Murka Raja Hewan (3)
Murka Raja Hewan (3)
Meskipun demikian, ucapannya hampir membuat pemilik kedai itu menangis.
Dia mengeluh bahwa satu keping emas itu mahal jadi aku menolak menerima uangnya namun dia tetap tidak senang? Apa yang dia inginkan dariku?
"Aku tak ingin uangmu, sebagai gantinya aku akan membayarmu tiga keping emas. Bagaimana? Tolong cepat pergi dan jangan pernah kembali lagi," Kata si pemilik kedai sambil tersedu-sedu. Jika si gemuk ini terus menyebabkan keributan, pemilik kedai itu akan berlutut dan memanggil si gemuk sebagai ayahnya.
Apa dia itu penindas?
Sekelompok orang yang banyak mulai berkumpul di sekitar mereka. Walau mereka menatap si pemilik kedai dengan kasihan, tak ada seorangpun dari mereka yang mengatakan apapun ketika melihat sejumlah lemak yang begitu banyak di tubuh si gemuk. Mereka sangat takut memprovokasi si gemuk sialan itu.
"Sepuluh keping emas."
Si gemuk menunjukkan sepuluh jari dan menggerakkannya di depan pemilik kedai sambil mengejek dingin.
"Tentu, tentu, tentu. Aku akan memberimu sepuluh keping emas. Leluhur tua, aku mohon padamu untuk meninggalkanku."
Si pemilik kedai tak lagi peduli dengan hal lain. Yang dia inginkan hanyalah mengusir si gemuk ini.
Si gemuk mengambil sapu tangan berwarna merah-muda yang baru dibelinya dengan satu tangan dan sepuluh keping emas dari pemilik kedai dengan tangan yang lainnya sebelum berbalik dengan puas. Dia baru saja akan pergi ketika melihat kilatan jubah hijau di luar kerumunan.
Kemudian matanya menyala bagaikan bola lampu.
Gu Ruoyun baru saja akan pergi ketika tanpa sengaja, si gemuk yang seberat lebih dari seratus kilogram mulai menuju dengan gila ke arahnya tepat ketika dia berbalik. Si gemuk itu melambaikan sapu tangan merah-muda barunya sambil berlari pada Gu Ruoyun.
"Raja Gu, Raja Gu, akhirnya aku menemukanmu!"
Wush, wush, wush!
Pada saat itu, semua mata tertuju pada Gu Ruoyun. Tatapan-tatapan kosong kerumunan dipenuhi keterkejutan.
Tak seorangpun yang menyangka nona yang cantik, mulus dan tenang ini berteman dengan si gemuk tukang peras sialan ini!
Terutama karena si gemuk sialan itu melambaikan sapu tangan pada nona itu bagaikan seorang wanita dari tempat pelacuran yang berusaha menghidupkan pelanggan. Pemandangan itu sangat meresahkan!
Ekspresi Gu Ruoyun berubah drastis. Sudah terlambat untuk kabur sekarang karena si gemuk sialan yang masih melambaikan sapu tangan merah-muda itu sudah hampir tepat di depannya. Wajah gemuknya tersenyum lebar. Ekspresi itu persis seperti pelacur yang berusaha mendapatkan klien.
"Raja Gu, aku akan menjadi gila karena mencarimu. Bahkan para hewan roh di Hutan Nemesis mencarimu. Akan tetapi, semua kabar mengenai dirimu tampak seperti sudah terputus jadi aku harus mencarimu sendiri!"
Lagipula, Raja itu sudah bergegas menuju Daerah Blok Utara. Dia bahkan memerintahkan mereka untuk menemukan lokasi Gu Ruoyun yang tepat dan melapor padanya sebelum dia sampai!
Karena itu, si gemuk tak punya pilihan lain selain memerintahkan semua hewan roh untuk melakukan pencarian demi menemukan Gu Ruoyun.
Ekspresi Gu Ruoyun menjadi normal lagi ketika menatap wajah menjilat si gemuk sebelum perlahan mengatakan, "Aku tak mengenalmu."
Gu Ruoyun tak punya hubungan dengan Raja Hewan jadi tentu saja dia tak perlu memperlakukannya dengan hormat.
Akan tetapi…
Apa yang tak bisa Gu Ruoyun mengerti adalah kenyataan bahwa semua hewan roh di Hutan Nemesis dikerahkan untuk mencari dirinya! Mungkinkah telah terjadi sesuatu di Hutan Nemesis?
"Raja Gu, apa kamu tak mengingatku?" Raja Hewan terlihat sangat menyedihkan, sangat mirip seorang istri yang kesal di dalam ruangan. "Ini adalah hadiah pertemuan yang aku bawa untukmu. Aku tak hanya telah menghabiskan banyak uang untuk sapu tangan itu, aku bahkan sudah menghabiskan banyak waktu. Aku harap kamu tak menghindariku, Raja Gu."