Istri Liar Kaisar Jahat

Kepulangan Zixie (4)



Kepulangan Zixie (4)

Seluruh wajah Gu Ruoyun penuh keheranan, kilatan jubah merah muncul dalam gambar itu.     

Kilatan jubah merah yang sangat akrab dan membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Namun, tepat ketika Gu Ruoyun ingin terus menyaksikan adegan itu, tiba-tiba gambar itu lenyap…     

Seluruh gua sekarang hening seperti sebelumnya.     

Gu Ruoyun terdiam ketika matanya memindai seluruh gua sebelum mendarat pada kompor di tengah gua.     

"Jadi Sembilan Kaisar terlahir disini. Tak heran dia mengarahkanku ke tempat ini. Akan tetapi, aku sangat penasaran siapa orang yang mampu menciptakan khazana seperti Senjata Ilahi ini."     

Hal yang paling menarik bagi Gu Ruoyun adalah kilatan jubah merah yang memasuki gambar di akhir adegan. Sayangnya, gambar tersebut menghilang terlalu cepat baginya untuk mengenali siapa orang berjubah merah yang memasuki gua itu.     

"Zixie, tampaknya bagian bawah lubang lahar ini adalah tempat kelahiran Sembilan Kaisar. Tidak ada hal lain disini. Ayo, saatnya meninggalkan tempat ini." Gu Ruoyun perlahan melengkungkan sudut bibir ketika niat membunuh melintas di matanya.     

"Sekarang kita akan menuju Kota Utama. Aku tidak akan membiarkan siapapun menggunakan nama Wilayah Teratai Merah untuk memperdaya orang lain."     

Zixie tersenyum. "Kita bisa meninggalkan tempat ini melalui gua. Gadis kecil, ada alasan dibalik Sembilan Kaisar yang mengakuimu sebagai pemiliknya."     

Alasan?     

Gu Ruoyun terkejut. Mungkinkah wanita yang menempa Sembilan Kaisar adalah orang yang terhubung denganku?     

Ataukah kami berhubungan darah? Itulah sebabnya Sembilan Kaisar memilihku?     

Gu Ruoyun tak bisa menahan tawanya saat memikirkan itu. Kemudian dia menggelengkan kepala. Dia benar-benar merasa tidak pernah bertemu wanita itu sebelumnya! Dan untuk alasan Sembilan Kaisar yang memilih Gu Ruoyun, mungkin dia memiliki kemiripan dengan wanita tersebut…     

"Zixie, aku tahu kamu tak mau menjelaskan segalanya padaku. Namun, aku yakin suatu hari nanti akan menemukan jawabannya."     

Dia tidak ingin memaksa orang lain dengan pertanyaan. Karena Zixie tidak ingin memperpanjang, dia juga tidak akan memaksanya.     

Kemudian Gu Ruoyun berjalan lebih jauh ke bagian dalam ceruk gua…     

...     

Desa Angin Musim Gugur.     

Di sebuah gua gunung di belakang desa, seekor naga menyala sedang melayang-layang dalam putaran, menghirup energi spiritual dari udara.     

Naga menyala ini tidak dapat dibandingkan dengan yang naga ada dalam lahar itu karena tubuhnya hanya setengah ukuran tubuh naga berapi dari lubang lahar tersebut! Yang paling penting adalah, naga menyala ini hanyalah roh dan jiwanya setipis kertas seolah-olah bisa berubah menjadi abu dan menyebar ke udara setiap saat.     

"Sialan, bagaimana mungkin aku begitu sial? Aku hanya ingin menemukan raga untuk mengeluarkanku dari tempat ini namun, aku bertemu dengan Dewa Bencana yang memakan hampir semua jiwaku! Aku tak tahu berapa tahun yang dibutuhkan sebelum aku bisa berkultivasi untuk mengembalikan keadaanku yang semula."     

Naga menyala terlihat dipenuhi kesedihan. Kemungkinan itu adalah kesalahan yang paling dia sesali dalam hidupnya karena menyukai raga seorang Dewa Bencana. Akhirnya, dia hampir kehilangan jiwanya sendiri.     

Jika tubuh Dewa Bencana itu tidak merasa kenyang ketika memakan jiwa naga menyala, dia yakin orang itu akan menghabiskan seluruh rohnya layaknya sedang memakan semangkuk nasi.     

"Lupakan, kupikir lebih aman untuk tetap berada dalam gua ini sepanjang hidupku. Manusia sangat menakutkan! Mereka bahkan lebih menakutkan daripada iblis! Aku tidak ingin bertemu Dewa Bencana itu lagi sepanjang hidupku!"     

Semakin naga menyala memikirkannya, semakin dia merasa telah melakukan keputusan yang tepat. Kehilangan kebebasan lebih baik daripada jiwanya tersebar ke seluruh dunia. Bagi naga menyala, tidak ada yang lebih aman daripada berada di dalam gua.     

Saat selesai berpikir-pikir, naga menyala mulai merasa lebih senang. Tepat ketika dia baru saja akan melanjutkan menyembuhkan jiwanya, tiba-tiba dia melihat dua orang yang berjalan keluar dari gua gunung yang ada di belakangnya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.