Kepala Keluarga Muda
Kepala Keluarga Muda
Sudah 50 tahun sejak ia mengetahui rencana busuk yang dicetuskan oleh ayahnya dan berusaha menghentikannya. Namun, setahun setelah ia mendapatkan kekuasaan sebagai Kepala Keluarga pun, ia belum bisa mengubah apa-apa.
Kepala Keluarga layaknya sebuah boneka pajangan. Ketika melakukan rapat, ia hampir tidak bisa menyatakan apa pun dan ketika ia memiliki kesempatan itu, semuanya ditampik dengan keras oleh para tetua. Entah sejak kapan, keluarga ini telah dikontrol secara penuh oleh tetua-tetua yang licik dan busuk itu.
Menatapi bangunan di hadapannya, David tidak bisa menghentikan dirinya untuk menghela napas. 'Apa yang aku pikirkan dengan mengunjungi tempat ini tanpa rencana apa pun?' Ia juga tidak akan bisa mengubah apapun.
Dua penjaga menerima tanda pengenal milik David dan segera memberi hormat sebelum membukakan pintu masuk.
"Silahkan Tuan."
Baru saja David melangkahkan satu kakinya memasuki tempat itu, tiba-tiba sebuah sosok menabrak perutnya dengan kecepatan tinggi. David hampir memuntahkan isi perutnya karena sundulan yang begitu kuat itu. Ia kehilangan pijakannya dan langsung jatuh terduduk ke lantai dengan sosok itu menimpa tubuhnya.
"Tuan, Anda tidak apa-apa?" Dua penjaga itu segera membantu David.
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa," gumam David. Walaupun begitu, ia bisa merasakan perutnya yang terasa remuk.
Ia menjatuhkan pandangannya pada sosok yang sudah menabraknya itu, ingin menegurnya tapi berhenti.
Sosok itu adalah seorang gadis yang kurus dan mungil. Ia memiliki sepasang telinga dan ekor serigala berwarna abu-abu.
David mengerjap bingung. 'Mengapa half-beast ini bisa berlari hingga pintu depan?'
Satu penjaga membantunya berdiri sementara yang lainnya menarik gadis itu dengan kasar agar menjauh dari David. Gadis itu segera menjerit kesakitan.
"Ja—jangan begitu kasar!" tegur David tanpa pikir panjang. Ia segera mendekati gadis itu dan menopang tubuhnya dengan kedua tangan.
Seluruh tubuh gadis itu bergemetar hebat. Takut-takut, gadis itu melirik ke arah David, memperlihatkan sepasang iris abu yang berkilat penuh tekad.
'Gadis ini….' David bisa merasakan aura membunuh yang menguar dari tubuhnya. Ia langsung menyadari apa yang akan dilakukan gadis itu.
Dengan sigap, ia menangkap lengan sang gadis yang sudah terayun untuk meninju David.
Gadis itu segera meronta. "Lepas! Aku tidak mau di sini! Lepas!" jeritnya. Padahal harapannya sudah begitu tinggi untuk kabur ketika melihat pintu yang selalu tertutup rapat itu terbuka. Tidak ia sangka, harapan itu akan langsung pupus karena terhalangi oleh pria ini. Saking frustasinya, air mata segera mengalir jatuh membasahi pipi.
David yang sudah lama berada di dalam kepolisian yang didominasi oleh kaum pria jarang berkontak dengan perempuan. Melihat air mata yang jatuh, ia langsung panik. "Ja—jangan menangis."
"Nomor 2890! Segera kembali ke ruang pemeriksaan!" Para penjaga bangunan ini mulai bermunculan. Salah satunya menarik rambut gadis itu lagi dengan kasar.
Namun, kali ini, David segera menepis tangan penjaga itu dan memasukkan gadis itu ke dalam pelukannya.
"Gadis ini bukan budak kalian! Perlakukanlah mereka dengan lebih baik!"
Salah satu petugas yang tidak mengenal David segera membalas, "Ini adalah area kami maka semuanya akan diperlakukan sesuai peraturan kami. Orang luar sepertimu jangan banyak komentar!"
Wajah David merah padam oleh amarah. Orang-orang ini benar-benar tidak melihat half-beast yang mereka tangkap sebagai sesama makhluk hidup. Padahal jika tidak ada para half-beast ini, rencana mereka pun tidak bisa berjalan. 'Seharusnya mereka memiliki sedikit rasa terima kasih untuk half-beast-half-beast ini!'
Belum sempat David berargumen, kepala petugas itu tiba-tiba dipukul dari belakang.
"Ke—Kepala Tim!"
"Kau yang jangan banyak komentar! Perhatikan siapa lawan bicaramu!" bentak si kepala tim itu.
Petugas itu masih bingung tapi ia segera mendapat jawabannya dan wajahnya segera memucat.
"Mohon maaf untuk kelancangannya, Kepala Keluarga David," ujar Kepala Tim seraya membungkuk dalam-dalam.
Petugas itu segera membungkuk dalam-dalam juga. "Ma—maafkan Saya, Kepala Keluarga!"
Mendengar bahwa orang yang sedang memeluknya ini adalah Kepala Keluarga Mocanu yang kejam, gadis itu langsung memberontak untuk lepas. David tidak memaksa dan membiarkannya lepas tapi tangannya tetap menahan lengan gadis itu untuk mencegah terjadinya kekacauan lagi.
"Apa yang sedang terjadi dengan gadis ini?" tanya David kepada Kepala Tim.
"Gadis ini adalah salah satu half-beast yang akan mencapai masa kawinnya dan sedang dalam perjalanan untuk mendapatkan pemeriksaan rutin. Namun, gadis ini melukai pemeriksanya dan berusaha kabur."
David mengangguk paham. Pastinya gadis ini ketakutan karena tidak tahu kapan pemeriksaan rutin ini akan membawanya ke dalam ranjang incubus-incubus licik.
"Sepertinya dia sedang tidak sehat. Suhu tubuhnya sedikit lebih tinggi. Biarkan dia istirahat untuk beberapa hari sebelum mendapatkan pemeriksaan lagi," pinta David, dengan lancar mengeluarkan dustanya.
Gadis itu juga menyadari dusta itu dan tanpa sadar melirik David dengan penuh tanda tanya.
Para petugas saling berpandangan. Mereka ingin memastikan apakah keadaan gadis itu benar-benar seperti yang dikatakan oleh David tapi jika mereka melakukannya, mereka takut akan menyinggung Kepala Keluarga mereka.
Setelah pertimbangan sejenak, akhirnya Kepala Tim itu menjawab, "Baiklah." Ia pikir, ia hanya perlu terlihat patuh dan setelah gadis itu kembali ke sel, ia akan menariknya ke ruang pemeriksaan lagi.
Namun, ia terlalu meremehkan David.
David tidak akan jatuh ke trik seperti itu. Dengan santai, ia menopang tubuh gadis tersebut dan membantunya berjalan. "Antarkan aku ke kamar yang lebih baik. Jika ia bisa berisitrahat di tempat yang lebih baik, sakitnya juga akan lebih cepat sembuh."
Melihat David tidak mau pergi, Kepala Tim itu hanya bisa mematuhi. Ia berpikir, ia hanya perlu menyeret gadis itu setelah David pergi.
Namun, ketika gadis itu sudah berbaring dengan nyaman dan meminum obatnya pun, David masih duduk di dalam kamar tanpa terlihat akan pergi. Kaki dan pantatnya seperti tertempel erat dengan lem.
"Kalian boleh pergi. Aku ingin berbincang sedikit dengan gadis ini," pinta David tegas."
Kepala Tim itu mulai jengkel tapi ia tidak memperlihatkannya dan berkata dengan sopan, "Saya rasa lebih baik membiarkan Nona ini langsung beristirahat."
"Kau ingin mengatakan bahwa aku berhati dingin karena tidak peduli dengan kesehatan gadis ini?"
"Ti—tidak! Saya tidak berani!" Kepala Tim itu langsung menyangkal dengan wajah pucat dan segera mengundurkan diri dari kamar itu.
Bunyi pintu yang tertutup rapat menggema di dalam kamar.
Baru saat itulah David bisa mengendurkan tubuhnya dan menghela napas lega. Wajahnya yang tegas itu mulai melembut, memperlihatkan pribadi aslinya yang ramah dan ceria bagaikan matahari pagi.
Gadis itu, yang dari ujung kaki hingga pangkal hidung tertutup oleh selimut tebal, menatap David lekat-lekat, masih bingung mengapa pria ini berbohong.
Seperti bisa membaca pikirannya, David tertawa kecil. "Aku hanya bisa mengulurkan waktu untukmu dengan berbohong seperti itu. Beristirahatlah dan pikirkan baik-baik apa yang akan kau lakukan selanjutnya."
Gadis itu mengerjap-ngerjap beberapa kali tanpa mengatakan apa-apa.
"Aku akan berada di dalam sini agar mereka tidak bisa menyeretmu pergi jadi beristirahatlah yang cukup dan jika kau butuh waktu lagi, aku akan datang besok untuk membantumu mengulur waktu lagi."
Gadis itu masih menatap David lurus-lurus dalam diam.
David hampir mengira gadis ini bisu jika tidak mengingat bagaimana gadis ini menjerit beberapa saat yang lalu.
"Tuan … tidak bisa membawaku keluar?" tanya gadis itu dengan suara yang hampir seperti berbisik, sangat lemah dan parau. Sepasang iris abunya mengandung secercah harapan kepada David.
David merasa hatinya sakit karena ia harus menghancurkan harapan itu. "Aku tidak punya kuasa sebesar itu untuk dengan semena-mena membawamu keluar."
"Bukannya Tuan Kepala Keluarga?"
David tertegun. Kepalanya tertunduk lemas dan senyum di bibirnya memancarkan kesedihan. Kekokohan dan ketegasan pria itu hilang tak berjejak, digantikan dengan sosok yang menyedihkan dan tak berdaya.
Gadis itu merasa telah menyentuh bagian yang tidak boleh ia sentuh dan merasa sedikit bersalah. Namun, ia tidak ingin meminta maaf kepada incubus yang ia benci jadi ia hanya memutar badannya, memunggungi David lalu bergumam, "Lupakan saja."