Peristiwa Tak Terduga Di Pagoda Ilahi Kuno (3)
Peristiwa Tak Terduga Di Pagoda Ilahi Kuno (3)
Gu Ruoyun sedikit terkejut. Lalu perasaan kebahagiaan melintas di wajahnya. "Terakhir kali, aku membantunya menyegel sumber daya miliknya karena itu terlalu kuat. Aku hanya bisa menyegel semuanya secara perlahan. Aku tak menyangka dia mampu mengangkat segel dari salah satu sumber daya itu dengan cepat. Aku penasaran seberapa kuat penerobosan Zixie setelah menyerap sumber daya itu."
Yunyao terdiam sejenak sebelum menjawab pelan, "Suhu, aku tidak bisa memberi jaminan akan seberapa kuat penerobosan Raja Zixie. Aku hanya bisa mengatakan bahwa beliau pasti akan tumbuh semakin kuat daripada Burung Vermilion. Selanjutnya, karena Pagoda Ilahi Kuno telah melindungi dirinya dari dunia luar, kami tidak bisa keluar dan menolongmu meski kontrak yang kita buat. Kamu harus berhati-hati dalam perjalananmu."
"Baiklah, aku mengerti."
Gu Ruoyun mengangguk pelan. Kabar mengenai Zixie yang menerobos telah membuat Gu Ruoyun berada dalam suasana hati yang sangat baik sekarang.
Menerobos, ini artinya… Zixie akan segera terbangun!
"Kakak, apa yang terjadi?"
Tepat ketika Gu Ruoyun merasa gembira dengan kabar baik ini, terdengar suara bingung seorang pemuda dari samping telinganya, "Kamu tampak sedikit pucat beberapa saat yang lalu, mengapa tiba-tiba kakak tampak begitu senang?"
Sebelumnya, Gu Ruoyun sedang berkomunikasi dengan Yunyao melalui telepati jiwa jadi Xia Linyu, yang berada tepat di sebelahnya, tidak tahu apa yang terjadi.
Gu Ruoyun memikirkannya sejenak sebelum menjawab, "Yu'er, telah terjadi peristiwa yang tak terduga di dalam Pagoda Ilahi Kuno. Jika ada bahaya yang datang, Burung Vermilion dan hewan roh lainnya tidak bisa keluar membantu kita jadi aku khawatir aku tak akan bisa melindungimu sepanjang waktu. Oleh sebab itu, aku ingin kamu masuk kedalam Xiao Hei untuk menemani Dokter Hantu dan yang lainnya."
Senjata Ilahi, Xiao Hei, adalah sebuah kotak yang didapatkan Gu Ruoyun di Negeri Terbuang. Kotak itu dipenuhi dengan segala macam elemen yang memungkinkan seorang kultivator untuk tumbuh secara cepat dalam berkultivasi. Karena itu, Dokter Hantu dan yang lainnya tetap tinggal di dalam Senjata Ilahi tersebut.
Sayang sekali, sebagai pemilik Xiao Hei, Gu Ruoyun tidak bisa masuk dan menggunakannya untuk berkultivasi. Kalau tidak, dia sudah menerobos ke jajaran Martial Supreme sedari dulu…
"Baiklah."
Xia Linyu terdiam sejenak sebelum akhirnya menyetujui keputusan Gu Ruoyun.
Xia Linyu tahu bahwa berdasarkan tingkat kekuatannya saat ini, dia tidak hanya tidak menjadi bantuan untuk Gu Ruoyun jika tetap berada disisinya, dia akan menjadi beban untuk kakaknya.
"Kalau begitu mari lanjutkan perjalanan kita."
Saat Gu Ruoyun selesai bicara, dia berdiri. Tepat pada saat ini pemuda yang berada di sebelahnya menghilang ke dalam udara tipis. Seolah-olah pemuda tersebut telah berubah menjadi udara tipis dan bahkan bayangannya tak bisa terlihat…
Wush!
Wush, wush, wush!
Baru saja Gu Ruoyun akan pergi, tiba-tiba dia diserang oleh aura niat membunuh yang begitu banyak. Angin kencang langsung bangkit melalui seluruh hutan yang sekarang begitu sepi sehingga hanya suara angin yang dapat didengar.
"Mengapa, pada saat-saat seperti ini?"
Wajahnya menjadi suram bersamaan niat membunuh kuat yang bangkit.
Baru saja terjadi kejadian tak terduga dalam Pagoda Ilahi Kuno dan sekarang seseorang datang untuk membuat masalah padaku. Tampaknya kali ini aku tidak bisa memakai jimat pelindung terakhirku!
Ha!
Gu Ruoyun sedang berpikir ketika sosok yang begitu banyak dalam bentuk sinar tajam melesat padanya dan dengan cepat mengepungnya dari segala sudut.
Ketua dari kelompok tersebut adalah seorang pria setengah baya. Matanya yang tajam dan dingin tertuju pada Gu Ruoyun saat bertanya, "Kamu Gu Ruoyun? Putri dari Raja Besar Hong Lian?"
Ekspresi Gu Ruoyun menjadi semakin suram. Tatapan jernihnya yang dingin tertuju pada sekelompok orang di sekelilingnya. Gu Ruoyun tidak menjawab pertanyaannya. Malahan, dia menanyakan pertanyaan lain, "Anggota dari Kota Pertama?"
"Benar."
Pria setengah baya tertawa dingin. Dia tidak menyangkal pernyataan Gu Ruoyun.
Lagipula, bagi pria setengah baya, wanita ini tidak begitu menampakkan ancaman. Mendorongnya pada kematian akan semudah mendorong seekor semut pada kematian.