Istri Liar Kaisar Jahat

Reruntuhan, Harta Peninggalan (10)



Reruntuhan, Harta Peninggalan (10)

Setelah pertarungan terakhir, suasana dalam reruntuhan menjadi hening. Dan untuk mereka yang mati di bawah cengkeraman hewan roh, tak ada yang begitu memperdulikan mereka dan menginjak-injak jasad mereka saat meneruskan perjalanan mereka.     

Tiba-tiba, ketika mereka mencapai pertengahan lorong yang panjang dalam reruntuhan, semua orang merasakan aura yang sangat kuat. Namun, hewan roh kuat yang bersembunyi itu tidak menyerang mereka. Sebagai gantinya, mereka mulai memeriksa tubuh mereka seolah berusaha menemukan sesuatu.     

Ketika pencarian mereka tidak membuahkan hasil, hewan roh menarik aura mereka dan membiarkan para kultivator melintasi lorong panjang tersebut.     

Semua orang menghela nafas lega. Untungnya mereka mendengarkan saran Tetua Yun dan meninggalkan khazana itu.Jika tidak, hewan roh yang bersembunyi itu pastinya akan menyerang mereka lagi!     

"Aku tak pernah menduga manusia akan datang kesini lagi setelah bertahun-tahun."     

Tiba-tiba, sebuah suara kuno menghela nafas dan menggema ke seluruh reruntuhan yang sepi, menjalari hati semua orang.     

Semua orang dengan cepat menarik senjata mereka sambil menatap waspada ke sekeliling. Mereka berusaha yang terbaik untuk mencari tahu sumber suara itu.     

Akan tetapi, tak peduli betapa keras mereka mencari, mereka tak bisa menemukan sumber suara tersebut.     

"Tak perlu melihat ke sekeliling, aku hanyalah sisa-sisa memori jadi kalian tak akan bisa menemukanku."     

Suara itu terdengar lagi dan sangat samar bagaikan kabut atau awan yang tidak berwujud. "Namun, hanya ada satu harta peninggalan dan aku tak bisa menjamin tubuh semua orang bisa cocok dengan harta peninggalan ini. Satu hal yang pasti, hanya salah-satu dari kalian yang bisa memiliki harta ini! Apa kalian semua sudah memutuskan orang yang akan menerima harta peninggalan ini?"     

Mata Tetua Mei menajam dan secercah cahaya melintas di matanya. "Tetua Yun, berikan harta peninggalan ini padaku. Ketika kita kembali ke Sekte Pesona, aku akan memberikan senjata spiritual milikku padamu."     

Tetua Yun mengangguk setuju. Selama harta peninggalan itu jatuh di tangan Sekte Pesona, tak masalah siapa yang memilikinya!     

"Sekarang kita hanya perlu mengatasi yang lainnya!" Tetua Mei tertawa dingin. Kemudian matanya beralih pada kerumunan dan wajah serakahnya dapat dilihat semua orang. "Harta peninggalan itu akan menjadi milik Sekte Pesona. Jika kalian bersedia menyerah, kami mungkin akan melepaskan nyawa kalian!"     

Menyerah?     

Lelucon macam apa itu.     

Mereka sudah melewati banyak kesulitan dan menderita cedera parah untuk sampai ketitik ini, bagaimana mereka bersedia pulang dengan menanggung malu sekarang?     

Mereka harus mendapatkan harta peninggalan ini sekalipun mereka harus bertarung sampai mati!     

"Kupikir kita harus membunuh anggota Lembah Angin terlebih dulu. Meski mereka tidak memiliki banyak kekuatan, mereka masih memiliki dua Martial Saint tahap awal dalam keadaan istimewa. Bagaimana jika mereka mendapatkan manfaat dari perselisihan ini sementara kedua pihak menderita. Aku khawatir keuntungan itu tidak akan menebus kerugian kita."     

Seorang kultivator dari rombongan itu berbicara dan membawa persetujuan umum pada rombongan itu.     

Sangat jelas bahwa mereka marah terhadap Gu Ruoyun jadi mereka pastinya ingin menyingkirkan dirinya terlebih dulu pada saat-saat seperti ini.     

Tak masalah jika pria berjubah hitam membela Gu Ruoyun. Dalam keadaan ini, siapa yang tidak akan berjuang untuk harta peninggalan? Pria berjubah hitam pasti kesini untuk harta peninggalan juga. Karena itu, seharusnya kali ini dia tidak menyerang demi Gu Ruoyun!     

"Pergilah ke neraka!"     

BAM!     

Tepat ketika kultivator tersebut berbicara, suara rendah dan kejam berseru di telinganya. Kultivator itu terkejut, tak bisa memahami ketika si pria berjubah hitam muncul di sebelahnya.     

Dia kebingungan ketika sebuah tangan meraih dadanya, membuat tubuhnya gemetar. Matanya dipenuhi keterkejutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.