Para Utusan Dari Kota Pertama (8)
Para Utusan Dari Kota Pertama (8)
Raja Besar Hong Lian dengan lembut mengangkat keningnya yang tajam. Mata kejamnya tersenyum, "Aku baru saja bertemu dengan putriku jadi aku tak ingin melawan Kota Pertama pada saat-saat seperti itu… namun aku tidak menyangka akan tiba sedikit terlambat setelah dirimu."
Raja Besar Hong Lian merasa sedikit kesal karena telah didahului oleh Qianbei Ye untuk memukul para bajingan yang ingin mengambil putrinya, membuatnya tidak bisa membunuh orang-orang itu!
"Namun, aku tidak akan perhitungan denganmu atas masalah ini karena kesetiaanmu pada putriku."
Meski mengatakan kata-kata itu, setiap kali Raja Besar Hong Lian mengingat interaksi mesra putrinya dan pemuda ini, dia akan merasakan sakit di perutnya. Dia sudah tidak bertemu putrinya selama bertahun-tahun tapi pada akhirnya, setelah berhasil bertemu putrinya dengan susah payah, gadis kecilnya hanya memandang anak ini.
Qianbei Ye berbalik perlahan. Tatapannya tertuju pada wajah tampan namun kejam Raja Besar Hong Lian dan sebuah senyuman melintas di mata merah tuanya, "Ayah mertua yang terhormat, kamu tidak perlu bertindak. Menantumu bisa membantu mengurus masalah ini."
Ayah mertua yang terhormat?
Raja Besar Hong Lian menatap Qianbei Ye dan menjawab kesal. "Mungkin aku tidak perhitungan padamu atas kejadian mengenai gambar putriku, tapi sebagai menantuku, selain kuat, kamu harus sangat mengabdi pada putriku. Selanjutnya, dia harus menjadi satu-satunya orang yang akan bersamamu selama sisa hidupmu. Kamu bisa melakukannya?"
Jujur saja, Raja Besar Hong Lian sangat puas dengan tingkat kekuatan Qianbei Ye. Setidaknya, jika Raja Besar Hong Lian tidak ada, pria ini dapat memastikan keselamatan putrinya.
"Dalam kehidupan ini, aku hanya membutuhkan dirinya. Selain dia, aku tidak akan memiliki wanita lain!"
Kami akan bersama seumur hidup!
Ini adalah janji yang Qianbei Ye buat pada Gu Ruoyun. Selain itu, dengan adanya Gu Ruoyun dalam kehidupan Qianbei Ye, wanita mana yang punya kesempatan untuk menahan pandangan Qianbei Ye?
Raja Besar Hong Lian mengangguk puas. Dia merasa sedikit tidak senang ketika memikirkan betapa sulit bagi dirinya untuk bertemu putrinya dan sekarang, putrinya akan diambil oleh pria lain.
"Aku tahu putriku sudah menerima dirimu. Selama itu membuatnya bahagia, aku tidak keberatan. Namun, jika kamu ingin aku sepenuhnya menerima dirimu, aku masih harus mengawasi dirimu."
Selain itu, dia sudah memutuskan agar putrinya tetap tinggal di sampingnya selama beberapa tahun pertama untuk mengamati bagaimana perilaku anak ini. Dia tidak akan membiarkan anak ini memiliki putrinya dengan mudah.
Qianbei Ye tersenyum dengan riang dan secercah sinar melintas di matanya.
"Ayah mertua yang terhormat, aku dan Yun'er sudah tidur bersama. Mungkinkah kamu ingin Yun'er mengabaikan tanggung jawabnya terhadap diriku?"
Mereka memang telah tidur bersama tapi tidak ada hal lain yang terjadi.
"Apa?" Raja Besar Hong Lian menjadi sangat marah, "Dasar bocah sialan, kamu berani menganiaya putriku yang berharga! Biar kukatakan padamu, jika kamu ingin menikahi putriku, aku tidak akan mengatakan tidak, tapi kamu harus mengalahkanku lebih dulu!"
BUM!
Tepat ketika dia berbicara, sosok Raja Besar Hong Lian muncul di depan Qianbei Ye dan api amarah yang sangat besar berubah menjadi energi saat diarahkan ke dada Qianbei Ye dengan satu serangan.
Qianbei Ye mengulurkan tangan dan menangkap serangan Raja Besar Hong Lian. Aura kedua pria itu meledak ke atas langit dan lautan api di hutan itu terus berderak dan membara. Mereka bagaikan dua sinar hebat saat mereka saling menerjang di langit…
...
Di kedai minuman, Gu Ruoyun duduk di kursi. Dia menuangkan secangkir teh dan menaikkan sebelah alis, "Xiao Zixie, Xiao Ye dan ayah bilang mereka punya urusan lain dan pergi sebentar, apa kamu tahu apa yang mereka bicarakan?"
Xiao Zixie mengangkat bahu saat sinar aneh melintas di mata ungunya.
"Jika tebakanku benar, mereka pasti sedang pergi untuk membunuh orang-orang dari Kota Pertama."
Mendengar ini, ekspresi Gu Ruoyun perlahan menjadi suram. Kemudian dia menghela nafas setelah jeda panjang dan wajahnya dipenuhi senyum sedih, "Mungkin aku telah menerobos dengan kecepatan yang konsisten tetapi musuhku juga menjadi semakin kuat. Kecuali kalau aku berhasil mencapai puncak dunia, aku tidak akan pernah bisa melindungi keselamatan keluargaku. Pada akhirnya, aku masih perlu bergantung pada mereka untuk melindungiku."
Kekuatan!
Sekarang, kekuatan yang aku miliki tidaklah cukup!
Kini masalah di sekitar Keluarga Xia telah selesai, sudah saatnya aku meninggalkan Negeri Angin Melayang…