibumu tahu tentang ini, dia akan sangat bangga."
Gu Ruoyun memandang ekspresi senang pria itu dan tak bisa berkata-kata.
Dia benar-benar bangga atas kenyataan putrinya telah secara pribadi menghancurkan banyak nyawa?
Mungkin hanya pria gila seperti Raja Besar Hong Lian yang akan mengatakan hal seperti ini.
"Oh, iya. Yun'er, kali ini, kamu akan kembali denganku ke Wilayah Teratai Merah." Tentu saja Raja Besar Hong Lian tidak peduli dengan apa yang dipikirkan Gu Ruoyun. Bagaimanapun, dia sangat senang dengan tindakan Gu Ruoyun.
"Tidak." Gu Ruoyun menggelengkan kepala saat kerutan yang dalam muncul di jarak antara keningnya, "Jika aku kembali dengan ayah ke Wilayah Teratai Merah, pertumbuhan kekuatanku mungkin akan melambat. Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan Negeri Angin Melayang dan belajar melalui pengalaman dalam perjalananku."
Raja Besar Hong Lian tertegun dan mengerutkan kening, "Sekarang kamu sudah menarik perhatian Kota Pertama, aku tidak bisa tenang denganmu berpesiar keliling dunia."
"Ayah, selama bertahun-tahun, apa musuh yang aku tantang hanya sedikit? Pertama Sekte Weapon Refining, lalu Alam Abadi. Setiap pasukan besar saat itu sangat kuat bagiku, begitu kuat sehingga mereka bisa menghancurkanku sampai mati setiap saat. Namun akhirnya, aku selalu menang."
Gu Ruoyun tersenyum.
Dia mengatakan kenyataan. Dulu, dia sangat lemah jadi Sekte Weapon Refining dan Alam Abadi bagaikan juggernaut yang sangat tangguh baginya, sepenuhnya diluar jangkauan. Namun, pada akhirnya, bukanlah dia orang yang mati!
Mereka yang mati, para juggernaut yang sangat tangguh itu!
Tanpa bahaya, bagaimana Gu Ruoyun bisa berkembang?
Dengan peningkatan kekuatan, musuh-musuh yang akan dia temui akan terus tumbuh kuat. Jika tidak, tingkat kekuatannya akan tetap kurang.
Gu Ruoyun tidak takut akan bahaya!
Ketakutan satu-satunya adalah kekurangan kekuatan!
Raja Besar Hong Lian tertawa getir dan menghela nafas putus asa, "Yun'er, aku sungguh ingin kamu pulang denganku. Namun, jika kamu sudah membuat keputusan, aku tidak akan menghentikanmu. Kamu sudah dewasa sekarang dan kamu punya pendapatmu sendiri. Aku sangat bangga padamu."
"Ayah."
Gu Ruoyun melangkah kedepan dan memeluk Raja Besar Hong Lian dengan erat. Dia membenamkan kepalanya ke dada ayahnya saat bibirnya melengkung menjadi senyuman.
"Aku tahu ayah sangat ingin menemukan ibu. Namun, aku tidak bisa berusaha keras demi ayah. Aku juga harus tumbuh secepat yang aku bisa agar kita bisa menyatukan keluarga kita segera. Jangan khawatir, aku punya garis hidup yang sangat kuat. Memang ada yang ingin membunuhku tapi pada akhirnya, orang-orang itu yang malah akan mati!"
"Baiklah."
Raja Besar Hong Lian menghela nafas, "Peganglah token ini, berhadapan dengan token ini sama halnya berhadapan denganku! Kamu bisa memerintahkan siapapun dari Wilayah Teratai Merah! Tambahan, token ini juga dapat digunakan untuk satu hal lagi, token ini bisa melindungi dirimu dari tiga kali serangan musuh tak peduli serangan jenis apa itu."
Gu Ruoyun memegang token Raja Besar Hong Lian dengan erat saat merasakan gelombang kehangatan di seluruh hatinya.
Apa begini rasanya memiliki kasih sayang dari seorang ayah?
Di kehidupan masa lalunya, dia tak pernah merasakan kasih sayang dari ayahnya dan sekarang dia mengerti bagaimana rasanya memiliki seorang ayah!