Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Bubur



Bubur

Astro : How was your day (Gimana kabar kamu hari ini)?"     

Aku : Bosen. Kayaknya lebih seru kalau ada kamu     

Astro : Kangen aku?     

Aku : Iya     

Astro : Aku juga kangen     

Aku : Tadi Zen main catur lagi sama Opa     

Astro : Sengaja mau bikin aku cemburu?     

Astro : Besok siang aku pulang     

Aku : Bukannya baru mau pulang besok lusa?     

Astro : Kamu maunya aku pulang kapan?     

Aku : Sekarang. Bisa?     

Astro membaca pesanku, tapi tak membalas apapun. Aku melirik jam di dinding kamar, pukul 01.15.     

Di hari sekolah biasa, aku biasanya sudah terlelap. Namun karena Astro sedang berada entah di mana dan hanya di jam seperti ini aku bisa menghubunginya, maka aku menahan rasa lelahku sedikit lebih lama.     

Mungkin Astro kesal karena aku sengaja menyebut Zen untuk membuatnya cemburu. Aku akan mencoba mengirim satu pesan lagi untuk membuatnya tenang, lalu aku akan mematikan handphone dan beranjak tidur.     

Aku : Aku bercanda. Selesaiin dulu urusan kamu. Aku mau istirahat sekarang. Kamu juga istirahat ya     

***     

Astro tak membalas pesanku hingga pagi menjelang walau aku tahu dia membacanya. Aku akan membiarkannya dulu. Aku harus membereskan kamar yang mulai terlihat berantakan karena tak mengurusinya selama liburan. Beberapa buku tak ada di rak yang semestinya, jaketku sepertinya lupa untuk kucuci, ada topi dengan inisial nama Astro dan beberapa baju di atas tempat tidurku, bahkan sepertinya sprei serta gorden jendela kamarku sudah saatnya diganti.     

Hampir jam setengah tujuh saat kamarku terlihat bersih dan rapi. Aku akan mandi sebelum ke dapur untuk membantu apapun yang bisa kulakukan.     

Aku mengamit sampo green tea di rak perkakas kamar mandi. Walau kemarin aku sudah keramas, aku akan keramas lagi karena aroma green tea di rambutku mulai menghilang. Entah apakah karena aku memang menyukai aroma ini, tapi hampir dua minggu tak bertemu Astro sepertinya rasa rinduku sedikit terbantu dengan adanya sampo itu.     

Mungkinkah aku masih berhalusinasi dengan aroma green tea pada dirinya?     

Aku ke dapur setelah berpakaian dengan rambut masih basah dan handuk tersampir di bahuku. Langkahku terhenti saat melihat sosok Astro duduk di meja makan.     

Astro sedang berbincang dengan Oma, tapi segera menoleh padaku dan memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Pagi, Nona."     

Aku mengerjapkan mata beberapa kali. Aku sedang tidak berhalusinasi, bukan? Bukankah semalam dia masih berada entah di mana?     

"Bukannya kamu baru pulang besok lusa?" aku bertanya pada Astro saat merasa yakin dia benar-benar ada di sana. Aku melanjutkan langkah sambil menatapnya takjub.     

"Bukannya kamu yang minta aku pulang sekarang?" Astro bertanya dengan senyum menggodanya yang terlihat semakin lebar.     

"Aku kan cuma bercanda."     

"Jadi kamu ga suka aku pulang sekarang?" entah bagaimana tiba-tiba raut wajahnya berubah kecewa. Aku tersenyum mendengarnya mengatakannya. Sikap kekanakannya saat ini imut sekali.     

"Aku seneng. Aku cuma kaget kamu tiba-tiba ada di sini." ujarku sambil duduk di sebelahnya, di kursi yang biasa kududuki.     

Astro menggeser duduknya untuk memberi ruang pada Oma saat Oma menaruh segelas kopi dan beberapa potong kue karamel di piring. Saat itu aku baru menyadari ada koper di sisi lain tempatnya duduk.     

"Makasih, Oma." ujar Astro.     

Oma mengangguk perlahan. "Oma ke depan dulu ya sebentar."     

Kami mengangguk dan memandangi sosok Oma yang menghilang ke arah ruang tamu. Kemudian saling memandang satu sama lain.     

"Kamu belum pulang ke rumah?" aku bertanya untuk memastikan dugaanku.     

Dia menggeleng sambil menggeser kopi dan piring dari hadapannya, lalu menaruh kedua lengannya di meja dan merebahkan sebelah pelipisnya di sana. Entah aku harus merasa terharu atau bagaimana. Coba lihat matanya yang sayu itu. Mungkinkah dia benar-benar langsung pulang saat aku bercanda padanya aku ingin dia pulang saat itu juga?     

"Kamu belum tidur juga?"     

Dia hanya menggeleng.     

"Kamu beneran langsung pulang semalem?" aku bertanya ragu-ragu.     

Astro menggumam mengiyakan, "Aku kangen."     

"Ssst, nanti kedengeran Opa."     

"Aku udah bilang oma tadi aku langsung ke sini karena kangen kamu. Aku mau bawa kamu pulang karena kamu udah janji mau nemenin aku tiga hari."     

"Bawa aku pulang? Nemenin kamu tiga hari? Aku nginep di rumah kamu gitu?" aku bertanya karena berpikir aku mungkin saja salah mengartikan.     

"Kamu boleh nginep kalau kamu mau."     

"Oma setuju?" aku bertanya karena sepertinya memang aku yang salah mengartikan kalimatnya.     

"Belum. Aku diminta ijin ke opa dulu." ujarnya dengan senyum yang kembali ke bibirnya.     

Aku menggeleng perlahan, lalu mengamit sepotong kue karamel dan menyodorkan ke mulutnya. Dia baru saja akan menggigitnya saat aku menariknya kembali dan menggigit kuenya sambil tersenyum.     

"Hei!" Astro memprotes keisenganku.     

"Kamu pasti belum mandi." ujarku untuk menggodanya.     

"Aku tetep ganteng kok walau ga mandi. Ga masalah kan?" ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa. Dia benar-benar menyebalkan. Walaupun dia benar.     

Oma kembali ke dapur dengan dua mangkuk bubur ayam yang sepertinya baru saja dibeli dari tukang bubur keliling langganan kami, "Makan dulu. Nanti ijin dulu sama opa kalau mau ngajak Faza ke rumah."     

"Makasih, Oma Cantik." ujar Astro dengan senyumnya yang terlihat mempesona.     

Oma tersenyum sambil mengelus puncak kepala Astro dan berlalu ke teras belakang. Aku tahu Oma akan melanjutkan rajutannya yang tertunda.     

Aku menatap Astro tak percaya. Bagaimana mungkin dia menggoda Oma seperti itu?     

"Kamu mau juga aku puji cantik?" Astro bertanya sambil menyendok bubur dan memasukkan ke mulutnya.     

"Ga perlu kamu puji aku emang cantik kok."     

Astro tersedak setelah kalimat itu terlontar dariku. Dia mengamit gelas kopi dan meneguknya perlahan.     

Aku hampir saja tertawa melihatnya. Aku mengatakannya hanya untuk mengembalikan kalimatnya sendiri saat dia berkata tak masalah walau dia tidak mandi. Karena sejujurnya aku tak pernah merasa diriku cantik. Aku menyadari ada yang lebih cantik dariku, seperti Denada.     

"Kamu punya rencana mau ngapain hari ini?" aku bertanya untuk mengalihkan pembicaraan dari situasi yang baru saja terjadi. Dia terlihat imut sekali.     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel ini TIDAK DICETAK.     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.     

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.