Kepulangan Zixie (2)
Kepulangan Zixie (2)
"Bai Yin! Lan Shao!" Pak Tua Jiang menggertakkan gigi sambil berseru, "Aku tak akan melupakan hal ini! Saat aku kembali ke Kota Utama, aku akan memutuskan ikatan antara Keluarga Jiang dan keluarga Lan. Aku akan memperhitungkan harganya dengan sangat hati-hati setelah ini!"
Memangnya kenapa jika Bai Yin tak bermaksud melakukannya?
Dia telah meletakkan tanggung jawab atas kematian Gu Ruoyun pada Wilayah Teratai Merah.
Mungkin dia tidak akan setara dengan Wilayah Teratai Merah saat ini.
Namun, dia memiliki seorang cucu!
Jiang Mozhu memiliki bakat hebat. Akan tetapi, karena dia tidak begitu tertarik dengan kultivasi. Pertumbuhannya dibawah rata-rata! Bagaimanapun, begitu dia kembali ke rumah Keluarga Jiang, Pak Tua Jiang pasti akan menempatkan Jiang Mozhu melalui program kultivasi yang kuat.
Hal ini untuk membalaskan dendam Gadi Gu!
"Pak Tua Gu, ayo."
Pak Tua Jiang menatap dengan menyakitkan lagi pada lahar yang membara itu sebelum memaksa dirinya berpaling dan menuju Jiang Mozhu.
"Huh."
Pak Tua Gu menghela nafas. Rasa pahit memenuhi sudut mulutnya.
Dia tahu bahwa sekarang dia memiliki hutang persahabatan yang besar hari ini. Namun, apa yang membuatnya depresi adalah dia bahkan tak akan pernah bisa membalas hutang budi ini…
...
Sakit!
Gu Ruoyun merasakan kesakitan luar biasa di seluruh tubuhnya. Dia merasa seolah-olah kelopak matanya sekarang seberat seribu pound, membuatnya sulit untuk membuka mata.
"Gadis kecil, mengapa kamu selalu dipenuhi luka selama aku tak ada?"
Suara sedih berbisik dari samping telinga Gu Ruoyun.
Suara itu sangat akrab dan membuat kelopak mata Gu Ruoyun bergerak sedikit. Lalu perlahan dia membuka mata.
Wajah yang rupawan namun jahat muncul di depan matanya. Pria itu memakai jubah ungu kemerah-merahan panjang. Dia mulia namun anggun dan sudut bibirnya melengkung menjadi senyum nakal. Mata ungunya bagaikan kaca berwarna yang memandangnya dengan tatapan sedih dan penuh kasih.
"Zixie?"
Gu Ruoyun tampak ragu-ragu dan bergumam dengan bingung.
Wajah yang akrab itu. Seolah-olah sudah bertahun-tahun berlalu sebelum dia dapat melihat wajah ini lagi.
"Huh."
Pria itu menghela nafas pelan sambil memegang pergelangan tangan Gu Ruoyun. Ada kesedihan yang jelas dalam suaranya.
"Kamu, tak bisakah kamu menjaga dirimu sendiri? Mengapa setiap kali aku muncul, kamu ditutupi oleh luka?"
Akhirnya Gu Ruoyun tersadar.
Orang di hadapanku benar-benar adalah Zixie! Dia bukan lagi Xiao Zixie di tahap masa kecil!
Zixie ku telah kembali!
"Zixie!"
Gu Ruoyun tersenyum sambil menatap wajah tampan namun jahat milik pria itu.
Senyumannya membawa emosi yang besar sementara matanya yang dingin dan jernih menampakkan kelembutan.
"Selamat datang kembali."
"Gadis kecil, lama tak jumpa. Apa cuma itu yang kamu katakan padaku?" Zixie melengkungkan bibir ketika tersenyum jahil. "Aku tidak keberatan jika kamu memberiku pelukan atau ciuman kasih sayang. Bagaimana?"
Wajah Gu Ruoyun langsung menjadi gelap.
Meskipun telah bertahun-tahun, orang ini masih suka menggodaku...
"Gadis kecil, untung saja sebelumnya kamu mendapatkan Sembilan Kaisar. Kalau tidak, lahar ini akan mengambil nyawamu."
"Karena Sembilan Kaisar sehingga aku bisa datang ke tempat ini."
Gu Ruoyun tersenyum.
Sekarang, dia cukup terbiasa dengan suhu lahar dan dia tidak merasakan sakit yang awalnya dia rasakan..
Apa dia benar-benar mengorbankan nyawanya sendiri beberapa saat yang lalu?
Tidak!
Meskipun Gu Ruoyun memiliki perasaan yang cukup baik terhadap Pak Tua Jiang, hal itu tidak sampai pada tingkat yang akan membuatnya rela mengabaikan hidupnya sendiri.
Alasan mengapa dia melakukannya karena dia merasakan sesuatu yang ada di bawah lahar sedang memanggilnya.
Oleh sebab itu, sekalipun tidak ada orang lain disini, dia akan memasuki lahar itu.
"Ngomong-ngomong, apa kamu tahu asal-usul Sembilan Kaisar? Dan juga, gua macam apa ini? Mengapa gua ini memiliki gambar Naga Biru dan Hewan Ilahi lain di dindingnya?"
Gu Ruoyun menoleh menatap wajah Zixie yang tampan sambil bertanya.
Zixie tersenyum. "Seharusnya bukan aku yang mengungkapkan jawaban ini padamu. Saat kamu mencapai akhir pertumbuhanmu, kamu akan mendapatkan jawabannya."
Mendengar ini, Gu Ruoyun terdiam.
Setelah jeda yang singkat, dia mengangguk dan menjawab, "Aku mengerti."