This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Mencari Kekuatan untuk Menyelamatkan



Mencari Kekuatan untuk Menyelamatkan

Satu minggu berlalu sejak David bertemu dengan gadis half-beast spesies serigala itu. setelah menghabiskan waktu bersamanya untuk beberapa saat, gadis itu mulai membuka diri dengan memperkenalkan dirinya yang ternyata bernama Shikida Nicole.     

Dalam satu minggu ini, David terus mengunjungi gadis itu dan menghabiskan hampir seluruh waktunya berbincang banyak hal dengan Nicole. Dari perbincangannya juga, ia mengetahui bahwa Nicole sebenarnya berada di sini bersama seorang kakak lelaki tapi kakaknya telah diusir karena alasan ketidaksuburan.     

David benar-benar sedih ketika mengetahui bahwa gadis ini tidak memiliki ingatan mengenai dunia di luar bangunan yang bagaikan neraka ini. ia sudah terkurung di dalamnya sejak berumur 5 tahun dan seiring berjalannya waktu, ingatan masa kecilnya sudah pudar.     

Hal yang paling Nicole senangi adalah sesi ketika David menceritakan mengenai kondisi dunia luar sekarang. David akan mendeskripsikan berbagai benda yang tidak pernah Nicole dengar dan lihat. Iris abu-abu gadis itu akan berbinar bahagia sambil membayangkannya.     

"Aku berharap suatu hari aku bisa melihatnya," gumam Nicole penuh harap. Namun, ia tahu harapan itu tidak akan terkabulkan.     

Half-beast yang sudah tertangkap dan memasuki bangunan ini tidak akan pernah bisa keluar dan bebas. Mereka akan digunakan sebagai alat seks hingga mereka mencapai usia tidak produktif lagi. Setelahnya, mereka akan digunakan sebagai budak di dalam bangunan ini. Jika ada yang kabur, mereka akan dibunuh.     

Semua hal ini dilakukan untuk mencegah informasi mengenai praktek keji tersebut mencapai telinga publik dan pastinya mencapai telinga Luca Mocanu.     

Sudah beberapa kali ia ingin mengadukan hal ini kepada sang kepala kaum. Namun, saat itu, walupun ia membenci ayahnya karena sudah memulai praktek ini, ia juga menyayanginya sebagai seorang ayah yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Ia tidak ingin ayahnya mendapatkan hukuman yang berat dari Luca Mocanu. Selain itu, ia juga berpikir bahwa ketika ia menjadi Kepala Keluarga, ia bisa mengubahnya dengan kekuatan dari posisinya itu.     

Ia benar-benar terlalu naif!     

Melihat gadis muda yang bahkan tidak bisa mengingat lagi bentuk awan itu benar-benar menyakiti hati David.     

Semakin ia menghabiskan waktu dengan Nicole, semakin ia ingin memeluk gadis itu, memberinya beberapa bisikan sayang, dan membawanya keluar dari bangunan itu secara paksa. Tanpa ia sadari, ia telah jatuh hati dengan gadis bernama Shikida Nicole.     

David berusaha mencari cara. Namun, tidak hanya ia tidak menemukan cara yang efektif, ia bahkan mendapatkan teguran dari para tetua karena telah menahan Nicole untuk diperiksa.     

"Dia masih sakit. Berikan dia wak—"     

"Tidak! Sudah satu minggu dia beristirahat dan warna wajahnya bahkan sudah membaik. Lusa dia akan mendapatkan pemeriksaan!" ujar salah satu tetua setelah membaca laporan dari petugas di bangunan itu.     

"Ta—"     

"Tidak ada tapi-tapi! Sudah banyak anak muda kita yang dewasa dan mengantri untuk berkontribusi dalam proyek mulia ini. Jika kau ingin menghambatnya, jangan pikir kau bisa bertahan di posisi Kepala Keluarga!"     

Tangan David terkepal erat. Rahangnya mengerat dan rasa besi memenuhi rongga mulutnya. Ia semakin disadarkan oleh betapa lemahnya dirinya!     

Lebih buruknya lagi, ketika ia mengunjungi Nicole keesokan harinya, gadis itu menyambutnya dengan isak tangis.     

"Aku akan diperiksa besok. Bagaimana ini?! Aku … a—aku…."     

David merasakan dorongan untuk ikut menangis. Namun, ia tidak bisa memperlihatkan dirinya yang lemah! Jika ia juga ikut runtuh, Nicole tidak akan memiliki harapan yang tersisa.     

A'ku harus mengeluarkannya dari sini! Dengan cara apa pun!' tekadnya bulat.     

Ia akan mengunjungi Luca Mocanu!     

*****     

"Tuan, Kepala Keluarga Mocanu berharap untuk bertemu denganmu."     

Luca mengangkat pandangannya dari dokumen-dokumen yang bertebaran di atas meja menuju Vasile yang sedang berdiri di sisi pintu. Matanya menatap cukup lama, seperti sedang memikirkan sesuatu, sebelum mengangguk.     

Vasile segera mempersilakan David yang sudah menunggu di balik pintu ruang kerja untuk masuk.     

"Mohon maaf telah mengganggu waktumu, Tuan." David membungkuk dalam dengan gugup. Lantaran, ia beberapa kali bertemu dengan Luca ketika bersama pamannya, Silver, tapi ia tidak pernah bertukar kata dengan pria itu karena auranya yang dingin dan seperti menolak siapa pun untuk mendekatinya.     

"Mm." Luca hanya bergumam samar.     

David menelan ludahnya dengan susah payah, tidak tahu apa arti gumaman Luca. Namun, ia memberanikan diri untuk menegakkan kembali tubuhnya, berharap arti gumaman itu adalah sesuatu yang positif.     

"Te—terima kasih, Tuan," serunya layaknya seorang petugas polisi yang sedang menjawab Jenderalnya.     

"Katakan langsung inti permasalahannya," pinta Luca tanpa basa-basi. Ia enggan berkomunikasi dengan orang yang bertele-tele apalagi di saat ia sedang sibuk seperti sekarang.     

"Ah, baiklah!" David mengelap dahinya yang basah oleh keringat dingin sambil menceritakan mengenai proyek ilegal yang sedang dilakukan oleh Keluarga Mocanu dan alasan mereka melakukannya. "…para tetua mela … ku … kan…."     

Melihat ekspresi wajah Luca yang semakin dingin dan menyeramkan, David tidak tahu apakah ia boleh melanjutkan ceritanya atau tidak.     

"Lanjutkan," pinta Vasile yang dari tadi berdiri di sudut ruangan, ikut mendengarkan.     

David menelan ludah lagi seraya melirik Vasile penuh keraguan. Vasile hanya mengangguk sebagai tanda untuk mendorongnya kembali bercerita.     

Pada akhirnya, David melanjutkan seluruhnya dan ketika ia selesai, Luca tiba-tiba melempar pena di tangannya ke atas meja.     

Tak!     

Hanya satu bunyi tajam itu membuat David yang mendengarnya merinding. Ia bisa merasakan makna menyeramkan dari bunyi singkat itu.     

Tanpa mengatakan apa-apa, Luca berdiri dari bangkunya. Vasile langsung menyerahkan jaket dan Luca segera melangkah menuju pintu ruang kerja. "Arahkan jalan," pintanya dingin kepada David.     

"Ba—baik!"     

Hari itu adalah hari yang sangat sial bagi Keluarga Mocanu. Semua petinggi sedang berkumpul di bangunan yang mengurung para half-beast itu karena telah dilaporkan bahwa beberapa half-beast dinyatakan akan memasuki masa kawinnya dalam hitungan jam. Salah satunya adalah Nicole yang sedang gemetaran di dalam ruangan gelap bersama half-beast lainnya.     

Para petugas itu benar-benar bergerak cepat. Tepat setelah David pergi, mereka segera menerobos ke dalam ruangan dan menyeret Nicole untuk mendapatkan pemeriksaan.     

Air mata Nicole sudah kering setelah menangis begitu lama. Half-beast lain yang dikurung bersamanya sudah tidak memiliki tenaga untuk mengumpat dan hanya bergumam bahwa mereka sudah berakhir.     

Di luar sana, para tetua telah membawa sejumlah pria muda Keluarga Mocanu yang cukup untuk menyetubuhi para half-beast ini dan dalam waktu dekat, para half-beast ini akan disiapkan untuk kegiatan itu – dibersihkan secara menyeluruh dan diberi obat untuk mempercepat datangnya masa kawin mereka.     

Pintu kurungan tiba-tiba dibuka, mengundang isak tangis dari beberapa half-beast lagi. "Waktunya—"     

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, sebuah cahaya meluncur ke kepala petugas itu. Darah segar memuncrat keluar mengotori kusen dan daun pintu ruangan. Tubuh petugas tersebut langsung jatuh menghasilkan bunyi tumpul yang mengerikan.     

Para half-beast yang berada di dalam ruangan hampir menjerit tapi semuanya tertelan kembali ketika sesosok jangkung muncul di depan pintu yang terbuka. Sosok incubus itu memiliki sepasang mata yang bersinar merah, semerah darah yang tadi keluar dari petugas itu.     

Half-beast yang melihatnya langsung merinding gemetaran. Wajah mereka memucat dan dorongan untuk kabur memenuhi mereka. Namun, tekanan kuat yang menguar dari sosok incubus itu membuat seluruh energi mereka keluar dari tubuh, bagaikan sebuah tong bocor.     

Sepasang mata merah itu melirik ke arah mereka, begitu tajam hingga rasanya telah menusuk langsung ke jantung mereka, membuatnya berhenti berdetak. Beberapa dari mereka ingin menjerit tapi bahkan jeritan itu tercekat di tenggorokan.     

'Mati! Aku akan mati!' Itulah yang terserukan di dalam pikiran mereka.     

"Tu—Tuan Luca! Mereka adalah korban! Jangan bunuh mereka!" seru sebuah suara yang sepertinya memanggil sosok menyeramkan itu.     

Sosok itu yang telah melangkah masuk ke dalam ruangan berhenti. Setelah beberapa saat, sosok itu berbalik keluar dan berlalu. Sebaliknya, seorang pria incubus lain yang memiliki ekspresi cemas berhenti di depan ruangan itu. "Kalian keluarlah dari sini dan ikuti aku!"     

Itu adalah David dan beberapa petugas lain yang berseragam polisi muncul di belakangnya.     

Melihat sosok itu, Nicole langsung merasa lega. Tanpa pikir panjang, ia berlari memeluk pria itu dan tangisannya yang awalnya sudah kering kembali meleleh….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.