This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Reuni



Reuni

Keesokan harinya, Toma bangun awal sekali. Ia tidak bisa tidur karena tidak sabar untuk bertemu dengan adik perempuannya.     

Ia tidak pernah membayangkan bahwa Vasile akan bisa menemukan keberadaan adiknya secepat ini. Jika ia tahu akan seperti ini, ia sudah meminta bantuan Vasile sejak awal. Namun, karena kecepatan yang tidak masuk akal, ia masih menyimpan kecurigaan. Walaupun begitu, ia tetap tidak sabar dan berharap bahwa Vasile benar-benar menemukan adiknya.     

Ketika waktu menunjukkan pukul 11 siang, Vasile segera membawanya ke restoran tempat janjian mereka. Vasile memesan taksi kereta kuda karena jika menggunakan kereta kuda milik tuannya, mereka akan sangat menarik perhatian.     

Selama perjalanan, kaki Toma terus bergerak naik turun, tidak bisa tenang.     

Vasile tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum kecil melihat perilaku Toma yang menurutnya menggemaskan.     

Dalam waktu setengah jam, mereka sampai di depan sebuah restoran mewah bertingkat tiga. Sebuah pelayan berseragam rapi segera menyambut mereka dengan sopan.     

"Selamat datang, Tuan. Untuk dua orang?" ucapnya sambil mempersilakan Vasile dan Toma memasuki restoran.     

"Aku sudah memesan ruang pribadi atas nama David."     

Pelayan itu mengecek kembali daftar reservasi yang ada di tangannya. "Pesanan atas nama Tuan David di ruangan VIP E di lantai 3. Mari saya antarkan ke sana."     

"Terima kasih."     

Mereka mulai menaiki tangga. Semakin banyak anak tangga yang dilalui, jantung Toma berdebar semakin kencang hingga sedikit mual. Kedua tangannya membeku bagaikan sebongkah es.     

Pelayan itu berhenti di depan sebuah pintu. Plakat bertuliskan VIP E tertempel di permukaannya.     

Toma menelan ludah dengan susah payah. Mual di perutnya semakin parah dan keringat mulai membasahi punggungnya.     

'Aku benar-benar bisa bertemu dengan Nicole sekarang!' batinnya hampir tidak bisa percaya.     

"Silakan, Tuan."     

Sebuah ruangan yang cukup lebar memasuki pandangan Toma. Di tengah-tengahnya, terdapat sebuah meja bulat besar bertaplak merah yang dibordir dengan motif indah dan elegan berwarna emas. Pada salah satu kursi yang mengelilingi meja, duduk seorang wanita berambut sebahu berwarna abu-abu. Setelan pakaian sederhana berbahan lembut membalut tubuhnya. Iris abu-abunya membulat lebar ketika bertemu pandang dengan Toma.     

Pergerakan Toma juga terhenti. Rasa senang dan bahagia memenuhi dirinya.     

'Vasile tidak berbohong!'     

"Ni … Nicole…." Suara Toma sedikit bergetar oleh haru.     

Wanita itu, Nicole, langsung berdiri dari kursinya dan berhambur ke dalam pelukan sang kakak yang sudah ia rindukan selama ini. "Kak Toma! Kak Toma! Aku merindukanmu!" serunya sambil sesekali berjingkrak. Saking bahagianya, ia mulai sedikit terisak.     

Mata Toma juga mulai memerah dan berkaca-kaca. Vasile menepuk punggungnya pelan, berusaha memberinya sedikit penguatan.     

Setelah pelukan reuni yang hangat dan mengharukan, Toma sudah ingin membombardir adiknya dengan berbagai pertanyaan tapi berhenti karena untuk pertama kalinya, ia baru menyadari keberadaan satu orang lagi di dalam ruangan.     

Seorang pria jangkung – sedikit lebih tinggi dari Vasile – berbalut pakaian santai berdiri di sudut ruangan tersebut. Pria itu berasal dari kaum incubus. Menyadari tatapan Toma, ia mengangguk kecil dan tersenyum ramah.     

Sebaliknya, Toma tidak terlihat bersahabat. Dengan sigap ia menarik tubuh Nicole agar berlindung di belakangnya. Tatapan matanya setajam pedang langsung menusuk ke arah pria asing itu. "Siapa kau?!" desisnya.     

Pria jangkung itu sedikit terkejut. Namun, ia hanya tersenyum dan melirik Nicole. Nicole juga memiliki respon yang cepat dan segera menarik lengan kakaknya.     

"Dia bukan orang jahat walaupun dia incubus hahaha...," ujarnya berusaha mencairkan suasana.     

Nicole berjalan mendekati pria asing itu dan menariknya mendekat. "Perkenalkan, ini adalah David Mocanu. Suamiku."     

'David Mocanu…?' Toma mengedipkan matanya beberapa kali. Mulutnya terbuka tapi ia tidak mengatakan apa-apa, masih sibuk dengan pikirannya sendiri.     

David yang bisa menduga mengapa sikap Toma begitu tidak bersahabat kepadanya segera membungkuk singkat dan mengundurkan diri. ia tidak ingin acara reuni antara istrinya dan sang kakak menjadi buruk karena keberadaan dirinya.     

"Ayo, Paman Vasile! Biarkan kedua saudara ini berbincang-bincang setelah terpisah begitu lama." David langsung menyeret Vasile keluar sebelum Vasile bisa mengatakan apa-apa.     

Nicole juga langsung menyeret Toma duduk di sampingnya. "Kakak ke mana saja selama ini?! Aku sudah berusaha mencari kakak tapi kakak seperti hilang begitu saja! Aku bahkan mengira Kakak sudah…." Nicole tidak ingin mengatakan kata-kata buruk itu dan setelah jeda beberapa saat, ia masih terus membombardir Toma dengan berbagai pertanyaan.     

Toma tidak memberikan respon. Ia masih diam seperti patung.     

"Kakak? Kakak?! Kau dengar?!"     

"David … MOCANU?!" Seperti tersadar oleh sesuatu, Toma tiba-tiba berseru. Suaranya meninggi dan matanya terbelalak tidak percaya kepada Nicole. "KAU MENIKAH DENGAN MANTAN KEPALA KELUARGA MOCANU?!"     

"Sstt!!" Nicole segera menenangkan Toma. "Jangan berteriak! Kalau tiba-tiba ada jurnalis di sini, David bisa kesulitan!"     

Toma patuh dan menurunkan suaranya tapi ia tetap menuntut penjelasan. Ekornya bahkan memukul-mukul sudut kursi dengan tidak sabar. "Jelaskan padaku! Mengapa bisa begini? Bukankah dia … dia salah satu orang brengsek yang melakukan tindakan keji itu?! Kau tidak lu—"     

"Kakak tenanglah dulu, ya? Aku akan jelaskan." Nicole menepuk bahu kakaknya dengan kedua tangan, berusaha meringankan emosi pria itu.     

Setelah menarik napas dalam untuk beberapa kali, akhirnya Toma mulai tenang. "Jelaskan."     

Nicole menceritakan semuanya mulai dari asal muasal terjadinya kejadian 18 tahun lalu.     

Bisa dibilang, alasan utama mengapa kejadian itu terjadi adalah Shikida Nicole ini. Semuanya berawal dari tahun di mana Nicole akan mencapai masa kawinnya sekaligus merupakan tahun kedua David menjabat sebagai kepala keluarga. Jika suatu waktu masa kawinnya mulai, Nicole akan disetubuhi dengan orang-orang keji di keluarga Mocanu untuk menghasilkan mixed blood.     

Saat itu, kakaknya yang lebih tua setahun darinya telah diusir dari tempat itu karena terbukti tidak subur – Toma belum mencapai masa kawinnya bahkan ketika umurnya sudah cukup. Nicole benar-benar ketakutan tapi ia tidak punya siapa pun yang bisa menenangkan dirinya di sampingnya.     

"Nomor 2890, waktunya pemeriksaan rutin!" seru salah satu petugas yang menjaga tempat penampungan dimana Nicole tinggal. Selama di sini, mereka semua dipanggil dengan nomor registrasi yang mereka dapatkan ketika pertama kali sampai di tempat ini.     

Nicole yang terlalu takut tidak mendengar panggilan itu dan masih meringkuk di sudut kurungannya, gemetaran. Setelah beberapa kali dipanggil, gadis itu tetap tidak bergerak sehingga petugas itu tidak punya pilihan lain untuk memasuki sel dan menarik rambut Nicole dengan kasar, memaksanya untuk bergerak.     

"Aghh! Tidak! Lepas!" jeritnya.     

Petugas itu tidak peduli dan terus menyeretnya menuju tempat pemeriksaan rutin.     

Mulainya masa kawin half-beast bisa terjadi secara tiba-tiba, asalkan umur mereka sudah cukup. Jika Nicole sial, masa kawinnya bisa muncul ketika dilakukan pemeriksaan rutin. Sudah banyak rekannya yang tidak kembali ke sel setelah pemeriksaan rutin karena masa kawinnya datang jadi Nicole punya ketakutan yang besar terhadap kegiatan ini.     

"Tidak mau! Aku tidak mau!" jeritnya, terus memberontak. Namun, kekuatan gadis mungil yang kurus ini tidak akan bisa mengalahkan pria dewasa tersebut.     

Nicole akhirnya menggunakan seluruh kekuatan terakhir yang ia punya untuk menggigit lengan pria itu.     

Pria itu langsung mengeluh dan mengumpat. Dengan kasar, ia menghempaskan tangannya membuat Nicole terlempar beberapa meter ke lantai yang dingin. Namun, Nicole tidak menghabiskan waktunya untuk mengeluh kesakitan. Ia segera bangun dan berlari pergi.     

Pria itu tersadar bahwa ia telah memberikan kesempatan bagi gadis itu untuk kabur dan mengumpat sekali lagi. "Nomor 2890 telah kabur! Diulangi kembali. Nomor 2890 telah kabur! Tim penjaga, mohon segera tangkap dia dan bawa ke ruang pemeriksaan D!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.