Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Aku Ingin Tinggal (3)



Aku Ingin Tinggal (3)

Seolah seperti tidak mendengar Yu Xianxian, Yun Luofeng menatap pada Mo Qiancheng. "Mengapa kau di sini?"     

Setelah dia mendengar pertanyaan Yun Luofeng, Mo Qiancheng memperlihatkan kekesalan di wajahnya. "Bukankah semua ini karena Ji Jiutian si b*jingan itu? Aku memercayai kata-katamu sebelumnya dan pergi mencari Ji Jiutian. Akibatnya, dia secara kebetulan mengaktifkan ruang lubang terobosan ke tempat ini."     

"Tidak masalah jika dia ingin pergi sendiri, namun dia mendorongku sebelum dia pergi dan menyeretku ke tempat ini!"     

Mo Qiancheng merasa marah. "Terlebih lagi, aku tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya apa pun padanya!"     

Semenjak datang ke Benua ini, hari-hari Mo Qiancheng tidak berjalan mulus. Selain kekuatannya terkunci, dia pada dasarnya melarikan diri untuk bertahan hidup. Untungnya, dia beruntung dan menemukan beberapa batang herbal spiritual di sebuah bangkai binatang buas spiritual. Namun, dia tidak menyangka bahwa benda itu akan menghasilkan situasi hari ini.     

Yun Luofeng melirik pada Yu Xianxian dan berkata. "Yu Xianxian, kembalilah terlebih dahulu. Aku harus pergi ke penginapan karena Qi Su masih menungguku di sana."     

Meskipun pangeran kedua telah mengundang mereka masuk ke kediaman pangeran kedua, Yun Luofeng merasa bahwa ada banyak ketidaknyamanan yang terlibat dan oleh karena itu, terus tinggal di penginapan.     

Pikiran Yu Xianxian dipenuhi dengan pangeran ketiga yang ingin balas dendam dan oleh karena itu, tidak bersikeras untuk tetap berada di sini. Yu Xianxian mengangguk dan berkata, "Baiklah. Kakak Yun, tunggu aku di penginapan. Aku dan kakak ipar akan memikirkan cara untuk menolongmu."     

Setelah mengatakan ini, Yu Xianxian menggertakkan giginya dan berlari ke arah kediaman pangeran kedua. Saat ini, satu-satunya orang yang bisa menolong Kakak Yun adalah kakak iparnya.     

Begitu Yun Luofeng berbalik, dia melihat Mo Qiancheng mengikutinya di belakang kemudian Yun Luofeng bertanya dengan dingin, "Mengapa kau masih mengikutiku?"     

Yun Luofeng menolong Mo Qiancheng karena dia tidak berharap mereka membuat situasi lebih buruk dan membuat Mo Qiancheng memecahkan segelnya. Pada saat yang sama, hal itu akan memberikan masalah bagi Yun Luofeng.     

Langkah kaki Mo Qiancheng berhenti dan dia menggigit bibirnya dengan erat. "Jue … Yun Luofeng, aku ingin mengikutimu."     

Mo Qiancheng buru-buru menghentikan dirinya sendiri mengingat kembali kata-kata Yun Luofeng sebelumnya ketika dia memanggil Yun Luofeng.     

"Mengikutiku?" Yun Luofeng memperlihatkan senyum dingin. "Apa kau yakin ingin mengikutiku?"     

Mata Mo Qiancheng berputar. "Benua ini sangat berbahaya dan jika kau meninggalkanku sendirian di luar, aku pasti akan dikejar. Pada saat itu, jika aku memecahkan segel itu tanpa sengaja …. "     

Mendengar kata-kata Mo Qiancheng, Yun Luofeng menyipitkan matanya. "Kau mengancamku?"     

"Aku hanya berharap untuk mengikutimu."     

Kesempatan seperti ini sulit datang, di mana si b*jingan Yun Xiao itu tidak berada di samping Yun Luofeng. Bagaimana mungkin Mo Qiancheng melepaskan kesempatan yang begitu bagus?     

"Bukannya tidak mungkin kau mengikutiku," Bibir Yun Luofeng melengkung dengan samar sementara memperlihatkan senyum jahat. "Kebetulan, aku kekurangan pelayan. Jika kau bisa menyapu lantai, mencuci baju, memasak dan membersihkan kakus, kau boleh mengikutiku."     

Mo Qiancheng tercengang. Tidak masalah baginya untuk menyapu lantai, mencuci baju dan memasak. Namun, membersihkan kakus? Bisakah dia memberi tahu Mo Qiancheng di mana tepatnya kakus itu?     

"Apakah kau ingat dunia ilusi yang ditinggalkan Jueqian? Aku membangunnya kembali dan orang-orangku semuanya sedang mengolah di dunia tersebut. Ke depannya, tugas membersihkan dunia ilusi itu setiap hari akan diserahkan padamu. Dengan itu, bawahanku bisa berkonsentrasi sepenuh hati pada pengolahannya."     

Bibir Mo Qiancheng berkedut. Namun, dia mengerti bahwa ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa tetap berada di samping Yun Luofeng. Mo Qiancheng menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Baiklah, aku akan melakukannya!"     

Bagaimanapun juga, Mo Qiancheng tidak ingin terus melarikan diri dan lebih aman untuk bersembunyi di samping Yun Luofeng. Yun Luofeng mempunyai pertimbangannya sendiri untuk membiarkan Mo Qiancheng mengikutinya. Dia berpikir mengenai hal itu dan merasa bahwa paling aman untuk meletakkan bom waktu ini di sampingnya. Sedangkan untuk hal yang lainnya, itu hanyalah sebuah hukuman untuk Mo Qiancheng ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.