Permohonan Orde Rahasia (1)
Permohonan Orde Rahasia (1)
Tetua Tianren memberi senyum ramah di wajahnya sambil menatap Wen Ya dan berbicara dengan bersahabat, "Aku sudah mendengar namamu sebelumnya, dan kini setelah aku bertemu denganmu, aku bisa melihat bahwa kamu memang anak muda yang berbakat. Kamu berhasil melalui semua ujian dari Orde Rahasia dan berhasil mengalahkan orang lain untuk datang kesini hari ini."
Utusan Kiri sedikit terkejut. Sejak kapan Tetua Tianren yang angkuh menjadi begitu ramah? Selain itu, dia juga mengatakan bahwa dia pernah mendengar tentang Wen Ya sebelumnya?
Sejak kapan Wen Ya menjadi begitu terkenal?
Utusan Kiri tak bisa menahan untuk menoleh pada Wen Ya dengan ekspresi aneh di matanya.
"Tetua, kamu sangat baik."
"Wen Ya cepat-cepat bangkit. Senyuman anggun terlihat di wajahnya dan dia terlihat sangat mempesona saat menatap tetua dengan apik, "Merupakan suatu kehormatan bagiku bisa memasuki Orde Rahasia. Tambahan pula, sudah lama aku mendengar tentang nama besar Orde Rahasia sebelumnya jadi ketika mendengar tentang penilaian Orde Rahasia, aku langsung datang berpartisipasi. Siapa yang menyangka aku punya nasib baik sehingga berhasil menerima hak memasuki Orde Rahasia."
Mendengar ini, Tetua Tianren mengangguk puas. Gadis kecil ini memang adalah putri Nona Sakral. Tidak merendahkan diri atau sombong tidak pula gelisah ataupun tidak sabar. Dia bisa mempertahankan ketenangannya bahkan ketika berhadapan dengan anggota dari Orde Rahasia, memiliki sifat seperti itu di usia muda sangatlah langka.
"Hahaha."
Tetua Tianren tertawa terbahak-bahak sambil mengusap janggut dan berseru, "Tidak buruk, sama sekali tidak buruk. Seorang jenius seperti dirimu lah yang diperlukan Orde Rahasia. Gadis Gu, kamu harus memperbesar kemampuanmu sebanyak yang kamu bisa di Orde Rahasia. Orde Rahasia pastinya tidak ingin mengabaikan jenius sejati!"
Tubuh Wen Ya langsung menjadi kaku ketika mendengar ucapan Tetua Tianren dan senyuman di sudut bibirnya langsung menghilang.
Gadis Gu?
Utusan Kiri terkejut. Benaknya berhenti untuk sesaat saat berbalik pada Tetua Tianren dengan linglung dan bergumam dengan canggung, "Tetua, kamu salah orang. Marganya bukanlah Gu, dia adalah Wen Ya yang mendapat tempat kedua dalam penilaian."
"Apa katamu?"
Tetua Tianren terkejut. Wajah tuanya langsung menjadi suram saat mengalihkan tatapan tajamnya kepada Utusan Kiri.
Pada saat ini, mengapa dia harus menampakkan sikap ramahnya?
"Jadi kamu tidak membawa pemenang penilaian?"
"Ini…"
Dahi Utusan Kiri penuh dengan keringat dingin, sejenak tidak yakin bagaimana mau menjelaskannya.
"Hmm!" Tetua Tianren menyadari Utusan Kiri yang tertegun dan mendengus dingin. Lalu dia meluruskan lengan baju dan menjawab dingin, "Aku ingin bertemu dengan Gu Ruoyun, pemenang penilaian babak ini! Untuk apa kamu membawa pemenang posisi kedua padaku? Dimana Gu Ruoyun? Aku ingin bertemu dengannya!"
Mata Wen Ya menyala dan tersenyum, "Mohon tenang, tetua. Gu Ruoyun terlambat karena dia punya urusan lain. Karena itu, aku datang kesini duluan bersama Raja Utusan Kiri. Aku tidak tahu kalau tetua ingin bertemu dengan Gu Ruoyun. Jika tetua ingin bertemu dengannya, aku rasa dia seharusnya tiba sekitar dua hari lagi."
Secara umum, kebanyakan orang akan sangat marah setelah dikira sebagai orang lain. Namun, Wen Ya tidak seperti itu.
Meski hatinya menyemburkan api, dia dapat menenangkan semuanya. Lagipula, ini adalah wilayah Orde Rahasia dan bukanlah tempat Keluarga Wen! Ketika berhadapan dengan para tetua dari Orde Rahasia, dia harus menunjukkan diri dengan cara terbaik atau paling positif! Dengan begini, sekalipun Gu Ruoyun adalah pemenang babak ini, dia tak bisa mengalahkan Wen Ya di Orde Rahasia.