Lin Xue Yang Tak Punya Otak (8)
Lin Xue Yang Tak Punya Otak (8)
Nada suara si pria membawa niat membunuh yang kuat dan jelas. Bagaimana mungkin Lin Xue menahan aura kuat seperti itu? Tubuhnya gemetar dan dia hampir tersungkur di tanah.
"Raja Besar, awalnya Xue'er datang ke ruang belajar untuk meminta maaf dan mengucapkan selamat tinggal padamu. Siapa yang menyangka ketika aku memasuki ruang belajar…" Air mata mengalir di wajah Lin Xue sambil mencela si pesuruh yang tak sadarkan diri, "Orang ini menyerangku dan melakakukan tindakan tak bermoral! Xue'er yakin hanya dirimu, Raja Besar, sendirian yang berada di ruang belajar jadi aku salah memahami situasi. Xue'er benar-benar tak bersalah! Tolong, Raja Besar, tolong aku!"
Ketika Raja Besar melihat cara Lin Xue menjelaskan, matanya menjadi semakin dingin, "Qing Lin, bangunkan dia."
"Baik, Raja Besar."
Pengawal di samping Raja Besar berjalan menuju si pesuruh sebelum mengangkat tangan untuk menamparnya dengan keras. Si pesuruh akhirnya terbangun.
Saat itu, dampak obat bius telah hilang tetapi tindakannya dengan Lin Xue sebelumnya masih segar dalam benaknya. Itu menyebabkan wajah si pesuruh berubah dan dia dengan cepat merangkak menuju Raja Besar dan mengetuk-ngetukkan kepala dengan keras.
"Raja Besar, mohon selamatkan nyawaku. Aku memakan bubur biji teratai yang kamu hadiahkan padaku dan aku tak tahu apa yang merasuki diriku tapi aku merasa seakan-akan tubuhku terbakar. Aku juga tak tahu saat Nona Lin Xue masuk. Kemudian dia menelanjangi diriku dan meneriakkan namamu, Raja Besar. Dia bahkan mengatakan dia ingin punya anak denganmu. Ketika aku mendengarnya, aku kehilangan semua akal sehatku dan inilah yang terjadi."
Si pesuruh tidak mendengar Lin Xue memanggil nama Raja Besar tidak pula mendengar Lin Xue ingin mengandung anak Raja Besar. Namun, dia tahu penjelasan ini akan paling bermanfaat untuk dirinya!
Menyalahkan kesalahan kepada orang lain bukanlah hal yang hanya Lin Xue kuasai!
"Kamu bicara omong kosong!"
Ekspresi Lin Xue sangat berubah dan menunjuk si pesuruh dengan marah. "Kamu yang memaksakan diri entah aku menyetujuinya atau tidak, namun kamu berani membuat tuduhan palsu. Raja Besar, kamu harus menolongku. Orang seperti dia harus dipotong-potong dan ditinggalkan tanpa jasad utuh!"
Saat kedua belah pihak tengah saling menyalahkan, Gu Ruoyun mendorong tangan Qianbei Ye dan perlahan-lahan berjalan menuju meja belajar. Dia mengambil mangkuk kosong itu dan mendekatkannya ke hidung, menghirupnya dengan pelan.
"Ada apa, Yun'er?" Raja Besar Hong Lian menoleh pada Gu Ruoyun dan bertanya.
Gu Ruoyun meletakkan mangkuk itu kembali dan menjawab tenang, "Mangkuk ini mengandung sisa-sisa Ramuan Bawang Bahagia."
Ramuan Bawang Bahagia. Seseorang hanya perlu mendengar kata 'bawang bahagia' untuk memahami apa maksudnya!
Wajah Lin Xue berubah dari putih menjadi hijau dan kembali lagi dari hijau ke putih. Tiba-tiba, dia mengecam dan menerjang ke arah Gu Ruoyun seolah-olah menjadi gila.
"Xue'er!"
Wajah Lin Yang memucat saat bergegas melingkarkan tangannya pada adiknya yang lepas kendali. "Berhenti menyebabkan masalah. Apa kamu hanya akan puas saat kamu menyebabkan kematianmu sendiri?"
Karena Lin Xue tidak berhasil menggoda Raja Besar, dia mungkin akan mendapat hukuman ringan. Akan tetapi, jika dia menyentuh Nona Sulung, mengetahui sikap protektif Raja Besar, dia akan memberinya takdir yang lebih buruk daripada kematian!
"Gu Ruoyun, dasar pelacur, kamu takut aku akan merampas Raja Besar. Kamu takut aku akan mengandung putranya dan mengambil posisimu!" Lin Xue meronta-ronta dalam pelukan Lin Yang sambil menjerit bagaikan wanita gila, "Kamu adalah wanita yang buruk, kamu akan mengambil kekuasaan Raja Besar dan menikahi pria lain. Itu sama saja dengan memanfaatkan Raja Besar untuk memberi makan seorang gigolo. Kamu adalah lintah yang hidup untuk memberi makan orang luar. Hak apa yang kamu punya untuk memerintah Wilayah Teratai Merah? Aku ingin mengandung anak Raja Besar dan bersaing denganmu untuk mendapatkan seluruh wilayah!"