Reruntuhan, Harta Peninggalan (20)
Reruntuhan, Harta Peninggalan (20)
"Menurut pendapatku, bergabung dengan sebuah kelompok akan menyebabkan diriku dibatasi! Karena itu, aku tak akan pernah menyetujui permintaanmu."
Selain itu, tidak ada gunanya menyerahkan kebebasannya untuk mengabdikan pelayanan pada satu Lembah Angin saja.
"Jika memang begitu, Nona Gu, aku harap kamu tidak melupakan keputusanmu hari ini."
Mata Tetua Bai menjadi suram dan suaranya tak lagi membawa nada yang ramah. Sebaliknya, kini dipenuhi aura dingin.
"Jika tak ada hal lain lagi, aku akan pergi sekarang."
Gu Ruoyun menatap Tetua Bai sambil berbicara dengan nada acuh tak acuh.
"Silahkan."
Tetua Bai mendengus sebelum menutup mata dan tidak mengatakan apapun. Gu Ruoyun tidak menunda lagi ketika langsung berbalik dan berjalan keluar dari ruang penginapan. Dia tidak repot-repot untuk menoleh pada Tetua Bai.
Niat membunuh melintas di mata Tetua Bai saat memandang sosok kepergian Gu Ruoyun. Dia mengepalkan tangan diatas meja dengan erat.
"Gu Ruoyun, aku sudah memberimu satu kesempatan lagi. Karena kamu tidak menghargainya, jangan salahkan Lembah Angin karena tidak mempunyai belas kasih!"
Waktu malam.
Dibawah sinar bulan.
Gu Ruoyun duduk di tempat tidur dengan mata tertutup dalam meditasi di sebuah ruang penginapan. Energi spiritual yang samar berputar di sekelilingnya dan meresap ke dalam tubuh saat dia menghirup dan menghembuskan napas.
Kemudian, dia merasakan pergerakan aneh yang mendadak. Keningnya berkerut dan dia perlahan membuka mata.
"Aku tak menyangka akan ada orang yang menyebabkan masalah padaku tepat pada saat aku melangkahkan kaki di Kota Angin. Namun, aku ingin tahu siapa mereka?"
Wush, wush, wush!
Tiba-tiba, sosok yang begitu banyak menyambar melalui jendela dan memasuki ruangan serta berdiri didepan Gu Ruoyun.
Gu Ruoyun menatap para tamu tak diundang di hadapannya dan tersenyum acuh tak acuh. "Haruskan aku tebak siapa kalian? Hanya Lembah Angin yang mengetahui kedatanganku di Kota Angin. Jika tebakanku benar, kalian pasti para pembunuh yang diutus Feng Xiaoxiao! Aku tak bermaksud menjadi musuh bebuyutan Lembah Angin namun kalian tidak akan melepasku."
Dari saat tetua Bai meminta untuk bertemu dengannya, dia sudah tahu bahwa Lembah Angin pasti akan bergerak melawan dirinya.
Dia tak menduga mereka akan bergerak begitu cepat!
Itu benar! Sebelumnya, dia menolak untuk membantu Feng Yuqing karena tidak ingin berselisih besar dengan Lembah Angin.
Akan tetapi, bukan berarti dia membuat keputusan itu karena takut pada Lembah Angin. Sebaliknya, dia yakin dia tak perlu menyebabkan masalah untuk dirinya sendiri demi orang yang baru saja dia temui!
"Hmm!"
Pemimpin muda dari kelompok itu mendengus dingin dan tidak menjawab pertanyaan Gu Ruoyun. Malahan, dia langsung menyerang.
BUM!
Sebuah tinju mendarat dan seluruh tempat tidur hancur berkeping-keping. Gu Ruoyun bangkit ke langit dan bergerak mengancam ke arah kelompok dengan tatapan dingin di matanya.
"Kamu mengutus sekelompok pembunuh dalam jenjang istimewa untuk berurusan dengan seorang Martial Saint tahap awal seperti diriku! Lembah Angin benar-benar melebih-lebihkan diriku."
Tetua Bai telah mengikuti perintah Feng Xiaoxiao dengan tepat. Jika dia ingin bergerak melawan Gu Ruoyun, dia harus membunuhnya dalam satu serangan. Kalau tidak, itu akan menyebabkan masalah tanpa akhir. Kali ini, dia telah mengeluarkan senjata besar! Peringkat terendah di antara para pembunuh yang dikirim untuk melakukan tugas ini berada pada tahap awal dari jenjang istimewa!
Oleh sebab itu, Gu Ruoyun hanya bisa menghela nafas dengan sedih. Dia tidak begitu berteman dengan Feng Xiaoxiao tetapi dia hanya bisa mengagumi wanita ini.
Wanita ini bukanlah jenis orang yang sangat sombong atau semena-mena. Sebaliknya, dia berhati-hati dalam segala hal yang dia lakukan. Feng Xiaoxiao tahu bahwa jika dia tidak membunuh Gu Ruoyun kali ini, dia tidak akan pernah bisa mengendalikannya di masa depan nanti! Itulah sebabnya pembunuh yang dia kirim semuanya adalah kultivator pada jenjang istimewa, termasuk yang sudah pada tahap akhir dari jenjang istimewa.