Tantangan (7)
Tantangan (7)
Gu Ruoyun tersadar kembali dan menjawab tenang.
Setelah mendengar ini, Yun Yan menghela nafas lega.
Sebagai murid Orde Rahasia, Yun Yan punya prinsip. Harga diri telah mendorongnya untuk menantang Gu Ruoyun. Demikian pula, itu juga menyebabkan dirinya mengakui kekalahan! Jika dia menolak mengakuinya setelah kalah dari Gu Ruoyun, dia akan menyebabkan Orde Rahasia kehilangan muka.
Karena itu, sebagai murid Orde Rahasia, Yun Yan mungkin meremehkan Gu Ruoyun dari awal, tetapi dia berani bertindak untuk mengambil tanggung jawab akan hal itu!
Jika Gu Ruoyun benar-benar membunuh dirinya, dia akan sangat senang menerima kematian demi harga dirinya!
Meskipun begitu, siapa yang tidak takut akan kematian di dunia ini? Meski dia bersedia menerima hukuman atas kekalahannya, bukan berarti dia tidak ingin hidup!
Untuk bisa hidup merupakan kabar baik. Karena itu, begitu dia mengetahui bahwa Gu Ruoyun tidak berniat untuk membunuhnya, hatinya menjadi tenang...
"Aku berjanji bahwa selain dari Orde Rahasia, kamu adalah orang yang akan kujanjikan kesetiaanku. Meskipun demikian, jika kamu menyimpan niat buruk terhadap Orde Rahasia, aku akan menarik kembali janjiku sekalipun aku harus menanggung hinaan semua orang di dunia!"
Di hati Yun Yan, Orde Rahasia tetaplah yang paling penting baginya! Orde Rahasia juga merupakan bagian dari dirinya dan dia tak bisa hidup tanpanya! Alasan mengapa dia bersedia mengakui kekalahan juga karena nama baik Orde Rahasia.
Bagi Yun Yan, martabat Orde Rahasia jauh lebih penting daripada marganya sendiri!
"Jangan khawatir, selama Orde Rahasia tidak melakukan apapun untuk menyakitiku, aku tak akan mencelakai Orde Rahasia. Tentu saja, jika Orde Rahasia berusaha mencelakaiku, aku juga tak akan melepasmu." Gu Ruoyun tersenyum samar. Suaranya berbunyi melalui udara serta terdengar ringan dan lembut seperti biasanya.
Yun Yan menekan bibir dan tidak mengatakan apapun. Dia tahu bahwa mulai sekarang, selain dari orde Rahasia, dia harus mendengarkan perintah dari wanita ini!
"Suhu."
Zi Yun dan Chu Luo melangkah ke panggung bersamaan dan berjalan ke samping Gu Ruoyun. Kemudian berbicara serentak, "Selamat, Suhu, kamu telah mendapat bawahan lagi."
"Zi Yun, Chu Luo, ayo."
Gu Ruoyun menguap, menatap langit dan berkata, "Sudah mulai larut. Ayo pulang dan berkultivasi."
"Baik, Suhu."
Zi Yun dan Chu Luo menggabungkan telapak tangan dan bergegas mengejar Gu Ruoyun.
A complex look appeared in Yun Yan's eyes as he stared the three departing figures...
Tatapan rumit muncul di mata Yun Yan saat memandang ketiga sosok kepergian itu…
Pada saat yang sama, curahan komentar telah meningkat di alun-alun turnamen. Tak satupun murid yang menduga bahwa Kakak Senior Yun Yan, yang berada pada jenjang murni, akan kalah pada seorang wanita di jenjang istimewa tahap akhir! Jika hal ini tersebar, seluruh daratan utama akan gempar.
Tentu saja, mereka tak akan pernah mengungkapkan bagaimana seorang murid Orde Rahasia dikalahkan oleh orang luar sekalipun mereka dipukul sampai mati. Kalau tidak, Orde Rahasia akan kehilangan harga diri!
Jadi, para murid Orde Rahasia menyegel sepotong informasi ini dan orang-orang dari dunia sekuler tidak akan tahu masalah mengenai Gu Ruoyun di Orde Rahasia. Alhasil, kabar mengenai kedatangan Gu Ruoyun di Orde Rahasia tak pernah mencapai telinga Dongfang Yu…
Adapun Wen Ya, tidak perlu menyebutkan ini, dia tidak akan pernah memproklamirkan kebangkitan ketenaran untuk musuhnya sendiri!
...
Di Ruang Murid Orde Rahasia.
Yun Yan menutup mata untuk mendapatkan ketenangannya dan mulai menumbuhkan energi mental yang telah dia gunakan dalam pertarungan hari itu. Seorang murid berjalan masuk dan menggabungkan telapak tangan sambil mengatakan, "Kakak Senior Yun Yan, Wen Ya meminta bertemu."
"Wen Ya, siapa itu?" Yun Yan mengerutkan kening dan bertanya, sedikit terkejut.
"Melapor pada Kakak Senior, Wen Ya adalah pemenang kedua dalam penilaian babak ini. Utusan Kiri yang mengantarnya ke Orde Rahasia secara pribadi."