Jalan Menuju Alam Bumi Gelap (7)
Jalan Menuju Alam Bumi Gelap (7)
"Huh, sayang sekali aku masih sangat lemah saat itu jadi aku tidak berhak bergabung dalam Perang Iblis dan tidak mendapat keberuntungan untuk bertemu orang berbakat yang tak tertandingi itu. Kini, tujuanku adalah berusaha keras dalam kultivasi dengan harapan bahwa, suatu hari nanti, aku akan mendapat perhatiannya."
Seorang pemuda dari tengah kerumunan berbicara dengan merindukan.
"Haha, berhentilah bermimpi, tidakkah kamu mendengar apa yang dikatakan si pendongeng? Gu Ruoyun sudah pergi ke Daratan Utama Puncak Timur. Mengapa dia akan tinggal di tempat seperti ini? Hanya daratan utama dengan keagungan tinggi yang pantas untuk kultivator seperti dirinya. Dan untuk kita, lebih baik kita berusaha keras berkultivasi."
Kerumunan tertawa terbahak-bahak. Berdasarkan sudut pandang mereka, mereka yang berkelana ke Daratan Utama Puncak Timur tak akan pernah kembali ke tempat ini, jadi mengapa Gu Ruoyun harus menampakkan wajahnya disini?
Bagi mereka, mereka hanya akan bisa menginjakkan kaki di daratan utama lain dengan berusaha keras dalam kultivasi. Dengan begitu mereka akan punya kesempatan untuk mengenal Gu Ruoyun.
"Ayo."
Gu Ruoyun menggelengkan kepala sambil mengusap lembut si makhluk kecil dalam pelukannya dan berkata tenang, si makhluk kecil mendengkur dan menenggelamkan kepalanya di dada Gu Ruoyun, terlihat sangat bahagia.
Tepat ketika Gu Ruoyun akan pergi, tiba-tiba terdengar suara teriakan padanya, "Hei, apa kamu meremehkan impianku? Apa kalian semua pikir aku tak akan pernah bertemu dengan jenius tak terkalahkan itu sepanjang hidupku?"
Seluruh wajah pemuda itu berubah merah. Dia melotot geram pada orang-orang disekitarnya sebelum berbalik menghadap Gu Ruoyun, dipenuhi kemarahan.
Si pemuda itu adalah orang yang sama yang mengatakan dia ingin mendapat perhatian dari Gu Ruoyun. Akan tetapi, dia tak tahan menghadapi hinaan dan ejekan kerumunan. Ketika dia melihat ekspresi acuh tak acuh di wajah Gu Ruoyun, dia mengira Gu ruoyun meremehkan impiannya dan menghentikan Gu Ruoyun karena kemarahan dari rasa malunya.
Pada saat itu, mata semua orang mengikuti tatapan si pemuda dan berbalik ke arah Gu Ruoyun.
"Biar kuberitahu kamu, aku telah berusaha keras agar bisa menerima pelajaran! Namun, kamu berani meremehkanku, kalian semua!" Pemuda itu sangat marah. Dia telah menandai Gu Ruoyun sebagai orang yang meremehkannya. "Jika aku dilahirkan beberapa tahun lebih cepat, aku jamin aku akan menjadi bagian Perang Iblis kala itu. Kini, siapa dari kalian yang meremehkan diriku harus meminta maaf! Jangan pikir bisa pergi sebelum meminta maaf padaku!"
Pemuda itu menghalangi jalan Gu Ruoyun tanpa sebab dan matanya menyemburkan api. Mengapa dia berusaha keras selama bertahun-tahun ini? Impiannya sangat besar, apa hak mereka sehingga meremehkan dirinya?
"Li Jie, lupakan saja. Dia hanyalah nona kecil, mengapa mengganggunya?"
"Selain itu, kamu sudah berusia lebih dari dua puluh tahun jadi kamu ingin lahir berapa tahun lebih cepat lagi? Sekalipun kamu dilahirkan beberapa tahun lebih cepat, kamu tak akan pernah sanggup bergabung dalam Perang Iblis. Lebih baik kamu pulang dan lupakan semua impianmu itu."
Pria yang dipanggil Li Jie sangat marah sehingga seluruh tubuhnya menyemburkan api. Akan tetapi, dia tak berani bertentangan dengan yang lainnya tapi malah melampiaskan semua kemarahannya pada Gu Ruoyun.
Menurut pendapatnya, Gu Ruoyun hanyalah seorang nona kecil dan lemah.
"Mengapa kamu menggelengkan kepala? Apa kamu meremehkanku? Aku ingin kamu meminta maaf padaku. Kalau tidak, kamu tak akan pergi dari sini."
Karena Gu Ruoyun mendapat perhatian besar setelah kedatangannya, ekspresi yang dia perlihatkan ketika si pendongeng menceritakan kisahnya bersinar di mata Li Jie, terutama karena wanita ini menggelengkan kepala dan berusaha pergi setelah Li Jie menyatakan tujuan besarnya.
Jika dia tidak meremehkan Li Jie, lalu apa yang dia lakukan?
Namun, Li Jie terlalu melebih-lebihkan. Gu Ruoyun hanya lewat di tempat ini tanpa sengaja dan memutuskan untuk pergi setelah mendengarkan si pendongeng. Ini sama sekali tak ada hubungannya dengan impian Li Jie…