Bertemu Zuo Shangchen Lagi (4)
Bertemu Zuo Shangchen Lagi (4)
Lupakan tentang wanita berjubah merah-muda yang tergila-gila dengan Zuo Shangchen, bahkan pejalan kaki yang tengah menikmati pertunjukan merasa terkejut.
"Apa katamu?" Wanita berjubah merah-muda menjadi lamban dalam sekejap. Dia benar-benar melupakan tentang membentak Gu Ruoyun saat menunjuk Zuo Shangchen dengan bingung, "Apa kamu mengatakan dia adalah Saudari Iparmu? Tidak mungkin, Kakak Chen adalah seorang pria jadi bagaimana mungkin dia menjadi saudari iparmu?"
Ekspresi Gu Ruoyun bahkan menjadi semakin terkejut. Dia mengerjap dan bertanya, "Kamu tak tahu? Penjahat ini homo! Kalau tidak, bagaimana mungkin seorang pria biasa memiliki tampang yang menggoda seperti ini?"
Zuo Shangchen, yang berada tepat di sebelah Gu Ruoyun, menggelengkan kepala putus asa ketika melihat kekagetan palsu Gu Ruoyun. Zuo Shangchen sudah terbiasa dengan sikapnya yang dingin dan acuh tak acuh tetapi dia tak pernah tahu kalau Gu Ruoyun sangat bermuka dua.
"Mustahil, ini mustahil!"
Wanita berjubah merah-muda menggelengkan kepala sambil terhuyung-huyung kebelakang. Wajahnya yang manja sangat pucat dan jelas dia menderita serangan berat.
Dia tak bisa percaya bahwa pria yang sangat dia cintai adalah seorang homo!
Dibandingkan Zuo Shangchen yang jatuh cinta pada orang lain, ini jauh lebih berat untuk dia terima!
"Kakak Chen, katakan ini tidak benar! Apa kamu menyukai wanita atau pria?"
Wanita berjubah merah-muda buru-buru mengangkat kepala dan menatap Zuo Shangchen sambil bertanya, berpegang pada harapannya yang terakhir.
Zuo Shangchen menatap wanita itu ketika senyuman memenuhi mata bunga persiknya. Namun, tak ada kehangatan dalam tatapannya. "Su Lin, dia mengatakan yang sebenarnya!"
BUM!
Kalimat itu memukul wanita berjubah merah-muda bagaikan sambaran petir, membuatnya terpaku di tanah. Kemudian wajahnya yang lembut berlinang air mata saat memandang wajah menggoda pria itu dengan penglihatan yang buram di bawah matahari terbenam.
"Tidak!"
Tiba-tiba, dia berteriak dan berbalik sebelum berlari ke arah yang berlawanan. Ketika pengawalnya melihat dia telah pergi, si pengawal bergegas mengejarnya…
"Aku berhutang banyak kebaikan padamu." Gu Ruoyun berhenti dan tersenyum pada Zuo Shangchen sebelum melanjutkan, "Jadi kali ini, aku membantumu menyelesaikan masalah."
Dari awal Gu Ruoyun tahu bahwa Zuo Shangchen menjadi tidak sabar dengan si wanita berjubah merah-muda itu. Akan tetapi, Gu Ruoyun tak tahu mengapa Zuo Shangchen tidak mengusirnya.
Meskipun memakai cara seperti itu, Gu Ruoyun sudah membantu Zuo Shangchen.
"Aku ingin tahu, bagaimana tampang si Shengxiao itu, jika dia mendengar bagaimana caramu mencemari namanya." Zuo Shangchen tak bisa menahan tawa terbahak-bahak.
Senyumnya sangat agung dan benar-benar indah!
Senyuman Zuo Shangchen menggetarkan para wanita di sekelilingnya tetapi di dalam hati mereka, mereka hanya merasa sangat kasihan pada pria menggoda dan rupawan yang sebenarnya adalah homo!
Gu Ruoyun tidak berbicara ketika sinar aneh melintas di matanya. Dia berbalik ke arah Zuo Shangchen dan berkata, "Hei pria jahat, meski aku sangat berterima kasih karena kamu telah membantuku berulang-ulang kali, ada satu hal yang harus ku perjelas! Aku mungkin adalah adik Gu Shengxiao tetapi aku tak ingin kamu selalu menyelamatkanku demi kakakku. Aku dan kakakku sudah banyak berhutang budi padamu."
Pria ini berkelana dari Daratan Utama Puncak Timur ke Kota Pertama demi Gu Shengxiao, kemudian berkelana dari Kota Pertama menuju Alam Bumi Gelap. Mengatakan Gu Ruoyun tidak merasa tersentuh terhadap hal itu adalah kebohongan.
Sayang sekali, lalu mengapa jika Gu Ruoyun merasa tersentuh?
Kakaknya orang yang lurus. Tak peduli berapa besar rasa terima kasihnya untuk Zuo Shangchen, Gu Ruoyun tak bisa membantunya!
"Hei penjahat, jika ada yang kamu butuhkan nanti, aku akan membantumu sekalipun aku berada sejauh ribuan mil." Kemudian Gu Ruoyun berbalik dengan sangat pelan agar punggungnya menghadap Zuo Shangchen sambil perlahan-lahan berkata, "Akan tetapi, aku harap kamu bisa melepas perasaanmu terhadap kakakku. Kakakku tak akan pernah menerimanya. Mungkin aku bisa membantumu dengan masalah lain tetapi aku tak bisa membantu ketika berkaitan dengan situasi seperti ini!"