DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

MENIKAH (1)



MENIKAH (1)

"Kamu benar Glad, aku harus berubah demi Ayah. Aku tidak ingin mengecewakan Ayah lagi." ucap Jeevan dengan perasaan bersalah.     

Tanpa berkomentar lagi Gladys memeluk Jeevan agar tidak terlalu sedih.     

"Gladys, Jeevan, aku berharap Tuan Mark segera sehat agar bisa menghadiri pernikahan kalian. Menurutku kalian bisa menikah hari ini juga. Siapa tahu dengan mengetahui kalian sudah menikah, Tuan Mark akan segera sadar." ucap Nadia dengan ide yang tiba-tiba datang.     

Jeevan menatap Nadia kemudian beralih menatap Gladys dengan wajah serius.     

"Apa kamu mau menikah denganku hari ini Glad?" tanya Jeevan dengan tatapan tak berkedip.     

Wajah Gladys seketika memerah mendengar permintaan Jeevan yang menuruti apa kata Nadia.     

"Bagaimana bisa kamu tanpa berpikir dulu menuruti apa kata Nadia, Jeev?" ucap Gladys dengan tatapan tak percaya.     

"Glad, aku sudah berpikir apa yang dikatakan Nadia sangatlah benar. Sebaiknya kita menikah sekarang, siapa tahu ayah akan segera sadar setelah mengetahui kita menikah dan baik-baik saja. Aku tidak ingin kehilangan Ayahku, Glad. Menikahlah denganku sekarang, aku mohon." ucap Jeevan dengan kedua matanya berkaca-kaca dan tatapan mata yang memohon.     

Melihat kesedihan di wajah Jeevan dan teringat janjinya pada Tuan Mark. Gladys tidak sampai hati menolak keinginan Jeevan.     

"Baiklah Jeev, semoga apa yang kita lakukan bisa menyadarkan Tuan Mark." ucap Gladys dengan suara pelan.     

"Benarkah Glad? kamu mau menikah denganku hari ini?" tanya Jeevan dengan tatapan penuh.     

Gladys menganggukkan kepalanya, walau dalam hatinya ada perasaan ragu.     

"Kalau begitu, aku akan segera memanggil penghulu datang ke sini. Kita akan menikah di hadapan Ayah. Di sini sudah ada Nadia dan Jonathan. Bagaimana dengan orang tua kamu Glad?" tanya Jeevan dengan serius.     

"Gladys sudah tidak punya keluarga Jeev, hanya aku saudaranya." ucap Nadia seraya memeluk bahu Gladys.     

"Kamu tenang saja Jeev, aku akan memanggil orang tuaku juga Marcos untuk menjadi wali Gladys juga wali kamu. Kamu panggil saja Penghulu kemari agar kalian segera menikah." ucap Jonathan sambil mengirim pesan pada orangtuanya juga Marcos.     

"Terima kasih Jo, aku tidak akan melupakan kebaikanmu ini." ucap Jeevan seraya menepuk bahu Jonathan.     

"Tenang saja Jeev, Gladys adalah saudara Nadia. Jadi kamu adalah saudaraku juga." ucap Jonathan dengan tersenyum setelah membaca pesan balasan dari Momynya kalau segera datang.     

"Jo, kamu di sini dengan Jeevan ya. Aku mau keluar mengantar Gladys ke salon terdekat." ucap Nadia sambil memeluk bahu Jonathan.     

Jonathan menganggukkan kepalanya mengizinkan Nadia mengantar Gladys ke salon.     

"Kalian ke sana naik apa?" tanya Jonathan sedikit menyesal telah menyuruh Marcos pulang.     

"Kita naik taksi Jo, kamu jangan kuatir. Nadia aman bersamaku." ucap Gladys kemudian keluar di ikuti Nadia.     

Di luar rumah sakit, Nadia dan Gladys mencari taksi yang sebagian mangkal di depan rumah sakit.     

Tiba-tiba ada sebuah taksi yang berhenti tepat di hadapan Nadia dan Gladys.     

"Mau ke mana Nona?" tanya sopir taksi pada Gladys.     

"Ke Salon terdekat pak. Apa anda tahu di mana salon terdekat di daerah sini?" tanya Gladys dengan wajah serius.     

"Kebetulan saya tahu Nona. Cepatlah masuk ke dalam. Aku akan mengantarkan kalian ke salon terdekat di ujung sana." ucap sopir taksi pada Gladys dan Nadia.     

Dengan segera Gladys dan Nadia masuk ke dalam taksi. Perlahan sopir taksi menjalankan mobilnya ke arah selatan di mana tempat salon berada.     

Tiba di depan salon, Gladys mendekati Sopir taksi.     

"Pak apakah anda bisa menunggu kami untuk di rias sebentar? kami akan membayar lebih dari yang sebelumnya." ucap Gladys agar tidak repot mencari taksi lagi.     

"Tentu Nona, aku akan menunggu di sini." ucap Sopir taksi dengan senang hati menerima tawaran Gladys.     

"Terima kasih Pak." ucap Gladys dengan tersenyum kemudian masuk ke dalam di ikuti Nadia.     

"Nadia apa perlu aku pakai pakaian pengantin? aku rasa tidak perlu biar aku pakai pakaian pengantin modern saja, tidak terlalu ribet saat kita kembali ke rumah sakit." ucap Gladys setelah masuk ke dalam salon.     

"Terserah kamu saja Glad, yang terpenting kamu tidak menjadi susah saat kamu berjalan ke rumah sakit." ucap Nadia dengan tersenyum kemudian menemui pemilik salon untuk melayani khusus Gladys yang akan menjadi pengantin.     

Dengan antusias pemilik salon segera merias Gladys secara pribadi saat tahu calon pengantin pria adalah Jeevan putra dari Tuan Mark yang cukup terkenal.     

"Silahkan masuk ke dalam ruang khusus saya Nona Gladys, Nyonya Jonathan." ucap Pemilik salon merasa gugup setelah tahu Nadia adalah istri dari Jonathan seorang pria yang terkenal di kagumi banyak wanita. Termasuk dirinya juga mengagumi sosok Jonathan.     

Nadia dan Gladys tersenyum kemudian masuk ke ruang khusus pemilik salon.     

Dengan sangat hati-hati pemilik salon merias wajah Gladys dengan tema pakaian pengantin modern dan tentu saja untuk riasan wajah juga mengikuti gaya modern.     

Setelah hampir dua jam di rias sekaligus dengan pakaian pengantin yang tampak anggun dan elegan, Gladys tampak ragu menatap wajah Nadia.     

"Rasanya aku tidak percaya kalau aku akan menikah secepat ini. Apalagi dengan Jeevan." ucap Gladys dengan nafas tertahan.     

Sungguh tidak pernah Gladys bayangkan jalan hidupnya menjadi ribet sejak mengenal Jeevan.     

"Sudahlah Glad, kamu sudah akan menikah sebentar lagi. Jangan banyak mengeluh lagi. Walau kamu berusaha menolak semua ini, kalau Jeevan jodoh kamu kalian pasti akan menikah juga." ucap Nadia seraya menggandeng tangan Gladys dan membawanya keluar untuk segera kembali ke rumah sakit.     

"Nadia, aku belum membayar semua ini?" tanya Gladys setelah di dalam mobil." ucap Gladys sampai lupa membayar biaya salon.     

"Aku sudah membayarnya, Jangan pikirkan hal itu lagi yang terpenting kita sekarang harus sampai di rumah sakit karena mereka sudah menunggu kita. Terutama calon suami kamu." ucap Nadia dengan nada menggoda.     

"Untung saja kamu sudah membayarnya, karena terlalu gugup aku sampai lupa semuanya. Pakaianku di mana? aku lupa memasukkannya ke dalam tasku." ucap Gladys sambil mencari pakaiannya di dalam tasnya.     

"Sudahlah Gladys, kamu jangan gugup seperti itu. Pakaianmu sudah aku masukkan ke dalam tasku. Kamu jangan pikirkan apa-apa lagi. Tenangkan hatimu Glad." ucap Nadia sambil tertawa kecil mentertawakan sikap Gladys yang salah tingkah.     

"Kenapa kamu tertawa Nadia? Apa kamu senang setelah melihatku menikah dengan Jeevan? dengarkan aku Nadia, sampai saat ini aku masih belum percaya kalau aku akan menikah dengan Jeevan. Bagaimana aku bisa menyukai pria seperti dia... dia, Aaahhh!! sudahlah! tidak perlu aku bahas lagi. Semua sudah terlambat." ucap Gladys merasa kesal pada dirinya sendiri.     

"Jeevan kenapa Glad? apa kamu masih belum mencintai Jeevan? jawab aku dengan jujur Glad?" tanya Nadia dengan wajah sangat serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.