Menghukum Pengkhianat (14)
Menghukum Pengkhianat (14)
Seorang pria sedang berdiri di jendela dengan tangan di punggungnya. Wajahnya tampan namun kejam sementara aura angkuh dan berkuasa terpancar dari tubuhnya. Dia sedang memandang keluar jendela tapi tak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan.
"Kakak Tian."
Terdengar suara lembut dari belakangnya dan membuat wajah kaku itu melembut.
"Kakak Tian, apa kamu menunggu Yun'er?"
Seorang wanita berpakaian putih perlahan-lahan melangkah ke depan Gu Tian dan memakaikan jubah merah padanya. Wajahnya yang sangat cantik membawa senyum kecil saat mengatakan, "Yun'er hanya perlu menemukan Shengxiao dan dia akan kembali ke Wilayah Teratai Merah."
Gu Tian mengangguk sambil perlahan berbalik dan menarik wanita berjubah putih kedalam pelukan.
Aroma yang manis, anggun dan sederhana dari tubuh si wanita membuat hati pria itu melambung. Sulit baginya untuk menahan diri.
"Yu'er, mengapa kita tidak memberi Yun'er dan Shengxiao adik kecil?"
"Kakak Tian."
Dongfang Yu tersipu dan mendorong Gu Tian. Wajahnya yang cantik merona dan itu adalah pemandangan yang indah sehingga seseorang tak bisa berpaling.
"Kita sudah tua, bagaimana caranya kita memberi mereka adik kecil?"
"Yu'er, apa kamu meragukan kekuatanku?" Si pria mengangkat sudut bibir saat senyum percaya diri terbentuk di wajahnya. "Selama kamu bersedia, kita bisa memberi mereka adik kecil. Sebenarnya, aku berpikir untuk mempunyai anak lelaki. Dengan begini, akan ada tiga pria yang melindungi kalian berdua."
Tubuh Dongfang Yu melemah kedalam pelukan si pria. Akhirnya, dia ambruk dalam pelukannya.
Wajahnya penuh dengan senyum bahagia.
Inilah senyuman yang tak akan pernah terlihat selama dia dikurung di Orde Rahasia selama bertahun-tahun…
"Kakak Tian, aku akan melakukan seperti yang kamu katakan."
Saat dia mengatakannya, wajah rupawan wanita itu menjadi semakin tampak malu-malu. Namun, matanya cerah dan bersemangat.
"Ketika Yun'er datang lagi, dia pasti akan terkejut!"
Raja Besar Hong Lian membungkuk dan mengangkat wanita cantik itu kelengannya. Lalu dia berjalan menuju ranjang dengan senyuman yang menyinari ekspresinya yang tegas dan kejam. Matanya memandang wanita dalam pelukannya dengan penuh gairah.
Si wanita tidak berbicara dan menyetujui keputusan si pria. Tambahan pula, dia juga ingin punya beberapa anak lagi…
...
Wilayah Teratai Merah.
Gu Ruoyun mengangkat kepala untuk memperhatikan gerbang kota dan mengusap dagu dengan lembut. Dia tersenyum sambil mengatakan, "Sudah lama aku bertemu dengan ayah tapi inilah kali pertama aku datang ke Wilayah Teratai Merah. Aku juga tak tahu seperti apa wilayah ini."
Saat dia mengatakan bagiannya, perlahan-lahan dia memasuki wilayah.
Mengmeng, yang berada dalam pelukan Gu Ruoyun, dengan waspada melirik Qianbei Ye yang berjalan di sampingnya. Dia merenung sesaat dan memutuskan untuk menyerah atas tindakan membenamkan diri dalam jubah Gu Ruoyun. Kalau tidak, kemungkinan dia akan dilempar oleh pria menakutkan itu lagi!
Tapi sudah lama sejak aku menyentuh payudara Tuan yang lembut itu…
Makhluk kecil itu merasa semakin sedih saat memikirkannya dan tatapan cabulnya terus memandang dada Gu Ruoyun. Tiba-tiba, sepasang mata penuh peringatan menatapnya dan membuatnya sangat takut sampai dia buru-buru menundukkan kepala, takut meneruskan kelancangannya.
"Kakak, hewan roh itu sangat lucu. Bisakah kakak meminta wanita itu menjual hewan roh itu padaku?"
Tiba-tiba, terdengar suara dari samping dan menyebabkan Gu Ruoyun mengerutkan kening.
Si makhluk kecil juga mendengarnya. Dia mengangkat kepala kecilnya yang berbulu dan menatap gadis muda yang mengawasi dirinya. Perasaan jijik memenuhi matanya.