Keputusasaan Murong Qian (4)
Keputusasaan Murong Qian (4)
Saat para kasim dan pelayan memindahkan jasad Murong Qian, pernikahan berlangsung seperti sebelumnya…
"Sujud pertama kepada langit dan bumi!"
Liu Yue tersadar, membersihkan tenggorokan dan mengumumkan.
Kemunculan Murong Quan telah mengganggu pernikahan jadi mereka harus mengulang upacara pernikahan dari awal lagi.
"Sujud kedua kepada orang tua."
"Ketiga, masuki kamar pengantin…"
Saat suku kata terakhir diucapkan, Qianbei Ye tidak menunggu diantar ke dalam kamar pengantin saat dia menggendong Gu Ruoyun dan menghilang dari aula besar dalam sekejap.
"Ehem." Liu Yue membersihkan tenggorokan dengan canggung. "Permaisuri sangat tidak sabaran. Jika memang begitu, inilah akhir upacara pernikahan. Aku harap tubuh Kaisar kita masih sanggup berdiri besok…"
Kerumunan tertawa terbahak-bahak ketika mendengar ini tapi tak ada yang berani berbicara dengan cara yang sama seperti Liu Yue, yang memiliki kepercayaan penuh dari Gu Ruoyun. Mereka hanya bisa menahan kata-kata mereka di dalam hati…
Neraka.
Seekor singa mati terbaring di meja di sebuah ruangan mewah. Seorang pria berambut perak yang memakai jubah hitam berdiri di sebelah singa kecil itu sambil menatap dalam diam dan dingin. Matanya menyala dengan sinar dingin.
"Qianbei Ye, kamu telah membunuh manusia setengah hewan yang susah payah aku pelihara. Akan ku buat kamu membayarnya!"
Perlahan-lahan dia melangkah kedepan singa kecil dan mengangkatnya. Lalu memakannya tanpa ekspresi. Suara robekan dapat didengar saat dia merobek potongan dagingnya sebelum mengunyahnya secara perlahan…
Cang Ming memakan singa kecil itu sedikit demi sedikit. Saat dagingnya memasuki mulutnya, dia merasa tubuhnya dipenuhi kekuatan dan dapat meluap kapan saja.
Akan tetapi, dia tak punya waktu untuk menunda dan menyilangkan kaki untuk mulai mencerna kekuatan dalam tubuhnya…
…
Kerajaan Angin Berawan.
Gu Ruoyun baru saja terbangun di lengan Qianbei Ye ketika merasakan aura yang tak asing di dekatnya. Hatinya bahagia dan dia bergegas bangkit dari tempat tidur.
"Xiao Ye, baru saja aku merasakan aura Zixie. Dia sudah kembali!"!
Qianbei Ye membuka mata perlahan dan mengarahkan pandangan pada pintu kamar yang terkunci rapat. Lalu dia tersenyum. "Dia kembali dengan cepat. Ini menunjukkan kalau misinya berjalan baik."
Tepat setelah dia bicara, pintu kamar terbuka dan seorang pria memakai jubah ungu gelap memasuki ruangan. Mata ungu iblisnya menyala ketika menatap wajah Gu Ruoyun.
"Gadis kecil, aku pulang."
Gadis kecil, aku pulang…
Hati Gu Ruoyun menjadi lega ketika mendengar suara yang sudah lama tidak dia dengar. Dia meninggalkan tempat tidur dan menatap pria berjubah ungu yang baru saja memasuki ruangan dan tersenyum.
"Zixie, selamat datang."
Gu Ruoyun tidak bertanya kemana dia pergi tidak pula bertanya apa yang terjadi selama periode waktu ini. Dia hanya menggumamkan kata itu dengan pelan 'selamat datang'.
Dan tak ada hal lain!
"Kamu sudah melakukannya?"
Qianbei Ye berjalan ke samping Gu Ruoyun dan mata merah iblisnya beralih pada Zixie sambil bertanya.
Zixie mengangguk pelan sebelum perlahan-lahan menghampiri Gu Ruoyun. Wajah iblisnya dipenuhi aura yang sangat serius.
"Gadis kecil, kamu pernah menyegel sebuah benda di daratan utama ini sepuluh ribu tahun lalu. Karena aku terikat denganmu, hanya aku yang bisa mengambil benda itu untukmu. Namun, karena benda itu berada di tempat yang berbahaya, aku baru bisa mengambilnya sekarang."