Tamat (4)
Tamat (4)
Sayang sekali, dia sudah memakan terlalu banyak pil dalam waktu yang singkat. Alhasil, pil itu tak lagi efektif seperti sedia kala.
"Gu Ruoyun, lebih baik kamu menyerah atas pembalasanmu. Mungkin aku akan meninggalkanmu dengan jasad yang utuh."
Cang Ming menatap Gu Ruoyun yang kesusahan dan tertawa menghina. Matanya penuh ejekan dan terlihat seperti sedang memandang seekor semut yang kesulitan bertahan hidup.
Gu Ruoyun terhuyung dan terengah-engah tapi tekad di matanya tak tergoyahkan. "Sudah ku katakan sebelumnya, aku akan menunggu Xiao Ye kembali."
Karena dia telah berjanji, tak peduli apapun yang terjadi dia akan menjaga janjinya.
"Hmm!" Cang Ming mendengus dingin, "Ada beberapa hal yang tak bisa kamu dapatkan hanya karena kamu menginginkannya. Aku tak akan memberimu peluang selamat! Aku sudah selesai bermain denganmu sekarang, saatnya mengirim dirimu ke Surga."
Wush!
Setelah Cang Ming berbicara, dia mengangkat pedang panjangnya dengan tinggi. Kemudian pedang itu ditebaskan dari langit dengan kekuatan yang dapat membelah langit dan bumi menjadi dua.
Gu Ruoyun merasakan energi besar yang berputar ke arahnya dan merasa tercekik. Namun, dia hanya menatap dingin pedang besar yang menebas dari langit saat sinar dingin menyelimuti wajahnya.
Xiao Ye belum kembali jadi aku tidak boleh mati!
Dia menemukan kekuatan untuk bangkit saat memikirkan ini dan mencengkeram Sembilan Kaisar untuk membalas pedang panjang yang menyerangnya dari langit.
KLANG!
Terdengar suara menggemparkan bumi di langit.
Gu Ruoyum merasa tangannya jadi mati rasa. Ada rasa sakit yang tak tertahankan di organ fitalnya dan tetesan darah keluar dari sudut mulutnya sebelum dia jatuh ke tanah dengan putus asa…
"Gadis kecil."
Wajah Zixie memucat. Dengan sekali lompatan, dia menarik Gu Ruoyun dengan erat saat mata ungunya melotot pada siria di langit…
"Tinggal menunggu waktu. Aku harus mencari anak itu, Qianbei Ye, dan membuatnya membayar. Sekarang, aku akan membiarkan kalian berdua turun ke neraka untuk menemani anak itu."
Ada ekspresi haus akan darah di wajah Cang Ming. Lalu dia muncul di samping Zixie dan tangannya menjadi setajam pisau saat mendorong Gu Ruoyun yang sedang dipeluk Zixie…
BUM!
Pada saat itu, energi kuat meledak dari tubuh Gu Ruoyun. Kekuatan tersebut membuat Cang Ming terhuyung beberapa langkah ke belakang saat matanya penuh keterkejutan.
"Gadis kecil." Zixie memandang wanita dalam pelukannya, yang matanya tertutup dan melengkungkan sudut bibirnya. "Sebenarnya, pintu terakhir di Pagoda Ilahi Kuno tak bisa dibuka kapanpun kamu ingin. Pintu ini akan secara otomatis menyerap jiwamu ke dalamnya ketika dia merasakan kamu berada dalam bahaya. Bagaimanapun, akhirnya misiku selesai."
Senyuman Zixie membawa aura iblis saat mata ungunya memandang Gu Ruoyun tanpa berkedip, dipenuhi kasih sayang.
"Sepuluh ribu tahun lalu, aku merasa bahwa perasaanmu terhadap gadis kecil ini lebih dari sekedar persahabatan. Aku tak menyangka itu memang benar."
Cang Ming melihat kasih sayang di mata Zixie dan tertawa menghina. "Aku benar-benar tak bisa mengerti apa yang kamu pikirkan. Jelas kamu menyukai gadis ini tapi pada akhirnya kamu memilih untuk menyerahkannya pada Qianbei Ye."
Zixie menyapu pandangan pada Cang Ming dan menjawab tak peduli, "Bagiku, selama dia bahagia itu sudah cukup. Satu-satunya keinginanku dalam hidup ini adalah menemaninya bertumbuh dan mengawasinya dalam kebahagiaan…"
"Zixie, beritahu aku, kekuatan apa yang dia lepaskan dari tubuhnya tadi?"
Sinar suram melintas di mata Cang Ming. Baru sekarang dia memahami Gu Ruoyun tidak semudah yang dia bayangkan.