DENDAM DAN CINTA : Terbelenggu Hasrat cinta

KE RUMAH SAKIT



KE RUMAH SAKIT

"Apa keadaan Tuan Mark seperti ini akan berlangsung lama Dokter? apa tidak ada obat yang bisa menyadarkan Tuan Mark?" tanya Gladys dengan wajah serius.     

"Kita pasti berusaha yang terbaik untuk kesembuhan Tuan Mark." ucap Dokter kemudian kembali masuk ke dalam ruangan.     

"Jeevan, sebaiknya kamu pulang dan istirahat. Biar aku yang menjaga Tuan Mark." ucap Gladys merasa kasihan pada Jeevan yang terlihat sangat lelah.     

"Tidak Glad, aku di sini saja. Aku merasa tidak tenang sebelum Ayah sadar." ucap Jeevan merasa bertanggung jawab atas keadaan Ayahnya.     

"Jeevan, dengarkan aku. Kalau kamu tidak istirahat kamu bisa sakit. Kalau kamu sakit bagaimana kamu bisa menjaga Ayah kamu." ucap Gladys tidak tega melihat kesedihan Jeevan.     

"Aku akan istirahat di sini saja Glad, aku tidak bisa istirahat di rumah." ucap Jeevan tetap kukuh ingin menjaga Ayahnya.     

Gladys menghela nafas panjang semakin tidak tega melihat sikap Jeevan yang keras kepala.     

"Tapi Jeev, Tuan Mark masih dalam keadaan koma di dalam. Kalau Tuan Mark sudah di pindahkan ke ruang ICU, baru kita bisa menjaganya." ucap Gladys memberikan pengertian pada Jeevan. Gladys menginginkan hal yang terbaik untuk Jeevan, karena Jeevan sendiri harus istirahat total agar kepalanya tidak lagi merasa pusing.     

"Maafkan aku Glad, biarkan aku tetap di sini. Sungguh aku tidak bisa tenang di rumah." ucap Jeevan dengan tatapan memohon.     

"Baiklah, kamu bisa tetap di sini tapi kamu harus tetap istirahat. Kamu masih ingat dengan kata Dokter kan? kamu mengalami gegar otak. Walau gegar otak kamu termasuk ringan akan menjadi bahaya kalau kamu membiarkannya." ucap Gladys menjelaskan lagi tentang hasil pemeriksaan Jeevan.     

Jeevan hanya bisa diam tidak tahu lagi harus bicara apa pada Gladys. Apa yang di katakan Gladys ada benarnya juga.     

"Tidurlah Jeev, biar aku yang menjaga Tuan Mark." ucap Gladys sambil menatap Jeevan yang duduk bersandar.     

Jeevan menatap Gladys kemudian menganggukkan kepalanya dan memejamkan matanya berusaha untuk tidur.     

Melihat posisi Jeevan yang tidur dengan duduk bersandar membuat Gladys tidak tega.     

Dengan penuh perhatian Gladys menarik pelan bahu Jeevan agar tidur berbaring dengan kepalanya berada di pangkuannya.     

Jeevan membuka matanya merasa bahagia dengan perhatian Gladys.     

"Terima kasih Glad." ucap Jeevan kemudian memejamkan matanya kembali seraya memeluk pinggang Gladys agar tidak jatuh.     

Gladys tersenyum kemudian membelai rambut Jeevan sampai benar-benar melihat Jeevan tertidur.     

Sambil menunggu Tuan Mark di pindahkan ke ruang ICU, Gladys mengirim pesan pada Nadia dan menceritakan semua yang terjadi.     

Nadia yang berada di kamar sangat terkejut saat membaca pesan dari Gladys. Jonathan yang tengah berbaring di samping Nadia menjadi penasaran.     

"Ada apa Nadia? apa telah terjadi sesuatu pada Gladys?" tanya Jonathan sedikit memiringkan badannya agar bisa melihat penuh wajah Nadia.     

"Telah terjadi sesuatu pada Jeevan juga Tuan Mark. Saat Ini Tuan Mark ada di rumah sakit terkena serangan jantung. Dan Jeevan sendiri kemarin malam mabuk berat dan mobilnya menabrak pohon di rumahnya sendiri." ucap Nadia menceritakan semua apa yang telah di ceritakan Gladys padanya.     

"Kasihan sekali Tuan Mark, aku sempat mengenal Tuan Mark orangnya sangat baik dan berdedikasi tinggi. Dan aku lihat Tuan Mark sangat sehat, kenapa bisa terkena serangan jantung?" tanya Jonathan dengan tatapan penuh.     

"Mungkin saja karena rasa shock saat mengetahui Jeevan seperti itu. Tuan Mark pasti memikirkan kebahagiaan Jeevan." ucap Nadia dengan wajah serius.     

"Semoga saja hal itu tidak menimpa pada orang tua kita." ucap Jonathan sambil mengusap bahu Nadia.     

Nadia terdiam mendengar ucapan Jonathan serasa menyindir dirinya.     

"Apa kita tidak ke sana Nadia?" tanya Jonathan dengan serius.     

"Apa kamu mau kita ke sana?" tanya Nadia sambil memicingkan matanya.     

"Kenapa aku tidak mau? bukankah Gladys saudaraku juga?" ucap Jonathan dengan tersenyum mengusap wajah Nadia yang terlihat semakin cantik.     

"Kalau begitu, apa kita bisa berangkat sekarang?" tanya Nadia dengan tersenyum menyentuh bibir Jonathan.     

"Hem... bantu aku untuk berganti pakaian dulu sayang." ucap Jonathan seperti biasanya     

bergantung pada Nadia.     

Dengan tersenyum Nadia berdiri kemudian membantu Jonathan duduk di kursi rodanya dan mengganti pakaian Jonathan.     

"Nadia, apa kamu tidak akan bosan dengan merawatku seperti ini terus? saat anak kita lahir nanti apa kamu tidak akan kerepotan? merawatku dan anak kita?" tanya Jonathan dengan tatapan penuh.     

Sesaat Nadia terdiam, kemudian mengecup puncak kepala Jonathan.     

"Kalian berdua adalah duniaku. Tidak ada yang merepotkan bagiku untuk kalian berdua." ucap Nadia dengan sungguh-sungguh.     

"Terima kasih Nadia, aku bahagia mendengarnya." ucap Jonathan menatap Nadia dengan tatapan penuh cinta.     

"Sama-sama Jo, sekarang kita bisa berangkat ke rumah sakit. Aku akan memberitahu Tuan Marcos untuk mengantar kita ke sana." ucap Nadia menghubungi Marcos sambil mendorong kursi roda Jonathan keluar rumah.     

Di depan rumah, Marcos sudah menunggu setelah menerima panggilan Nadia.     

"Marcos, antar kita ke rumah sakit ya." ucap Jonathan saat di bantu Marcos masuk ke dalam mobil.     

Marcos menganggukkan kepalanya kemudian masuk ke dalam mobil. Setelah memastikan Jonathan dan Nadia duduk dengan nyaman, Marcos menjalankan mobilnya dengan pelan menuju ke rumah sakit di mana Ayah Jeevan di rawat.     

Tidak terlalu lama, mobil Marcos sudah sampai di rumah sakit. Dengan bantuan Marcos, Nadia membantu Jonathan duduk di kursi rodanya.     

"Terima kasih Tuan Marcos." ucap Nadia pada Marcos setelah Jonathan duduk di kursi roda.     

"Tuan Jonathan aku menunggu di sini atau nanti aku jemput lagi?" tanya Marcos pada Jonathan sebelum Jonathan pergi.     

"Kamu pulang saja Marcos, nanti aku hubungi kalau aku pulang." ucap Jonathan berniat naik taksi saat pulang.     

"Baiklah Tuan Jonathan." ucap Marcos kemudian masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Jonathan dan Nadia.     

Setelah Marcos pergi, Nadia mendorong kursi roda Jonathan masuk ke dalam rumah sakit.     

"Di mana Gladys menunggu kita Nadia?" tanya Jonathan sambil melihat ke sekeliling tempat mencari keberadaan Gladys.     

"Sepertinya Gladys di sana Jo, seperti yang Gladys bilang di pesannya." ucap Nadia masih mendorong Jonathan ke arah tempat di mana Gladys berada.     

"Nadia!!" panggil Gladys saat melihat lebih dulu Jonathan dan Nadia.     

Segera Nadia mendekati Gladys dan Jeevan yang tertidur di pangkuan Gladys.     

"Kenapa dengan Jeevan, Glad?" tanya Nadia dengan kening berkerut.     

"Sedang tidur Istirahat. Jeevan tidak mau istirahat di rumah merasa takut kalau terjadi sesuatu pada Ayahnya." ucap Gladys sambil membangunkan Jeevan dengan pelan.     

Nadia dan Jonathan hanya saling pandang melihat Gladys sedang membangunkan Jeevan.     

Mendapat tepukan dan usapan pelan di bahunya, Jeevan bangun dari tidurnya. Jeevan sedikit terkejut melihat kehadiran Nadia dan Jonathan yang sedang menatapnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.