Pertempuran Terakhir (1)
Pertempuran Terakhir (1)
Dongfang Yu buru-buru mengulurkan tangan dan memegang Gu Ruoyun saat dia akan pergi. Namun, sebagai gantinya tangannya hanya menabrak pembatas tembus pandang.
Pembatas itu bagaikan dinding tak berbentuk yang mengurung Dongfang Yu dan Raja Besar Hong Lian di dalamnya.
"Xiao Ye, Zixie."
Gu Ruoyun memandang dua pria disampingnya yang mendadak muncul dari antah berantah. "Ayo."
Setelah mengatakan ini, Gu Ruoyun berjalan keluar dari istana. Ada perasaan yakin di wajahnya dan langkah kakinya tak pernah goyah.
Dongfang Yu menatap sosok berjubah hijau yang pelan-pelan berjalan menjauh saat hatinya terasa seperti dihancurkan oleh batu besar, membuatnya kesulitan bernafas.
"Kakak Tian, Yun'er akan kembali dengan selamat, benarkan?"
Dia berbalik pada pria dingin berjubah merah di belakangnya dan bertanya saat matanya berkaca-kaca.
Raja Besar Hong Lian mengangguk pelan. Akan tetapi, tangan yang memeluk Dongfang Yu mengeras seolah-olah ingin menarik wanita itu ke tubuhnya.
"Yu'er, karena Yun'er menolak kita membantunya, kita harus menunggunya kembali kesini. Aku yakin pertarungan ini akan segera berakhir."
Mereka sedang berbicara dengan serius dan tidak menyadari sosok putih salju yang melintas melewati mereka. Pelindung tembus pandang yang menghalangi mereka sepertinya tidak menghalangi sosok itu sama sekali…
Di luar gerbang istana.
Mengmeng cepat-cepat berlari keluar kediaman dan mendarat di lengan Gu Ruoyun. Kemudian memandangnya dengan menyedihkan.
Gu Ruoyun terkejut, tak bisa memahami mengapa formasi itu tidak berpengaruh kepada Mengmeng. Akan tetapi, dia tidak terlalu memikirkannya dan hanya mengerutkan kening.
"Mengmeng, apa kamu ingin ikut denganku?"
Makhluk kecil itu mengerjap dan mengangguk kuat-kuat. Lalu dia berteriak dan mencicit sambil mencengkram Gu Ruoyun dengan erat, takut Gu Ruoyun akan melemparkan dirinya.
"Yun'er, bawa saja makhluk itu. Dia akan berguna untukmu."
Qianbei Ye memandang si makhluk kecil sambil berbicara dengan ekspresi bermakna.
"Baik."
Gu Ruoyun mengangguk ketika mendengar apa yang Qianbei Ye katakan. "Jika memang begitu, ayo berangkat! Aku tahu kalian berdua punya dendam terhadap Cang Ming. Peluang terakhir ini akan menjadi momen untuk mengakhiri semua perselisihan kita."
Gu Ruoyun merasa hatinya perlahan-lahan tenggelam saat mempertimbangkan akibat kalah dari pertarungan. Ada ekspresi sedih dalam tatapan dinginnya.
Qianbei Ye menarik si wanita dalam pelukannya saat matanya penuh dengan senyuman. "Yun'er, kamu tak perlu terlalu gugup! Bukan tidak mungkin kita melawan Cang Ming. Selama kamu membawa makhluk ini, dia pasti akan sangat berguna untukmu."
Gu Ruoyun menekan bibir sambil memandang kedua pria yang berdiri di sebelahnya. Tiba-tiba, dia tersenyum.
Benar, aku memang sangat khawatir mengenai pertempuran terakhir ini sampai hatinya merasa gugup.
Sekarang, aku merasa seperti tak ada yang perlu ditakutkan.
Dalam kehidupan ini, pria yang paling aku cintai dan teman yang paling aku percaya ada disisiku. Tak ada yang perlu aku khawatirkan! Sekalipun langit runtuh, kami bertiga bisa melawannya bersama. Benar-benar tak ada yang harus ditakutkan!
"Xiao Ye, Zixie."
Gu Ruoyun memegang tangan dua pria tersebut saat wajahnya yang cantik dan mulus menyala dengan senyuman tenang dan percaya diri.