Lin Xue Yang Tak Punya Otak (2)
Lin Xue Yang Tak Punya Otak (2)
"Raja Besar!"
Lin Xue mengguncang tangannya dari genggaman Lin Yang. Ada ekspresi gigih di wajahnya yang cantik dan manja saat mengatakan, "Raja Besar, aku tidak memutarbalikkan fakta! Aku hanya meminta maaf pada Nona Sulung mengetahui aku telah melakukan kesalahan."
PAK!
Terdengar suara jernih di aula, membungkam kerumunan. Semua orang menatap dengan terkejut pada wanita yang luar biasa cantik yang berdiri di depan Lin Xue.
Lin Xue tertegun dan menatap Dongfang Yu dengan terkejut. Da tak percaya Nyonya berani menamparnya di depan banyak orang!
Apakah Nyonya tidak takut tidak mendapat persetujuan dari orang-orang Wilayah Teratai Merah?
Jelas bahwa Lin Xue terlalu menganggap penting dirinya sendiri. Orang-orang di Wilayah Teratai Merah sangat berhati-hati demi kepentingan mereka sendiri dan mengikuti Raja Besar dengan patuh. Mereka tak akan pernah meragukan keputusan Raja Besar dan istrinya.
"Kamu… kamu menamparku?"
Mata Lin Xue menjadi merah. Sisi kiri wajahnya sekarang sangat bengkak dan dia merasa teraniaya. Dia menangis sambil berkata, "Nyonya, meskipun kamu adalah istri Raja Besar, kamu tak boleh menampar orang lain begitu saja."
"Xue'er!"
Jantung Lin Yang mengeras saat memaksa mencengkram tangan Lin Xue dan memarahinya dengan wajah suram, "Ayo ikut denganku! Nyonya bukanlah orang yang pantas kamu ganggu!"
"Lin Yang, biarkan dia tinggal!" Dongfang Yu melotot pada Lin Yang saat memerintah dengan dingin.
Walaupun Lin Yang ingin menarik Lin Xue, dia tak sanggup bergerak dibawah tekanan kekuatan Dongfang Yu. Matanya penuh ketakutan.
Dia menyesal!
Dia menyesal telah gagal mendisiplinkan adiknya dengan baik dan dia juga menyesal telah mendengar keinginannya dan membawa adiknya kesini!
"Kamu bilang putriku memukulmu?" Mata Dongfang Yu perlahan-lahan beralih pada Lin Xue dan menyeringai, "Aku sangat memahami sifat putriku. Biasanya, dia bahkan tak akan memperdulikan orang sepertimu, apalagi menatapmu."
Bukankah itu masalahnya?
Ketika dua orang itu bertengkar di jalanan, Gu Ruoyun bahkan tidak menatap Lin Xue sama sekali. Jika Lin Xue tidak berusaha mencengkram Gu Ruoyun, Qianbei Ye tak akan terprovokasi untuk menyerangnya.
Oleh sebab itu, ketika Lin Xue mendengar apa yang Dongfang Yu katakan, kebencian dalam hatinya semakin pekat.
Bukankah dia hanyalah putri Raja Besar? Dia hanya mendapat sikap sombongnya karena reputasi Raja Besar! Cepat atau lambat, aku akan melahirkan putra Raja Besar dan menggantikan dirinya!
"Kamu tak ingin menyerah, bukankah begitu?" Dongfang Yu menatap Lin Xue dengan jijik. "Tidak usah mengatakan siapa yang salah lebih dulu! Katakan saja putriku memang memukulmu! Jika kamu tidak melakukan hal yang tak bisa dia toleransi, dia tak akan pernah menyerangmu! Sekalipun bukan itu masalahnya, apa yang bisa kamu lakukan? Putriku bisa menyerang siapapun yang dia inginkan! Jika dia ingin membunuh seseorang, aku akan membantunya melakukannya! Siapa dirimu hingga berani berpura-pura terlihat menyedihkan dan memenangkan belas kasihan? Jangan mengira aku tak tahu kenyataan meski kamu tampak sedang meminta maaf, kamu meremehkan putriku di setiap kata yang kamu ucapkan! Sekarang, bukan hanya putriku yang memukulmu, aku juga menamparmu. Apa yang akan kamu lakukan?"
Kekuasaan dalam ucapan Dongfang Yu sangat mengejutkan Lin Xue. Dia hanya bisa menatap Dongfang Yu dengan terkejut.
"Aku kira kamu orang yang masuk akal, aku tak menyangka…"
"Masuk akal?"
Tiba-tiba, terdengar tawa kejam dari samping.
Kerumunan menyaksikan Raja Besar bangkit perlahan-lahan. Jarak antara keningnya penuh dengan keangkuhan dan suaranya sangat berkuasa. "Di Wilayah Teratai Merah, apapun yang istri dan putriku katakan adalah masuk akal!"