Reruntuhan, Harta Peninggalan (5)
Reruntuhan, Harta Peninggalan (5)
Dan untuk terbang di udara…
Itu mustahil!
Mungkin pemilik reruntuhan ini ingin mencegah para kultivator terbang di udara jadi dia meletakkan senjata galtrop air di setiap papan jembatan. Jika ada yang mencoba untuk terbang, mereka akan memar parah karena paku dari galtrop air itu!
Karenanya, kerumunan tak punya pilihan selain melewati setiap papan jembatan dengan perlahan!
Gu Ruoyun berani melangkahinya karena dia yakin bisa melarikan diri dari naga-naga itu.
"Argh!"
Kemudian, sebuah tangan terulur dari samping dan seseorang, yang lengah, jatuh dari jembatan.
Naga-naga hitam, yang sedang berbaring menunggu makanan khayalan mereka, dengan cepat membuka mulut berdarah dan menangkap orang tersebut. Sebelum pria itu bisa berteriak meminta bantuan, naga hitam sudah menelannya hidup-hidup.
"Apa yang kamu lakukan?"
Setelah jiwa yang malang itu ditelan oleh naga hitam, temannya menoleh pada Tetua Mei yang merupakan orang yang telah mendorong jiwa malang tersebut. Dia berteriak geram dan matanya menyemburkan bola api.
"Kalian semua bisa melihatnya, jembatan itu tak bisa lagi menanggung beban yang berat. Jika kita lebih sedikit, mungkin kita masih bisa punya peluang melintas dengan selamat. " Tetua Mei mencibir. "Seharusnya kamu tidak menyalahkanku, tindakanku membawa harapan pada kalian. Setiap orang mengutamakan kepentingan sendiri dan iblis akan mengambil siapa yang tertinggal! Selama kita bisa melintasi jembatan ini, apa yang salah dengan mengorbankan satu atau dua orang?"
Meski ekspresi geram di mata teman dari pria malang itu, dia tidak mengatakan apa-apa.
Tetua Mei benar. Setiap orang mengutamakan kepentingan sendiri dan iblis akan mengambil siapa yang tertinggal!
Manusia selalu menjadi makhluk yang egois. Apa salahnya mengorbankan satu atau dua orang demi bertahan hidup?
"Kupikir masih ada beban lebih disini jadi kita harus mengorbankan beberapa orang untuk menyelamatkan diri kita sendiri."
Sambil berbicara, tatapannya beralih pada Gu Ruoyun dan yang lainnya.
Gu Ruoyun mengangkat kening dan menatap tepat ke dalam mata Tetua Mei. Tatapannya yang tak tergoyangkan tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.
"Tuan Feng, walau kita sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, kamu benar-benar menggali kuburanmu sendiri dengan mendatangi reruntuhan dengan kekuatan pada tingkat seperti itu. Silahkan bawa bawahanmu dan wanita itu, kalian harus melompat sebelum aku bertindak!"
Mata Feng Yuqing menjadi suram. "Apa kamu tidak takut menerima pembalasan atas tindakan ini?"
"Hahaha!" Tetua Mei tertawa terbahak-bahak. "Kini Feng Xiaoxiao adalah Tuan Muda Lembah Angin dan akan segera mengambil posisi tertinggi, apa kamu pikir Lembah Angin akan membalaskan dendam untukmu?"
Selain itu, Sekte Pesona sudah lama bersekutu dengan Feng Xiaoxiao! Persahabatan antara Sekte Pesona dan Lembah Angin murni karena Feng Xiaoxiao.
Jika Feng Xiaoxiao mengetahui bahwa Tetua Mei membunuh Feng Yuqing, dia mungkin akan merasa sangat bersemangat!
"Tuan, awas!"
Feng Yi dan Feng Wu cepat-cepat menarik Feng Yuqing ke belakang mereka sambil melotot geram pada Tetua Mei. "Tetua Mei, kamu sudah melampaui batas. Tuan kami adalah keturunan langsung dari Lembah Angin namun kamu memperlakukannya seperti itu! Kami akan memberitahu Raja Lembah tentang hal ini saat kami meninggalkan tempat ini! Tunggu saja!"
"Meninggalkan tempat ini?" Tetua Mei menyeringai. "Apa kalian pikir punya kesempatan? Kalian akan mati disini hari ini! Seharusnya kalian merasa bangga karena diberi kesempatan untuk mengorbankan diri untuk kami."
Gu Ruoyun menyilangkan tangan dan menatap Tetua Mei dengan senyum yang dipaksakan. Matanya dipenuhi ejekan.
Ketika Tetua Mei menyadari senyum penuh ejekan di wajah Gu Ruoyun, dia langsung menjadi sangat marah. Lalu berkata dingin, "Kamu akan segera mati jadi mengapa kamu tersenyum? Nona, seharusnya kamu memikirkan akibat dari keserakahanmu akan pengaruh dari orang lain. Terutama karena orang yang kamu jilat adalah Tuan Muda Kedua yang tak berguna dari Lembah Angin!"