Istri Liar Kaisar Jahat

Lin Xue Yang Tak Punya Otak (6)



Lin Xue Yang Tak Punya Otak (6)

"Nyonya, Raja Besar, aku tak bermaksud mengganggu kalian. Mohon maafkan aku, Nyonya dan Raja Besar!" Dahi si pengawal penuh dengan keringat, "Masalahnya adalah, Lin Xue, si adik pengawal Lin Yang, tengah menangis dan membuat masalah di ruang belajar. Dia berkata bahwa Raja Besar… Emm.. Memperkosa dirinya."     

Hanya surga yang tahu berapa banyak keberanian yang diperlukan si pengawal untuk mengucapkan dua kata terakhir itu.     

Aku benar-benar tak tahu apa yang salah dengan wanita itu, otak Lin Xue! Bukankah Raja Besar tengah bercinta dengan Nyonya? Bagaimana Raja Besar bisa memisahkan diri untuk memperkosa Lin Xue?     

"Keluar!"     

Mata Raja Besar Hong Lian menjadi gelap saat berteriak marah.     

Saat ini, si pengawal tak berani tetap tinggal. Dia sangat takut sehingga basah dengan keringat sambil bergegas keluar.     

Saat si pengawal pergi, Raja Besar Hong Lian membantu Dongfang Yu berpakaian. Matanya tak lagi kejam dan dingin tapi dipenuhi kelembutan. "Ayo, Yu'er. Ada beberapa orang tak bisa hidup dengan damai di malam terakhir mereka. Jika aku tahu mengenai hal ini, aku akan mengusir mereka lebih cepat."     

Dongfang Yu memutar mata. "Bukankah kamu yang menyebabkan masalah ini? Menurutku Lin Xue ingin menjadi kekasihmu, itulah sebabnya dia membuat keributan ini! Kecuali kita membunuhnya, sekalipun kita mengusir mereka malam ini, dia akan memakai cara lain untuk merayumu."     

Raja Besar Hong Lian menghela nafas. "Aku harap kita tidak mengganggu istirahat putri kita yang berharga. Dia baru saja sampai di Wilayah Teratai Merah dengan susah-payah namun masih harus berurusan dengan orang-orang seperti itu. Aku benar-benar salah menilai kala itu dengan mengizinkan Lin Yang memasuki Wilayah Teratai Merah. Kali ini, bahkan jika mereka ingin pergi, itu tidak akan mudah!"     

Awalnya Raja Besar Hong Lian bermaksud membiarkan mereka hanya dengan satu peringatan. Tapi sekarang setelah mereka menyebabkan keributan seperti itu, hatinya penuh dengan niat membunuh.     

Saat Raja Besar Hong Lian dan Dongfang Yu menerima kabar tersebut, Gu Ruoyun juga dibangunkan oleh si pengawal yang memberi laporan.     

Dia mengangkat kening dan menoleh pada pria di sebelahnya dengan senyum yang dipaksakan, "Sejak perjamuan, aku tahu dia tengah bersekongkol melawan ayah tapi aku tak menyangka dia akan menggunakan cara ini untuk menjebak ayah. Bagaimana menurutmu? Bagaimana kita harus mengatasinya kali ini?"     

Gu Ruoyun sangat yakin ketika itu berkaitan dengan Raja Besar Hong Lian dan dia tahu ayahnya tak akan pernah mengkhianati ibunya. Selain itu, berdasarkan tingkat kekuatan ayahnya saat ini, tak ada yang dapat melawannya.     

Itulah sebabnya Gu Ruoyun tidak menyebutkan masalah ini selama perjamuan.     

"Akan tetapi, sepertinya Lin Xue hanya mengejar ayah tapi tidak jatuh cinta padamu. Tampaknya daya tarikmu tidak sekuat ayahku."     

Qianbei Ye tersenyum dan menarik Gu Ruoyun dalam pelukan. Matanya tersenyum lebar.     

"Aku hanya memperlihatkan daya tarikku padamu. Di dunia ini, selama aku memiliki dirimu, orang yang memiliki hatiku, itu sudah cukup. Aku tak peduli dengan orang lain."     

Gu Ruoyun mengetahuinya dengan baik.     

Lin Xue menyukai ayahnya karena status ayahnya sebagai Raja Besar Hong Lian. Jika Lin Xue mengetahui tentang kekuasaan dan latar belakang Qianbei Ye, kemungkinan Lin Xue malah akan menempel pada Qianbei Ye.     

Tetapi, terlepas dari siapapun yang dia kejar, kesimpulannya akan tetap sama.     

"Ayo, mari cari tahu apa yang Lin Xue gunakan untuk menjebak ayahku."     

Gu Ruoyun bangkit dari ranjang sambil berbicara pada pria di sebelahnya.     

…     

Lin Yang menekan bibir dengan kuat di luar ruang belajar. Wajahnya penuh kecemasan.     

Berkali-kali dia ingin mendorong pintunya tapi pada akhirnya dia menahan diri. Bagaimanapun, keributan yang Lin Xue sebabkan sangat berbeda dengan rencana mereka. Dia hanya bisa mendengar sekarang.     

Saat Lin Yang tengah menunggu dengan gelisah, tiba-tiba dia melihat dua sosok yang tampak tak asing menuju dirinya. Itu membuatnya sangat terkejut.     

"Raja Besar?"     

Ekspresinya berubah sangat pucat saat matanya penuh ketakutan.     

Ini mustahil! Mengapa Raja Besar datang dari arah sana? Jika Raja Besar datang dari kamar, lalu siapa yang ada di dalam ruang belajar?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.