Istri Liar Kaisar Jahat

Kepulangan Zixie (1)



Kepulangan Zixie (1)

Akan tetapi, itu sudah terlambat!     

Kini dia berada ditengah lahar yang mendidih, bagaimana mungkin dia bisa terbang ke langit! Dia hanya bisa menatap dengan mata terbuka lebar ketika lahar perlahan menelan tubuhnya dari pandangan mereka.     

"Untung aku membawa senjata spiritual jarak jauh dengan kemampuan pertahanan. Ditambah dengan kenyataan kita bisa melarikan diri tepat waktu, kita berhasil menghindari bencana kali ini."     

Lan Shao menyeka keringat dingin dari alisnya. Lalu turun ke tempat yang aman, menurunkan Bai Yin, sebelum perlahan menghela nafas lega.     

Dan untuk para kultivator yang ikut bersamanya, mereka tidak begitu beruntung. Semua orang dapat mendengar para kultivator yang berjatuhan dalam lahar bagaikan pangsit. Lalu mereka tidak lagi menampakkan tanda-tanda kehidupan…     

Pak Tua Jiang linglung ketika menatap dengan tercengang pada lahar mendidih dan bergumam sendiri.     

"Dia bereaksi dengan cepat, jelas dia mampu melarikan diri. Mengapa…"     

Mengapa dia menyerah atas harapan selamat dan malah menyelamatkan kami?     

Ini adalah pertanyaan yang tidak bisa diketahui Pak Tua Jiang.     

Pak Tua Gu tertawa getir dan wajahnya terlihat sangat sedih. "Mungkin ini adalah aspek mulia dan murni dari kepribadiannya, dia mengorbankan nyawanya sendiri demi orang lain. Pak Tua Jiang, tidak hanya kamu yang berhutang nyawa padanya, aku juga berhutang nyawa padanya. Jika dia tidak menyelamatkan kita, mungkin kitalah yang terbakar dalam lahar. Namun, kita tidak tidak akan pernah bisa membalasnya atas tindakan tanpa pamrih ini."     

Tiba-tiba, Pak Tua Jiang seperti teringat sesuatu dan menerjang ke arah Bai Yin yang kini berlindung di belakang lan Shao.     

"Jika bukan karena dirimu, Gadis Gu tidak akan jatuh dalam lahar. Apakah kamu, sebagai utusan Raja Besar Hong Lian, tidak memiliki perasaan yang sama sedikitpun? Kamu dengan sembrono mengaktifkan mesin yang tidak diketahui itu!"     

Bai Yin mengerutkan keningnya yang berbentuk bulan sabit, jelas tidak senang dengan tuduhan Pak Tua Jiang. Matanya dingin dan angkuh ketika menatap tanpa emosi pada mata Pak Tua Jiang yang memerah. "Pak Tua Jiang, aku hanya ingin mendapatkan Senjata Ilahi. Siapa yang menyangka akan menjadi seperti ini? Ini bukan salahku, dia hanya tidak terlalu hati-hati."     

"Hahaha!"     

Pak Tua Jiang tiba-tiba tertawa gila ketika mata tuanya menatap lekat-lekat wajah setengah pucat Bai Yin.     

"Dia tidak cukup berhati-hati? Dia adalah yang paling waspada di antara kita semua! Akan tetapi, karena dia ingin menyelamatkanku dan Pak Tua Gu, kami mengorbankan nyawanya! Kamu telah melakukan kesalahan namun terus bertingkah tidak bersalah. Apakah ini sifat asli dari utusan Raja Besar Hong Lian? Dengan seorang utusan seperti dirimu, aku yakin Raja Besar Hong Lan sama saja!"     

Pak Tua Jiang mencengkram tinjunya dengan erat ketika melotot kejam pada Bai Yin.     

Sinar dingin melintas di mata Bai Yin ketika menjawab, "Itu bukanlah hakmu mengajarkan tentang bagaimana cara Wilayah Teratai Merah mengatur urusannya. Raja Besar Hong Lian bukanlah orang yang bisa kamu hina! Dan lagi, sebagai utusan dari Wilayah Teratai Merah, aku telah menunjukkan kehormatan besar dengan berdiri dan berbicara padamu! Sekalipun Wilayah Teratai Merah melakukan kesalahan, tak ada yang akan berani menuduh kami melakukan kesalahan!"     

Pak Tua Jiang tertawa gila lagi. Tawanya penuh dengan hinaan.     

"Sepertinya anggota Wilayah Teratai Merah seperti anjing yang mengancam orang lain berdasarkan kekuatan tuan mereka! Sungguh memalukan aku pernah sangat menghormati Raja Besar Hong Lian! Jika kamu adalah anggota biasa dari Wilayah Teratai Merah, aku tidak akan menghinanya. Namun, dia memilih seseorang seperti dirimu untuk menjadi utusannya. Ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa tak ada yang baik tentangnya! Seorang utusan adalah perwakilan dari Wilayah itu sendiri dan seseorang dapat menyimpulkan cara pengaturan Wilayah mereka hanya berdasarkan cara utusannya mengatur masalah."     

"Pak Tua Jiang."     

Pak Tua Gu khawatir Pak Tua Jiang akan menjadi gila karena marah. Dia cepat-cepat menariknya dan menghela nafas pelan sambil mengatakan, "Jangan gegabah. Gadis Gu sudah tak ada disini lagi jadi kita bertanggung jawab untuk menjaga keluarganya agar dia bisa pergi dengan tenang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.