Namaku Adalah Nian Ye (2)
Namaku Adalah Nian Ye (2)
"Baik, Suhu."
Jawab Naga Putih dengan lembut. Bagi Naga Putih, menyembuhkan jiwanya adalah prioritas tertinggi.
Kemudian, sebuah tangan kecil membuka pintu dan seorang gadis kecil dengan dua kepang berjalan masuk, membawa seketel air. Ketika melihat Gu Ruoyun sudah bangun, dia mendekat dengan senang.
"Kamu sudah bangun? Kakak sedang berburu di gunung ketika menemukanmu tak sadarkan diri di tanah. Dia khawatir kamu akan bertemu hewan roh mengerikan jadi dia membawamu pulang."
Tentu saja, dia merujuk pada hewan liar biasa dan bukanlah hewan roh ketika mengatakan kakaknya sedang 'berburu'.
Hewan biasa memang ada sama seperti manusia biasa di daratan utama ini.
"Terimakasih."
Gu Ruoyun memegang dahi dan berusaha bangkit dari tempat tidur. Namun, dia tidak sekuat yang dia kira dan terhuyung sedikit sebelum kembali duduk di tempat tidur.
Tampaknya dia harus menanggung banyak dampak setelah tanpa sadar membentuk kontrak dengan Senjata Ilahi itu. Dia tak akan bisa menolong Yu'er mencari ramuan obat untuk sementara.
"Hati-hati." Ketika melihat Gu Ruoyun berusaha melakukannya, gadis kecil bergegas meletakkan baskom dan buru-buru membantu Gu Ruoyun. "Kamu terluka parah, kamu harus mendapat istirahat yang cukup," Dia menegur Gu Ruoyun dengan sedikit tidak sabar. "Untuk sementara, sebaiknya kamu tetap diam."
Gu Ruoyun mengerutkan kening. Lalu berbalik pada gadis kecil yang sedang berjalan menuju baskom kayu lagi. "Tempat apa ini? Juga ... Siapa kamu?"
Gadis kecil itu memegang sebuah sapu tangan dan berjalan kembali pada Gu Ruoyun. Dia tersenyum lebar dan bintik-bintik di wajahnya melengkapi senyumannya. "Kamu boleh memanggilku Xiao Yu, seperti yang kakakku lakukan. Ini adalah Desa Angin Musim Gugur. Ibu dan ayahku dibunuh oleh bandit jadi sekarang tinggal aku dan kakakku. Ngomong-ngomong, siapa namamu?"
Namaku?
Gu Ruoyun berhenti dan terdiam sejenak sebelum menjawab pelan, "Namaku adalah… Nian Ye."
"Nian Ye?" Si gadis kecil memiringkan kepalanya dan bergumam, "Sungguh nama yang aneh. Jika namamu Nian Ye, siapa yang kamu rindukan?"
Gu Ruoyun tersenyum lembut tapi tidak menjawab pertanyaannya. Hal yang baik si gadis kecil tidak mencari tahu lagi. Dia menatap langit diluar rumah dan berkata dengan sikap yang baik, "Matahari akan terbenam, Kakakku seharusnya sudah dalam perjalanan pulang sekarang."
Mudah untuk dilihat bahwa si gadis kecil sangat merindukan kakaknya.
Tepat setelah dia berbicara, terdengar suara berisik dari luar pintu. Kemudian seorang pria yang sedang memegang busur besar di tangannya perlahan berjalan masuk ke dalam rumah. Dia memakai rompi kulit harimau yang memperindah kulitnya yang kecoklatan.
"Nona, apa kamu tak apa-apa sekarang?"
Pria itu melihat Gu Ruoyun, yang sedang berbaring di tempat tidur, sudah terbangun. Dia menggaruk belakang kepalanya dengan pelan dan terkikik, "Adikku yang membantumu melepaskan pakaianmu. Namun, tidak ada pakaian yang layak di rumah jadi kami harus membuatmu tidak nyaman untuk sementara. Aku harap kamu tidak keberatan."
"Tidak masalah, aku tak keberatan. Akan lebih masuk akal dikatakan seharusnya akulah yang berterima kasih pada kalian berdua karena sudah menyelamatkan hidupku."
Gu Ruoyun tersenyum dan menjawab acuh tak acuh.
Ketika mendengar ucapannya, pria itu menghela nafas lega. Walaupun nona ini berlumuran darah ketika dia menemukannya, pria ini tahu dari aura nona ini bahwa dia pastinya bukan berasal dari kelompok biasa. Dia sudah sangat takut nona ini akan tersinggung.
"Nona, aku tak tahu apa yang sudah kamu temui sehingga membuat seseorang memburumu. Akan tetapi, kamu bisa menyembuhkan diri dengan tenang. Penduduk Desa Angin Musim Gugur adalah orang-orang yang sederhana dan jujur. Kamu tak perlu khawatir musuhmu akan menemukanmu disini."