DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

HAMPIR SAJA



HAMPIR SAJA

"Darren, kamu di sini juga?" tanya Anne merasa heran Ammer ingin bicara di rumah Jonathan yang bisa saja Nadia dan Jonathan menjadi curiga.     

"Ammer ingin bicara dengan kita soal permintaan Nadia yang ingin Ammer tinggal bersama kita di rumah besar." ucap Darren mengawali pembicaraan serius yang ingin di bahas Ammer.     

"Iya aku tahu itu, tapi kalau kita bicara di sini aku takutnya Nadia dan Jonathan akan curiga pada kita. Mereka sudah besar, bukan seperti anak-anak yang dulu tidak mengerti apa-apa tentang masalah orang tuanya." ucap Anne dengan wajah serius sambil melihat ke arah pintu rumah.     

"Aku hanya bicara sebentar dengan kalian, Nadia memintaku untuk tinggal bersama di rumah besar. Dan aku tidak bisa menolaknya. Aku hanya memberitahu pada kalian untuk lebih waspada lagi karena musuhku pasti akan mengetahui kalau aku masih hidup jika tinggal di sana." ucap Ammer akan menjadi sia-sia sebelum bisa membuktikan dirinya tidak bersalah.     

Penyelidikan Markas besar intelijen pusat masih terus menyelidiki tentang kasusnya. Ammer telah di fitnah dan di jebak oleh teman kerjanya sendiri sebagai pengkhianat yang membocorkan rahasia negara.     

Hukuman yang di terimanya sangat tidak manusiawi lagi. Istrinya yang bernama Meira terbunuh di hadapannya, dan dia sendiri di bakar hidup-hidup di rumahnya.     

Untung saja Darren dan Ahmed suami Emily bisa menyelamatkan dirinya dan Jonathan. Dan anehnya Markas besar intelijen tidak mengetahui hukuman itu.     

Emily ibunya Nadia yang sudah meninggal adalah adik kandung Meira ibu kandungnya Jonathan. Untuk keselamatan Jonathan dan Ammer, Darren membuat rencana besar untuk mengecoh musuh Ammer.     

Darren menukar Jonathan dan Nadia. Nadia di titipkan pada Emily dan memintanya pergi sejauh mungkin. Ahmed suami Emily tidak bisa menemani Emily karena Ahmed termasuk dari anggota intelejen yang di anggap sebagai pengkhianat yang telah membantu Ammer.     

"Ammer, pasti kamu mengingat hal itu lagi? kamu harus bisa melupakan semuanya Ammer apalagi tentang meninggalnya Meira, Ahmed dan Emily. Mereka meninggal bukan kesalahanmu. Semoga saja dengan Komisaris yang baru kamu akan mendapatkan keadilan." ucap Darren merasa kasihan dengan Ammer yang selalu membantunya.     

"Apa yang kamu katakan sangatlah benar Darren, tapi rasa bersalahku pada mereka masih ada sampai saat ini. Dan aku juga merasa bersalah pada kalian berdua, karena aku kalian harus terpisah dengan Nadia." ucap Ammer dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Paman Ammer? Kenapa Paman Ammer bersedih seperti itu? apa yang telah dilakukan Daddy dan Momy pada Paman? Apa Momy dan Daddy melarang Paman untuk tinggal di rumah besar?" tanya Nadia yang tiba-tiba ada di belakang Daren dan Anne.     

"Aku sudah menduga hal ini akan terjadi, kalau Momy dan Daddy tidak suka Paman Ammer tinggal di rumah besar. Aku benar-benar kecewa." ucap Nadia kemudian pergi meninggalkan tempat sebelum mendengar jawaban Ammer.     

"Putri kita benar-benar sangat keras kepala seperti kamu Anne. Sebelum mendengar apa pun sudah memutuskan apa yang di anggap benar." ucap Darren seraya menghela nafas panjang.     

"Kamu Jangan memikirkan hal itu Darren. Yang harus kita pikirkan kenapa Putri kita sangat membenci kita? dan begitu sangat sayang pada Ammer. Sepertinya ada hal yang salah yang ada dipikiran Nadia pada kita." ucap Anne merasakan hal yang aneh sejak Nadia menikah dengan Jonathan. Sikap Nadia berubah drastis sejak saat itu, entah apa penyebabnya Anne tidak tahu.     

"Apa yang di katakan Anne sangatlah benar. Aku juga merasakan hal yang aneh saat pertama kali bertemu Nadia. Nadia begitu memperhatikanku bahkan terlalu berlebihan, sepertinya Nadia menyimpan sesuatu yang kita tidak tahu. Apakah ini ada hubungannya dengan Emily? apakah Emily menceritakan sesuatu pada Nadia tentang kita?" ucap Ammer dengan wajah serius.     

"Aku rasa tidak Ammer, karena aku sudah memberi pesan pada Emily untuk tidak menceritakan apapun pada Nadia tentang kita." ucap Anne dengan sangat yakin.     

"Tapi Anne, apa kamu tidak ingat kalau Emily sangat mencintai Ammer? bahkan setelah menikah dengan Ahmed Emily masih mencintai Ammer." Ucap Darren mengingatkan Anne kalau Meira dan Emily sebelum mereka menikah, mereka mencintai Ammer.     

"Sudahlah Darren, Anne, jangan mengingat tentang hal itu. Aku semakin merasa bersalah pada mereka semua. Sekarang aku akan menemui Nadia dan menjelaskan kalau apa yang dia katakan tidaklah benar." ucap Ammer bergegas meninggalkan Darren dan Anne untuk segera menemui Nadia sebelum Jonathan menjadi korban karena kesalahpahaman Nadia pada orangtuanya.     

Di dalam rumah Ammer mencari keberadaan Nadia dan melihatnya sedang duduk di dapur dengan wajah terlihat kesal.     

"Nona Nadia?" panggil Ammer mendekati Nadia dan duduk di sampingnya.     

"Ada apa Paman Ammer? aku tahu Paman Ammer tidak akan ikut bersamaku ke rumah besar karena Daddy dan Momy sudah mengancam Paman. Benarkan Paman?" ucap Nadia menahan emosi agar tidak meledak dan mengatakan hal yang sebenarnya kalau dia sudah tahu Ammer adalah Ayahnya.     

"Apa yang Nona Nadia katakan itu tidaklah benar. Tuan dan Nyonya Darren tidak melarangku sama sekali untuk tinggal di rumah besar. Bahkan mereka senang aku menerima permintaan Nona Nadia untuk tinggal di sana." ucap Ammer dengan suara pelan tapi jelas terdengar di telinga Nadia.     

Nadia mengangkat wajahnya mengamati wajah Ammer yang terlihat sangat menyedihkan.     

"Apakah itu benar Paman? Paman Ammer tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan? Paman tidak melindungi Daddy dan Momy kan?" tanya Nadia dengan wajah serius.     

"Apa yang aku katakan sangatlah benar Nona Nadia. Jangan pernah meragukan apa yang aku katakan. Dan aku sama sekali tidak melindungi Nyonya dan Tuan Darren mereka sangat baik padaku." ucap Ammer dengan serius.     

"Syukurlah kalau Daddy dan Momy tidak menyakiti hati Paman Ammer lagi." ucap Nadia merasa lega setelah Ammer meyakinkan dirinya kalau Ammer baik-baik saja.     

"Nona Nadia, kenapa Nona sangat begitu perhatian padaku apa ada alasan dibalik perhatian itu?" tanya Ammer menatap penuh wajah Nadia.     

Nadia terdiam menjadi serba salah untuk mengatakan yang sebenarnya atau menyimpan semuanya dalam hati.     

"Apa selama ini Paman Ammer tidak merindukan keluarga Paman?" tanya Nadia dengan hati-hati.     

"Tentu saja aku sangat merindukan mereka, Tapi sayangnya mereka sudah sangat jauh dariku. Kenapa Nona Nadia?" tanya Ammer merasa Nadia akan mengatakan sesuatu tentang hal yang penting.     

"Tidak ada apa-apa Paman Ammer. Aku hanya bertanya itu saja." ucap Nadia masih belum sanggup untuk mengatakan hal yang dia tahu dan yang dia pikirkan.     

"Baiklah Nona Nadia, kalau tidak ada sesuatu yang Nona Nadia tanyakan lagi. Aku akan bersiap-siap untuk ikut bersama kalian ke rumah besar." ucap Ammer tidak ingin memperpanjang pembicaraannya dengan Nadia yang bisa membuat Nadia semakin terluka kalau dia mengetahui Anne dan Darren adalah orang tua kandungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.