Menginap
Menginap
"Sukurin dihukum Kakek. Macem-macem sama perempuan sih. Lain kali pukul aja kalau dia begitu lagi." ujar Teana sambil menatapku.
Aku tersenyum sambil menatap Astro yang terengah menuju kemari. Dia duduk di lantai di sebelahku sambil melepas sepatu dan kaos kaki. Aku berharap dia akan mengingat hukuman ini jika dia bertingkah lagi. Aku menoleh pada Kakek dan tersenyum, "Makasih ya, Kek."
Astro menatapku tak percaya. Aku hanya tersenyum manis padanya, lalu menuang air ke gelas dan menyodorkannya padanya. Astro menghabiskannya dan menghela napas untuk menenangkan diri.
"Kalau Astro macem-macem, Faza bisa lapor ke Kakek. Nanti biar Kakek kirim ke barak. Kalian nikahnya nanti kalau Astro udah jadi mayor jenderal." ujar Kakek sambil mengelus kucing.
"Bagus! Gantiin kak Ray jadi tentara." ujar Teana yang tertawa puas sekali.
Astro menatap keduanya tak percaya, "Iya Astro ngaku salah. Astro minta maaf."
Aku memberi Astro senyum kemenangan. Aku memang tak melakukan apapun padanya, tapi hukuman dari Kakek dan ucapan Teana sudah cukup untuk Astro mengakui kesalahannya. Aku merasa keluarga ini hangat sekali dan aku suka berlama-lama di sini.
Terdengar suara ketukan yang menggema hingga terdengar sampai ke sini. Teana bangkit dan pergi, lalu kembali sesaat setelahnya dan membantu Kakek berdiri, "Makan dulu yuk."
Alih-alih memakai kembali sepatunya, Astro membiarkannya di sana. Dia hanya mengamit handphone, dompet dan kunci mobil yang tadi dia tinggalkan di meja, lalu mengajakku berjalan tanpa alas kaki, "Seneng ya?"
Aku menggumam mengiyakan.
"Ngobrol apa tadi sama kakek?"
"Rahasia." ujarku dengan senyum yang tak mampu kusembunyikan. Aku senang sekali akhirnya aku memiliki sesuatu yang bisa kurahasiakan darinya. Astro tak boleh mengetahui fakta bahwa kami sudah dijodohkan sejak pertama kali bertemu.
"Kamu ga pernah punya rahasia dariku." ujarnya yang mencoba menolak kenyataan bahwa aku memang memiliki satu rahasia darinya.
"Sekarang aku punya. Rahasia spesial dari Kakek."
Astro menatapku dengan alis mengernyit mengganggu. Namun aku akan mengabaikannya. Suasana hatiku sedang baik sekali saat ini.
Kami duduk mengelilingi meja makan yang sudah tertata rapi. Teana mengambilkan makanan untuk Kakek sebelum memberi isyarat pada kami untuk mengambil makanan kami sendiri.
"Kita biasa makan masakan katering karena Kakek ga mau ada yang masak di rumah kecuali keluarga. Jangan tanya masakanku gimana, tapi nanti sore kak Ray pulang kok. Kita bikin barbeque nanti malem." ujar Teana.
Aku terdiam sebelum bicara, "Opa biasa minta aku pulang sebelum gelap jadi kayaknya aku ga bisa ikutan."
Kakek Arya menatap Astro dengan tatapan yang seolah meminta penjelasan.
"Astro belum bilang kalau kita mau nginep. Soalnya Faza nyuekin Astro dari kemarin." ujar Astro yang mencoba membela diri.
Sekarang aku yang menatapnya untuk meminta penjelasan, "Kita nginep?"
"Kamu lupa kalau malam ini malam tahun baru?" Astro bertanya.
Aku lupa sama sekali tentang tahun baru. Dengan segala kesibukanku dan opa yang tiba-tiba masuk rumah sakit, aku tak sempat memikirkan apapun tentang tahun baru.
Setiap tahun baru biasanya kami akan bermain kembang api di teras belakang rumah. Atau aku, Mayang dan Denada akan membuat jadwal menginap di salah satu rumah kami. Aku juga pernah ke rumah Astro. Aku akan diantar pulang setelah jam satu malam, tapi sekarang kami sedang berada di kota sebelah, yang berarti tak mungkin bagiku untuk melakukan kebiasaan-kebiasaanku itu.
"Kamu bisa pakai bajuku. Kayaknya ukuran kita sama. Kamu juga bisa tidur di kamarku. Aku seneng banget akhirnya punya temen tidur sekamar." ujar Teana dengan senyum yang membuatnya terlihat imut sekali.
"Problem solved (Masalah selesai)." ujar Astro yang memutuskan hal itu begitu saja sebelum aku sempat mengiyakan atau menolak.
Kakek dan Teana sepertinya setuju saja dengannya karena tak mengatakan apapun lagi dan memulai aktivitas makan mereka. Dan sepertinya aku terpaksa harus menerima. Lagi pula, Opa pasti sudah tahu rencana ini lebih dulu.
Teana membawaku berkeliling setelah selesai makan siang karena Kakek ingin bicara berdua dengan Astro. Tur pribadiku dimulai dengan mengelilingi dapur. Aku bisa menemukan camilan apa saja di rumah ini, tapi akan kesulitan mencari bahan untuk memasak karena Teana tak bisa memasak.
Teana tinggal di rumah ini dengan orang tuanya. Tante Lusi dan suaminya adalah dokter. Rumah sakit di sebelah rumah ini adalah milik mereka. Saat Astro berkata Kakek memiliki dokter pribadi, itu adalah dokter-dokter yang bekerja di rumah sakit itu.
Walaupun kedua orang tuanya adalah dokter, Teana adalah musisi. Dia bersekolah musik di kota itu dan sedang mempelajari piano. Dia sempat mengajakku ke ruangan pianonya dan memainkan Andante Grazioso karya Mozart. Musik itu terdengar seperti lagu nina bobo untukku dan membuatku merasa mengantuk.
Teana bercerita tentang Kakek yang adalah mantan pimpinan TNI dan sudah pensiun. Om Ganesh yang meneruskan jejak Kakek di sana.
Sebetulnya Ray adalah calon penerus yang akan digadang masuki militer, tapi bertahun lalu, Ray adalah anak yang nakal sekali. Ray sering mabuk karena minum minuman beralkohol dan berteman dengan orang-orang yang memberinya pengaruh buruk. Kakek Arya memutuskan "membuang" Ray ke Irlandia untuk memberinya pelajaran. Informasi ini membuatku berpikir bahwa hukuman lari untuk Astro beberapa saat lalu adalah sebuah kemurahan hati dari Kakek.
Kami sampai di sebuah ruangan yang sepertinya adalah ruang keluarga. Ada berbagai patung di segala sudut dan banyak foto terpajang, termasuk foto Astro saat masih bayi. Yang membuatku terkejut ada foto Opa dan Kakek saat masih muda, sedang berdiri bersisian sambil memegang sebuah senapan. Sepengetahuanku, Opa tak pernah masuk militer. Aku menanyakan hal itu pada Teana, tapi Teana menolak untuk menjelaskan. Teana memintaku bertanya sendiri pada Kakek atau Opa.
Kedua orang tua Astro, Om Ganesh dan istrinya, Tante Lusi dan suaminya, satu-persatu datang saat senja menjelang. Aku berbincang dengan mereka sebelum menumpang mandi di kamar Teana dan meminjam pakaiannya. Aku berencana memakai celana panjang dan kaos milik Teana, tapi Teana menolak. Dia memilihkanku sebuah gaun panjang menutup lutut dengan lengan tiga perempat.
"Aku ga biasa pakai dress begini." ujarku sambil menatapi diriku sensiri di pantulan kaca yang masih berusaha menolak karena dia memaksa.
"Kamu harus biasa. Kamu tuh cantik banget! Udah jangan banyak protes. Ayo keluar. Kayaknya kak Ray juga udah sampai." ujar Teana sambil mendorongku keluar dari kamarnya yang berada di lantai dua. Sepertinya aku harus memakainya dengan terpaksa.
Kami baru saja sampai di tangga saat aku menghentikan langkah, "Hapeku ketinggalan. Kamu duluan ya."
"Okay, tapi jangan ganti baju ya."
Aku mengangguk lemah sambil kembali ke kamar Teana dan mengambil handphone yang kuletakkan di atas meja. Aku baru saja menutup pintu saat melihat Astro juga menutup pintu kamar sebelahku. Sepertinya dia baru selesai mandi karena pakaiannya sudah berganti dan terlihat lebih segar.
Astro menatapku dari atas ke bawah, lalu kembali. Dia menatap mataku seolah tak akan membiarkan satu ekspresi pun lepas darinya. Aku tahu dia sedang menatapku terpesona.
"Kamu kok keluar dari sana?" aku bertanya.
"Ini kamarku. Tunggu sebentar." ujarnya sambil masuk ke kamar dan kembali dengan sebuah jaket miliknya. Dia membuka resletingnya dan memakaikannya di bahuku. "Kamu ga boleh sakit. Di sini kalau malem dingin."
Aku menatapnya terharu. Sepertinya dia sudah bisa mengendalikan diri untuk tak menyentuhku. Aku sangat menghargainya.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!
Regards,
-nou-