This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Kau Lagi



Kau Lagi

Keesokan harinya, Silver kembali disibukkan dengan kasus hilangnya Nona Muda itu. Namun, fokusnya terus hilang.     

"Tuan?"     

"..."     

"TUAN!"     

Tepukan kuat di bahu menyentak Silver dari lamunannya. Tatapannya bertemu dengan sepasang mata Mugur yang penuh kecemasan.     

"Tuan, apakah ada yang mengganggumu? Atau Anda mungkin sedang tidak sehat?" tanyannya seraya menyentuh kening Silver, mengecek suhu tubuhnya.     

Silver menggeleng. "Tidak apa-apa. Bagaimana hasil penyelidikannya? Ada petunjuk baru?" Ia berusaha mengubah topik.     

Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia sedang memikirkan tentang half-beast yang ia temui kemarin. Tidak hanya Mugur akan mengomelinya karena sudah pergi ke area half-beast tanpa pengawalan, Silver juga tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaan anehnya terhadap half-beast itu dengan kata-kata.     

Mugur mengernyit bingung. Ia sudah mengecek suhu tubuh Silver dan tidak ada masalah yang ia temukan.     

"Belum ada, Tuan. Kami akan berusaha lebih lagi." Mugur yang telah menjadi sekretaris jenderal sejak 9 tahun yang lalu juga sangat mengetahui kenyataan kasus yang sedang mereka pecahkan ini. Tidak ada gunanya mereka berusaha keras karena keluarga Mocanu memang sengaja membuat mereka kesulitan.     

Mugur bahkan bisa membayangkan Nona Muda itu sedang bersenang-senang sekarang sambil memerankan orang hilang.     

Tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia membenci Keluarga Mocanu yang begitu kolot dan serakah itu. Mereka benar-benar sudah sangat keterlaluan.     

Namun, ia juga tidak bisa sembarangan berbicara karena di dalam kantor ini pun, yang berada di pihak Silver hanya 20 persennya. 80 persen sisanya adalah orang-orang yang bisa mencelakakan Silver kapan saja hanya dengan satu ucapan dari para tetua.     

Bagaikan domba yang berada di dalam kawanan serigala.     

Mendengar jawaban Mugur, Silver hanya bisa mengangguk pasrah. Para tetua itu tidak mungkin membiarkannya dengan mudah mendapatkan petunjuk.     

Sejujurnya, Silver tidak tahu apa lagi yang ingin mereka lakukan dengan kasus ini. Reputasinya sudah tidak bisa direndahkan lebih dari ini lagi. 'Apakah ini ada hubungannya dengan menurunkan Tuan Luca dari posisinya?'     

Silver telah menyadari beberapa tetua keluarga besar sedang memasak rencana untuk menarik Luca Mocanu turun tapi belum ada yang benar-benar bergerak untuk itu.     

KRING!     

Telepon pribadi Silver berbunyi. Nama Adrian tertera di layarnya.     

"Kau menemukan sesuatu?" tanya Silver setelah memasang penghalang agar suaranya tidak terdengar oleh orang di luar.     

"Salah satu bawahanku mendapatkan kabar dari salah satu pelayan Keluarga Nona Muda itu bahwa para tetua Mocanu sedang berusaha menjebak salah satu pelayan Tuan Luca untuk memiliki kontak dengan Nona Muda itu. Sepertinya untuk menjatuhkan kesalahan kepada pelayan itu."     

"Dengan begitu, mereka bisa menurunkan reputasi Tuan?" Walaupun begitu, Silver masih tidak paham. Melakukan hal seperti ini, jika rencana mereka berhasil pun, tidak banyak orang yang akan mempercayainya.     

Namun, Adrian berpikir berbeda. "Mungkin sekarang mereka tidak akan mempercayainya tapi setidaknya rumor itu sudah pernah memasuki telinga mereka. Ketika suatu saat di masa depan, Tuan Luca benar-benar melakukan suatu kesalahan fatal, semua rumor palsu itu akan menjadi kenyataan juga dan senjata jitu untuk menjatuhkan Tuan Luca secara penuh."     

Silver masih tidak bisa membayangkannya. Lagipula, walaupun ada beberapa pihak yang keberatan dengan kebijakan baru Luca 100 tahun lalu dan bagaimana Luca tidak lagi menjatuhkan hukuman mati bagi mereka yang berhubungan dengan half-beast, tapi secara keseluruhan reputasi Luca masih sangat baik. Dari pada yang mengernyit padanya, yang menatapnya dengan mata berbinar masih jauh berkali-kali lipat lebih banyak. Rumor kecil seperti ini tidak akan bisa merusak Luca.     

"Kau akan tahu kalau semua ini benar-benar berhasil," ujar Adrian akhirnya. Walaupun ia dan Silver sama-sama mengalami banyak pergolakan karena status unik mereka, berbeda dengan Silver yang menyerah dan tidak berusaha memperbaiki nasibnya, Adrian berjuang lebih keras jadi ia lebih berpengalaman dalam bidang-bidang gelap perpolitikan seperti ini.     

"Untuk sekarang, aku akan mengirimkan pesan kepada Tuan Luca untuk memperingatinya. Sementara, untuk keberadaan Nona Muda itu, sepertinya aku masih butuh waktu untuk menggalinya."     

Silver mengucapkan terima kasih lalu menutup sambungan telepon. Sementara Adrian dan beberapa bawahannya yang diam-diam ia latih dan ia tanamkan di samping Adrian – tentunya atas persetujuan pria itu – mencari keberadaan Nona Muda itu melewati rute belakang, Silver akan berpura-pura bodoh dan mengikuti seluruh petunjuk yang diberikan para tetua. Hal ini tentunya agar para Mocanu tidak curiga dan mengira Silver telah sepenuhnya berada di dalam tangan mereka.     

Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan, Silver meninggalkan kantor lagi tanpa memberitahukan Mugur.     

Ia ingin mengubah suasana untuk menghilangkan stress seperti kemarin, itu adalah niat permukaannya. Sementara jika digali lebih dalam lagi, dibandingkan menghilangkan stress, Silver lebih penasaran dengan half-beast kemarin dan ingin menemuinya.     

Jadi walaupun ia berpikir untuk mencari tempat sepi lain, ketika ia tersadar, kakinya secara otomatis membawanya pada tanah miring berumput di tengah hutan sepi yang kemarin.     

"Ah …."     

Silver menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia menimbang-nimbang untuk pergi atau tetap tinggal. Entah mengapa ia merasa tidak tenang ketika berpikir akan bertemu dengan half-beast kemarin jika ia tetap tinggal di tempat ini tapi ia juga agak enggan pergi karena ia sudah berjalan lama dan jauh untuk mencapai tempat ini. Rasanya seperti perjalanan yang sia-sia jika ia tidak menikmati ketenangan tempat ini walaupun hanya sebentar saja.     

"Kau lagi."     

Tiba-tiba, suara cuek yang familiar terdengar dari belakang Silver.     

Ia buru-buru menoleh dan sesuai dugaannya, half-beast dari hari kemarin itu entah sejak kapan telah berdiri di belakangnya     

Noda coklat tanah mengotori pakaian half-beast itu. Di beberapa bagian, noda itu bercampur dengan bercak merah darah.     

Pandangan Silver berhenti pada sudut bibir pria itu yang robek dan memiliki bercak darah samar.     

Jantungnya terasa berhenti berdetak. Refleks, ia menarik dagu half-beast itu, ingin mengamati lukanya dengan lebih cermat tapi langsung ditepis.     

"Apa yang kau lakukan?!" desisnya, melotot pada Silver. Kedua tangannya terlipat di depan seperti secara tidak sadar berusaha melindungi dirinya sendiri dari ancaman.     

"Ka—kau salah paham! Aku tidak bermaksud membahayakanmu. Aku hanya ingin menyembuhkan lukamu."     

Meskipun Silver mengucapkan yang sejujurnya, half-beast itu menyipitkan matanya tajam penuh kecurigaan. Pandangannya menjelajahi Silver dengan cermat. "Bagaimana kau menyembuhkanku? Dengan tangan kosong?"     

"I—" Silver hampir saja mengatakan dengan sihir sebelum menyadari bahwa apa yang dikatakan half-beast itu adalah bentuk sarkasme.     

Sekarang, Silver menyamar menjadi half-beast spesies anjing yang tidak memiliki sihir sementara di sekitar Silver tidak terlihat benda yang seperti alat untuk mengobati luka, jadi tidak mungkin Silver bisa meyakinkan pria itu bahwa ia benar-benar ingin menyembuhkannya.     

Silver menggaruk tengkuknya dengan canggung. "A—aku berkata benar. Bi—biasanya aku membawa kotak P3K. Hanya saja itu … hari ini aku lupa bawa!"     

'Alasan apa itu?!' Silver mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa mengeluarkan alasan lebih logis.     

Half-beast itu juga terang-terangan mengernyit, tidak terlihat teryakinkan sama sekali. "Siapa yang membawa kotak P3K ke mana-mana?"     

'Benar sekali! Aku juga berpikir begitu!' Celetuk Silver dalam hati.     

Meskipun begitu, half-beast itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia berjalan menuju tanah miring dan berbaring di sana sambil memejamkan mata, meninggalkan Silver yang bengong sejenak.     

"Ka—kau!" seru Silver setelah tersadar, mendekati pria mungil itu lalu hendak duduk di sampingnya ….     

"Lima meter," ujar half-beast itu tanpa membuka matanya.     

"Eh?"     

"Duduk dengan jarak lima meter dariku lalu jangan ajak aku bicara."     

Telinga dan ekor Silver terkulai lemas. Wajahnya juga ikut tertunduk lemas tapi ia tidak mengatakan apa-apa dan dengan patuh mengambil jarak lima meter sebelum duduk.     

"Ka—kau—"     

"Sudah kubilang jangan ajak aku bicara. Berisik!" ketus half-beast itu membuat telinga dan ekor Silver terkulai semakin lemas.     

Semua orang yang melihatnya dalam keadaan sekarang ini pasti akan berpikir hal yang sama: Seekor anjing besar yang pengecut.     

Itu juga yang dipikirkan half-beast itu ketika diam-diam membuka matanya dan mengamati anjing besar tersebut.     

'Orang aneh … apa dia tidak mengenaliku?' Pikir half-beast itu heran. Tentunya ia tidak bermaksud bertanya dan hanya membalikkan tubuhnya dengan acuh tak acuh.     

Ia sudah terlalu lelah sehingga beberapa detik kemudian, dengkuran halus terdengar, terbawa oleh semilir angin lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.