Namaku Adalah Nian Ye (3)
Namaku Adalah Nian Ye (3)
Perasaan senang muncul di hati Gu Ruoyun ketika melihat ketulusan dan kejujuran pria itu. Dia tersenyum sambil menjawab, "Terimakasih."
"Silahkan menyembuhkan lukamu dengan tenang, Nona. Beritahu aku jika ada hal yang kamu perlukan. Aku akan membantumu selama itu dalam jangkauan kekuatanku."
Pria tersebut tak bisa melakukan apa-apa selain merona ketika melihat senyumannya.
Dia tak pernah melihat wanita cantik seperti ini sebelumnya. Walaupun wanita ini memakai pakaian sederhana dan biasa, itu tidak bisa menyembunyikan aura bangsawan, anggun dan cerahnya. Dia pastinya tampak berbeda dari orang kebanyakan.
Tentu saja, wajahnya yang merona bukan berarti dia mempunyai maksud apapun terhadap Gu Ruoyun.
Itu adalah reaksi seperti kebanyakan orang yang menatap wanita atau pria yang rupawan. Mereka tak akan bisa menahan diri dari keinginan menatap mereka lagi. Ini hanya sebatas pada perasaan kekaguman dan bukan karena merasakan hati mereka tergerak! Dia menyelamatkan dan membawa Gu Ruoyun pulang bukan karena tersentuh oleh wajahnya yang mulus dan cantik. Hanya karena dia tidak bisa duduk diam sementara ada orang dengan luka parah yang tergeletak di tanah.
"Kakak, aku lapar. Ayo sediakan makan malam, bagaimana?"
Gadis kecil menjulurkan lidah dengan menawan dan melingkarkan lengannya pada pria itu dengan cara yang centil dan menyenangkan. Lalu dia meringkuk ke arah kakaknya dan menempatkan kepalanya di tubuh kakaknya.
"Baiklah." Pria itu mengusap kepala gadis kecil saat matanya dipenuhi manjaan.
Saat Gu Ruoyun mengamati sepasang saudara yang penuh kasih itu, tanpa sadar pikirannya memikirkan Gu Shengxiao dan tatapannya menjadi suram.
Aku sudah jauh dari Daratan Utama Roh Barat untuk waktu yang lama, aku ingin tahu bagaimana kabar Kakak. Namun, mengenal dirinya, dia tidak akan senang tinggal di Daratan Utama Roh Barat sepanjang hidupnya.
Suatu hari nanti, dia juga akan melakukan perjalanan ke tempat ini!
Sebelum saat itu datang, aku akan menaklukan dunia. Kemudian, aku akan memiliki kekuatan untuk memastikan keselamatan Kakakku.
...
Pada hari-hari berikutnya, Gu Ruoyun tidak melakukan upaya lebih lanjut untuk mencari ramuan obat. Sebagai gantinya, dia bersantai dan memulihkan diri di desa kecil itu. Tak perlu dikatakan bahwa jauh dari kemegahan dunia biasa, desa kecil yang sederhana ini sangat cocok untuk berkultivasi, terutama dengan penduduk desa yang sederhana dan jujur di sekitarnya. Mereka tidak hanya menerima Gu Ruoyun meskipun asal-usulnya tidak diketahui, setiap kediaman bahkan membawa dan mengirimkan persediaan makanan karena takut akan mengabaikan tamu mereka yang telah melakukan perjalanan dari jauh.
Gu Ruoyun sangat tahu bahwa bagi orang-orang biasa ini, persediaan makanan lebih penting dari apapun. Akan tetapi, mereka membawanya kemari demi orang asing seperti dirinya. Sulit bagi Gu Ruoyun melupakan kebaikan mereka.
Gu Ruoyun bahkan sempat berpikir ketika dia sudah menemukan kedua orang tuanya, bukan ide yang buruk untuk pindah dan tinggal disini sepanjang hidup mereka.
Setidaknya tidak akan ada banyak perselisihan dan tidak akan ada terlalu banyak pembantaian yang kompetitif...
Pada saat ini, di sebuah ruang penyimpanan yang lusuh dan kecil, Gu Ruoyun sedang menatap setumpuk ramuan obat di sebuah sudut dengan sedikit terkejut. Lalu tatapannya tertuju pada gadis kecil di sebelahnya dan bertanya, "Xiao Yu, apa kamu seorang dokter?"
"Aku mempelajari obat-obatan." Gadis kecil tersenyum malu sambil menjawab. "Tapi aku masih belum cukup baik. Ah, ngomong-ngomong, aku yang membungkus lukamu. Jika kemampuan pengobatanku cukup baik, kamu tidak perlu menunggu sampai setengah bulan untuk pulih sepenuhnya."
Gu Ruoyun tersenyum, luka di tubuhnya sudah lama sembuh. Alasan mengapa dia tidak sembuh secara penuh karena dampak dari pembentukan kontrak dengan Senjata Ilahi, Sembilan Kaisar.
"Nian Ye, apa kamu tahu? Impianku adalah menjadi seorang dokter hebat. Aku ingin menyembuhkan orang sakit dan terluka! Aku bahkan ingin bisa merebut kehidupan seseorang yang sekarat dari cengkraman Raja Neraka!"
Mata gadis kecil itu berbinar dan bintik-bintik di wajahnya menjadi semakin indah seiring dengan cahaya di matanya. Tiba-tiba, dia tampak teringat sesuatu dan sinar dalam matanya menjadi gelap.