Benua Roh Dewa (1)
Benua Roh Dewa (1)
Yun Luofeng mengangguk dan membalikkan telapak tangannya, ada buah berwarna merah muncul di telapak tangan Yun Luofeng.
"Ini …. " Hong Ling menatap kosong sejenak dan bertanya sambil gagal memahami.
Menghadapi wajah bingung Hong Ling, Yun Luofeng tersenyum. "Kau seharusnya sudah mendengar tentang sambaran petir yang menyambar di Keluarga Jun selama kurun waktu ini?"
Jejak keheranan melintasi mata Hong Ling sambil menatap wajah tersenyum Yun Luofeng dengan terkejut. "Maksudmu mereka menerobos ke tingkat dewa-takzim karena buah ini?"
Mustahil Hong Ling tidak tahu apa yang terjadi di Keluarga Jun. Mendengar bagaimana Yun Luofeng berbicara, Hong Ling langsung menghubungkan kejadian itu dengan barang di tangan Yun Luofeng. Segera, hati Hong Ling berdebar dengan kencang.
Semua penatua juga menatap pada buah air liur naga itu dengan tak bergeming. Ekspresi mereka seperti meneteskan air liur dan beberapa tidak bisa menahan untuk menelan air liur mereka, berharap mereka bisa menerkam dan merampas buah itu.
"Itu benar, mereka bisa menerobos karena buah air liur naga di tanganku ini. Aku telah menyisakan tiga buah untukmu dan aku secara pribadi datang ke sini untuk mengantarkan ini padamu."
Hong Ling menjadi terdiam. Efek buah air liur naga memang membuat orang lain meneteskan air liurnya, namun dibandingkan dengan buah ini, Hong Ling bahkan lebih berharap putrinya kembali.
"Nona Yun, bisakah kau katakan padaku, apakah ada metode untuk membangkitkan Hong Luan?" Mata Hong Ling mengandung harap-harap cemas dan permohonan, dan bahkan lebih ke cinta seorang ayah.
Yun Luofeng menatap pada mata Hong Ling yang memohon dan tidak bisa menahan namun menghela napas. "Ada sebuah metode untuk menyelamatkan Hong Luan, namun aku belum yakin …. "
Mata Hong Ling menjadi cerah. Terlepas dari seberapa yakinnya Yun Luofeng, kata-kata Yun Luofeng telah memberikan Hong Ling harapan yang besar.
"Terima kasih," Suara Hong Ling menjadi tersedak dengan emosi, mengambil satu buah dari tangan Yun Luofeng, Hong Ling berkata, "Aku hanya perlu satu dari buah itu dan kau bisa mengambil kembali sisanya. Lebih baik barang berharga seperti itu disimpan untuk orang yang berada di sisimu."
Walaupun Yun Luofeng hanya berniat untuk memberikan Kediaman Gubernur Provinsi Timur tiga buah air liur naga, para penatua itu bisa bersaing untuk dua kuota lainnya setelah Gubernur mengambil satu! Namun, Gubernur malahan menolak harta yang tak ternilai itu? Memikirkan hal ini, pandangan para penatua terhadap Hong Ling dipenuhi dengan kemarahan.
Melihat kebencian di hati para penatua itu, Hong Ling tidak menghiraukan mereka dan mendorong kembali tangan Yun Luofeng.
"Nona Yun, aku benar-benar berterima kasih padamu. Bahkan jika kau hanya mempunyai secercah harapan, itu memberikanku sebuah alasan untuk terus hidup." Hong Ling perlahan menutup matanya.
Selama kurun waktu ketika Hong Luan sudah meninggal, pria itu yang awalnya penuh dengan semangat telah menua puluhan tahun dan bahkan punggungnya yang tegak perlahan telah membungkuk.
Bagi Hong Ling, Kediaman Gubernur Timur dahulunya adalah sebuah tempat yang ia harus lindungi seumur hidupnya! Demi tempat ini, dia telah kehilangan wanita tercintanya dan dia bahkan memaksa putri yang ia cintai untuk menikah dengan tuan muda Provinsi Utara.
Jika bukan karena kemunculan Yun Luofeng, mungkin Hong Ling sudah akan benar-benar melakukan kesalahan yang ia tidak bisa tebus … Namun, setelah Hong Luan meninggalkan dia, Hong Ling tiba-tiba melihat sebuah cahaya.
Apa itu Provinsi Timur? Apa itu penduduknya? Apa itu otoritas? Tidak ada yang lebih penting dari keluarganya sendiri!
Jika Hong Luan bisa kembali ke sisinya, Hong Ling bersedia untuk menggunakan seluruh Provinsi Timur sebagai gantinya!