This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Jebakan (2)



Jebakan (2)

Mihai ingat sekarang! Saat itu, ketika ia sedang berjalan menuju toilet untuk menyusul papa dan kakaknya….     

"Mihai?"     

Seseorang memanggil Mihai membuat langkahnya terhenti di tengah lorong sempit yang merupakan satu-satunya jalan menuju toilet café itu. Ketika ia menoleh, seorang half-beast spesies beruang yang terlihat tidak asing sudah berdiri di belakangnya. Half-beast itu yang awalnya masih terlihat ragu segera tersenyum ramah sambil melambai kepada Mihai setelah memastikan identitas Mihai.     

"Jason?" Mihai mengernyit dengan tidak yakin. Namun, wajah half-beast itu mirip dengan salah satu teman dekatnya ketika masih sekolah.     

Senyum di wajah beruang itu semakin lebar dan ia mengangguk dengan heboh. "Benar! Ini aku, Jason!" serunya seraya menunjuk-nunjuk wajahnya.     

Senyum lebar segera menghiasi wajah Mihai juga. Ia melingkarkan tangannya pada bahu beruang itu dengan akrab. "Lama tidak jumpa! Apa kabar?"     

"Lama tidak jumpa juga! Kabarku baik. Kau terlihat baik juga," balas Jason membalas melingkarkan lengannya pada bahu Mihai seraya menepuk punggung Mihai ringan.     

Mihai ingin menjawab lagi tapi tiba-tiba pandangannya menjadi kabur dan beputar. "Eh? a…."     

"Maaf Mihai, aku lagi butuh uang," bisik Jason.     

'Eh? Apa maksudnya?' Mihai ingin menanyakan itu tapi suaranya tidak mau keluar. Pijakannya tiba-tiba hilang dan ia merasa sedang melayang. Dalam sekejap, semuanya menjadi gelap….     

"Sialan Jason keparat itu!" Mihai langsung mengutuk. Ia telah dijebak oleh temannya sendiri.     

Sekarang apa? Ia pastinya telah tertangkap oleh orang yang telah membayar Jason dan di bawa ke tempat asing ini.     

Mihai celingak celinguk tapi ruangan itu benar-benar kosong selain keberadaan dirinya. Tidak ada tanda yang bisa memberikannya petunjuk.     

'Siapa yang mau membayar untuk menangkapku?' Mihai bukan orang penting jadi seharusnya tidak ada yang akan begitu rela untuk mengeluarkan uangnya hanya untuk menangkap Mihai.     

'Atau ini ada hubungannya dengan Luca?' Kemungkinannya besar. Bisa saja mereka menangkap Mihai untuk memancing Luca ke tempat ini dan membahayakan suaminya itu.     

Jika dugaan ini benar, Mihai tidak bisa membiarkannya. Ia tidak ingin menjadi penghambat bagi Luca dan membuat pria yang ia cintai dalam bahaya karena kecerobohannya.     

Motivasi Mihai untuk kabur semakin tinggi. Ia berusaha merusak belenggu di tangan dan kakinya lagi tapi seberapa tinggi pun emosinya, ia tetap tidak bisa merusak belenggu itu. 'Mengapa di saat seperti ini kau malah tidak bisa merusak apapun?!' gerutunya dalam hati. Ia tidak menyadari bahwa belenggu itu memang belenggu khusus yang dapat menyegel energi sihir.     

Di tengah-tengah perjuangannya, pintu seng ruangan itu tiba-tiba terbuka.     

Dua orang berseragam putih aneh yang menutup hingga ke mata kaki dengan tudung besar menutupi seluruh wajah mereka muncul dari balik pintu, masing-masing berdiri di sisi pintu yang berbeda. Di tengah-tengahnya berdiri seorang pria besar yang kokoh dan kekar. Garis wajahnya yang brewokan sangat tegas dan kuat dan mata merahnya yang tajam menghujam langsung pada Mihai.     

Mihai tidak takut dengan tatapan itu dan bahkan membalasnya dengan tatapan yang lebih tajam. "Kau yang menangkapku? Apa yang kau inginkan?!"     

Melihat perlawanan Mihai, senyum di wajah pria besar itu melebar, mengeluarkan kekehan kecil yang terdengar meremehkan. Tangannya menyisir rambut pirangnya yang jatuh ke wajah seraya melangkahkan kaki mendekat ke Mihai.     

"Kau tidak perlu tahu aku siapa dan untuk apa aku menangkapmu. Itu tidak berguna."     

Mihai mengernyit dalam. Firasat buruk memenuhi dirinya dan ada sedikit rasa takut yang muncul ketika menemukan kilatan sadis di mata pria kokoh itu. Namun, ia menekan semuanya dan menggeram ganas. "Apa maksudmu?"     

"Apa maksudku?" Tawa pria itu semakin menghina.     

Udara mulai berkumpul di telapak tangannya hingga wujudnya yang bergelombang dapat terlihat jelas. Gerakan udara itu begitu tajam dan ganas membuat Mihai yang berada di dekatnya sedikit merinding.     

Insting Mihai menyuruhnya lari dan ia juga berusaha untuk lari tapi belenggu di kakinya terus menghalangi.     

Udara itu semakin kuat dan senyum di wajah pria itu pun semakin menyeramkan.     

"Karena orang mati tidak akan bisa berbicara."     

Mihai merasa seluruh tubuhnya dingin seketika.     

Energi itu terlempar tajam ke arah Mihai dengan kecepatan tinggi, bagaikan sesosok naga yang mengaum ganas, hendak mencabik-cabik setiap inci tubuh harimau itu….     

*****     

Di saat yang sama, di kantor polisi pusat Kota Rumbell….     

"A—aku sudah mengatakan semuanya!" Jason menciutkan tubuhnya yang gemetaran, berusaha menjauh dari tatapan tajam Luca. Tangannya diborgol ke belakang dan tubuhnya diikat pada sebuah kursi sehingga ia tidak bisa kabur. Wajahnya pucat pasi dan suaranya pun ikut bergemetar hingga terdengar tidak stabil.     

Di hadapannya, Luca berdiri diam dengan seorang bayi di dalam pelukannya. Mengikuti Luca, bayi itu juga melotot tajam kepada Jason sambil ber-'da' dengan cemberut.     

Di belakang mereka, berdiri para pelayan yang akhirnya dikumpulkan kembali melalui sihir telepati serta keluarga Mihai – Cezar juga berada di sana setelah mendapatkan telepon dari papanya – dan Steve. Mereka juga menatap Jason dengan pandangan tajam yang mengancam. Di sudut ruangan, berdiri Silver yang telah membantu mereka membawa half-beast itu ke dalam kantor polisi.     

Mereka sedang berada di dalam ruang interogasi.     

Awalnya, Jason masih bersikeras untuk bungkam. Namun, setelah mendapat satu tonjokan di perut dari Luca hingga memuntahkan darah, akhirnya nyali Jason menciut dan ia membeberkan semuanya.     

Kemarin malam, ketika ia sedang minum-minum di bar karena frustasi akibat terus menerus mendapatkan penolakan dari usaha yang ia lamar sementara ia memiliki hutang yang harus segera dibayar, ia didatangi oleh seseorang. Orang itu menggunakan tudung besar sehingga Jason hanya bisa melihat bibirnya saja.     

"Kau butuh uang?" tanya orang misterius itu.     

Karena terlalu mabuk, mulut Jason menjadi lebih ringan. "Tentu saja aku butuh!" serunya tanpa pikir panjang.     

Setelah berbincang-bincang kecil, orang misterius itu menawarkan sejumlah uang yang cukup untuk melunasi hutangnya kepada Jason dengan syarat ia harus menangkap Mihai untuknya.     

"Itu temanmu, bukan?"     

Jason sangat mengenal Mihai. Mereka sudah bergaul sejak jaman sekolah dan juga sangat dekat. Walaupun setelah lulus sekolah, mereka putus kontak karena Jason memutuskan untuk pindah dan tinggal di pusat kota.     

Ia tidak tahu mengapa orang itu ingin menangkap Mihai tapi ia sedang terdesak dan akhirnya menerimanya. Dan terjadilah kejadian hari ini.     

"Kau benar-benar tidak tahu siapa orang itu?" tanya Luca lagi dengan penuh tekanan.     

Jason tidak berani berbohong dan langsung menggeleng hingga kepalanya terasa akan putus. "Orang itu selalu menggunakan tudung. Aku tidak bisa melihat wajahnya!"     

Luca menggosok dagunya dengan penuh pertimbangan. Pria ini tidak terlihat berbohong dan sepertinya memang hanya dimanfaatkan saja. Pada akhirnya, Luca melepaskannya dan membiarkan para polisi untuk menetapkan sanksi.     

"Mungkinkah itu ada hubungannya dengan orang-orang yang menyerang Mihai di saat Upacara Kedewasaan?" duga Steve setelah mereka semua keluar dari ruang interogasi.     

"Da!" seru Liviu yang ikut setuju.     

Para pelayan dan Luca juga mengangguk menyetujui karena memang mendugakan hal yang sama. Sementara itu, keluarga Asaka mengernyit dalam sebagai respon karena mereka tidak tahu menahu mengenai penyerangan itu.     

Wajah Ioan sudah pucat dan ketika ia membuka suara, kecemasan terdengar jelas. "Siapa yang menyerang Mihai? Apa yang terjadi? Mengapa dia diserang? Apakah dia terluka?" tanyanya bertubi-tubi dan jika Cezar tidak menenangkannya, ia mungkin akan terus bertanya.     

Luca akhirnya menjelaskan singkat mengenai peristiwa itu dan wajah Ioan semakin memucat. Cezar dan Viorel juga tidak bisa menutupi kecemasan mereka.     

"Apakah Mihai menyinggung seseorang?"     

"Da?!" Liviu memprotes tidak setuju.     

Luca juga menggeleng seraya membelai kepala putranya. "Aku tidak tahu tapi kemungkinannya seharusnya kecil. Aku menduga ini ada hubungannya denganku. Mungkin mereka menangkap Mihai untuk memancingku ke dalam perangkap mereka."     

Yang lainnya juga merasa hal itu lebih logis.     

"Lalu bagaimana sekarang? Kita harus segera menemukannya." Ioan meremas-remas tangannya semakin khawatir. Walaupun ia tahu putranya kuat tapi ia tetap tidak bisa mengesampingkan kemungkinan putranya itu terluka.     

'Jika Mihai mati sekali lagi….' Ioan takut semuanya akan terbongkar.     

Walaupun sepertinya Luca sudah menduga rahasia Ioan, ia tetap tidak ingin banyak orang mengetahui tentang rahasianya ini. Mihai bisa dalam bahaya dan dengan kekuatannya sendiri, ia tidak bisa melindungi Mihai dari tangan-tangan incubus yang jahat.     

Menghadapi Luca dan Steve dengan menggunakan kemampuan sepenuhnya saja ia tidak sanggup.     

Luca mengernyit dalam. Ia melirik Steve sekilas. "Apa kau menemukan suatu petunjuk saat orang-orang itu menyerang Mihai di upacara kemarin."     

Steve juga berharap begitu tapi ia harus mengecewakan Luca dengan menggeleng. Wajahnya suram. "Mereka menutupi identitas mereka dengan cermat. Aku tidak bisa mengidentifikasi dari keluarga mana mereka berasal."     

Luca tanpa sadar mendecakkan lidahnya lalu berbalik dengan terburu-buru. "Aku akan meminta Silver mencari jejak Mihai."     

Liviu ingin mencoba mendecakkan lidahnya juga tapi tidak berhasil. Pada akhirnya, ia hanya berseru "Da!" sebagai bentuk persetujuannya kepada Luca. Ia juga cemas dan ingin segera menemukan papanya.     

"Kami juga akan mencoba mencari," ujar para pelayan, dengan sigap menyebar keluar dari kantor polisi.     

Keluarga Asaka juga ingin ikut tapi Steve menghentikan mereka. Ia menarik Ioan untuk duduk dan mengambil segelas air putih yang disediakan untuk orang-orang yang mengunjungi kantor polisi. "Minumlah dan tenangkan dirimu dulu. Kau tidak akan memiliki tenaga yang tersisa ketika kami menemukan petunjuk keberadaan Mihai jika kau terus begitu cemas."     

Ia lalu melirik Viorel dan Cezar, mengisyaratkan kepada mereka untuk menjaga Ioan lalu pergi menyusul para pelayan….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.