Pertempuran Terakhir (9)
Pertempuran Terakhir (9)
Tubuhnya dipenuhi lubang-lubang dan terus meneteskan darah sementara darah di wajahnya telah mengering.
"Burung Vermilion!"
Dada Gu Ruoyun mengeras dan dia memeluk tubuh Burung Vermilion dengan kuat. Akan tetapi, dia bisa merasakan tubuh kecil Burung Vermilion perlahan-lahan menjadi dingin dan dia seperti sedang memeluk sebalok es.
"Burung Vermilion, makan pil ini."
Saat itu, Gu Ruoyun tak sempat mempertimbangkan. Dia cepat-cepat menggenggam pil dan memasukkannya ke dalam mulut Burung Vermilion, berharap kekuatan pil itu dapat menyelamatkan Burung Vermilion.
Mata Burung Vermilion penuh kesedihan dan keputusasaan saat menatap wajah anggun dan cerah si wanita tanpa berkedip. "Suhu, merupakan sebuah kehormatan bagiku bisa bertemu denganmu di kehidupan ini, tapi mulai sekarang, aku tak bisa lagi bertarung untukmu…"
"Tidak, kamu akan baik-baik saja, aku tak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu!" Tangan Gu Ruoyun gemetar. Kesedihan di hatinya sangat besar sehingga dia tak bisa menanggungnya. "Burung Vermilion, aku akan menyelamatkanmu! Beritahu aku apa yang terjadi setelah aku pingsan. Dimana Zixie, Xiao Ye dan ketiga Hewan Ilahi lain?"
Burung Vermilion menggelengkan kepala sambil memandang ekspresi gelisah Gu Ruoyun. Matanya yang tanpa emosi penuh dengan kesedihan.
"Naga Biru, Harimau Putih, dan Penyu Hitam… jiwa mereka telah hancur! Tubuh mereka… aku rasa mereka ada disuatu tempat dalam tumpukan jasad ini. Dan untuk Qianbei Ye dan Ketua Zixie, aku tak tahu kemana mereka pergi."
Jiwa mereka telah hancur!
Kalimat ini bagaikan sambaran petir di hari yang cerah dan sangat mengejutkan Gu Ruoyun sampai dia terhuyung ke belakang. Wajahnya yang anggun dan cerah menjadi pucat dan matanya berubah hampa. Ada kesedihan besar dalam tatapannya.
Keberadaan Qianbei Ye dan Zixie tidak diketahui sementara jiwa Naga Biru dan yang lainnya telah hancur?
Apa yang terjadi setelah aku pingsan?
"Suhu, maafkan aku tapi aku harus meninggalkanmu juga." Mata Burung Vermilion tertuju pada Gu Ruoyun sambil tersenyum kecut. "Namun, aku sungguh tidak menyesal telah mengenalmu dalam kehidupan ini."
Mengatakan kalimat ini tampak telah mengambil kekuatan terakhir Burung Vermilion. Kelopak matanya bergetar sebelum dia menutup mata sepenuhnya. Nafas lemahnya kini begitu lemah sehingga sama sekali tak bisa terasa…
"Tidak!"
Gu Ruoyun memeluk tubuh Burung Vermilion dengan erat dan berteriak memilukan, "Cang Ming! Kamu sudah membunuh orang-orangku! Aku, Gu Ruoyun, akan menghunuskan pedangku padamu! Aku akan membalas dendam mereka sekalipun jiwaku hancur saat melakukannya!"
Hatinya terasa seperti memelintir dan itu sangat menyakitkan! Dia juga merasakan kemarahan besar sehingga membuatnya ingin menghancurkan seluruh dunia!
"Burung Vermilion, untuk sekarang kamu bisa istirahat dengan damai disini. Saat aku menyelesaikan semuanya, aku akan membawa kalian semua pergi dari tempat ini."
Gu Ruoyun merendahkan kelopak mata saat menempatkan jasad Burung Vermilion di tanah dengan hati-hati. Setelah itu, dia seperti teringat sesuatu dan melesat menuju Istana Kerajaan Angin Berawan.
Sekarang musim semi dan dedaunan berjatuhan memenuhi jalan. Jalanan Kerajaan Angin Berawan yang dulunya ramai sekarang begitu sepi sehingga terasa sangat asing.
Gu Ruoyun tidak ragu dan bergegas menuju Istana Kerajaan secepat yang dia bisa. Hatinya tak pernah merasa begitu gelisah sebelumnya dan seolah-olah ingin meledak di dadanya.
Ayah, ibu, Xun'er… tak boleh ada yang terjadi pada kalian!