Dendam Emilia (2)
Dendam Emilia (2)
Ada rumor yang mengatakan bahwa mixed blood ini terlahir karena adanya cinta yang dalam di antara pasangan tersebut. Rumor ini tidak sepenuhnya benar karena dari kasus yang tercatat, rasio pasangan yang saling mencintai dan melahirkan mixed blood dengan pasangan yang tidak saling mencintai dan melahirkan mixed blood hampir setara. Ada yang baru pertama kali mengandung dan langsung melahirkan mixed blood tapi ada juga yang sudah mengandung hingga kesekian kalinya baru melahirkan mixed blood. Jadi, tidak ada yang tahu penyebab sebenarnya yang membuat seseorang melahirkan makhluk gen campuran itu. Namun, karena terdengar lebih romantis, banyak yang mempercayai rumor tersebut.
Tentunya, bagi para petinggi klan, terutama klan rubah yang sangat memandang rendah incubus, baik rumor itu benar ataupun tidak, lahirnya mixed blood sebagai keturunan mereka adalah sebuah penghinaan. Jadi, semua mxed blood yang berhasil ditemukan akan ditangkap dan dipisahkan dari orang tua mereka lalu dibunuh. Incubus yang menjadi pasangannya akan dibunuh sementara half-beast yang terlibat akan dikurung untuk merenungkan kesalahannya.
Tidak hanya para half-beast, kaum incubus juga tidak menerima keberadaan makhluk ini dengan baik. Incubus yang melahirkan anak campuran seperti itu dianggap sebagai pengkhianat kaum sendiri sehingga tidak ada yang akan menangisi kematian mereka dan bahkan akan turun tangan untuk membunuh pasangan dan bayi mixed blood tersebut jika para half-beast tidak menanganinya.
Memikirkan bahwa bayi kecil yang menangis tadi akan kehilangan nyawanya sebentar lagi, Luca merasa dadanya sesak. "Kasihan," gumamnya tanpa sadar.
Emilia tiba-tiba mendengus. "Menjijikkan. 'Benda' seperti itu memang pantas dimusnahkan." Nada suaranya sangat sinis dan dingin membuat Alex dan Steve tertegun. Mereka belum pernah melihat Emilia yang seperti itu.
Alex merasa harus membenarkan cara berpikir Emilia yang sedikit mengerikan tapi Luca menghentikannya.
Mendekati Emilia, Luca menepuk lembut kepala gadis itu. "Istirahatlah. Aku akan mengerjakan sisanya. Malam nanti, aku akan ke kamarmu."
Mendengar mengenai malam nanti, mata Emilia berbinar senang. Ekspresi suram dan menyeramkan yang tadi terlukis di wajahnya telah hilang bagaikan itu adalah sebuah ilusi. Tersenyum lebar, Emilia mengangguk dan berpamitan dengan mereka semua sebelum pergi.
Setelah memastikan langkah kaki Emilia tidak lagi terdengar, Steve mengernyit dalam. "Apa yang terjadi dengan Emilia?"
"Jangan menggali terlalu dalam. Yang pastinya, ia punya alasannya sendiri," jawab Luca singkat.
Steve dan Alex akhirnya tidak lagi mencari tahu dan kembali mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Luca juga melanjutkan pekerjaannya tapi pikirannya terbang kembali pada beberapa tahun yang lalu.
Saat itu, kejadian yang tidak terlalu berbeda dengan yang terjadi pada pasangan tadi juga sedang terjadi. Emilia juga memasang wajah yang sama dan mengucapkan hal-hal dingin yang sama. Namun, saat itu, Luca tidak mengetahui apa-apa dan segera menegurnya, bahwa bayi itu juga punya hak untuk hidup dan tidak pantas Emilia mengatakan itu. Setelah mendengarnya, Emilia marah besar hingga menangis tersedu-sedu, mengucapkan kata-kata yang tidak jelas di sela-sela tangisnya.
Luca akhirnya tahu bahwa Emilia kehilangan kedua orang tuanya 'karena' mixed blood ini – Menurut Luca, pengucapan ini tidak terlalu tepat karena seolah-olah mixed blood ini sudah berencana untuk melakukannya tapi bagi Emilia, itu adalah kata-kata yang paling tepat jadi Luca tidak lagi menyanggah.
Sebelumnya, kedua orang tua Emilia adalah pasangan suami istri yang rukun dan hangat. Mereka dan Emilia dibeli oleh keluarga samping dari klan rubah dan mendapatkan perlakuan yang cukup baik di sana. Semuanya berjalan dengan baik hingga ibunya hamil anak kedua.
Awalnya, semuanya menunggu-nunggu kedatangan anak kedua ini. Emilia sendiri tidak sabar menunggu dan sering menanyakan kepada ibunya kapan adiknya akan lahir dengan begitu polosnya, tidak tahu bahwa adik kecilnya ini akan merusak segalanya.
Ketika adik kecilnya lahir, ayahnya hampir tidak bisa berkata-kata. Bayi itu memiliki sepasang tanduk dan sepasang telinga rubah, jelas-jelas merupakan mixed blood. Emilia yang tidak begitu paham saat itu terus bertanya mengapa adik kecilnya memiliki telinga half-beast tapi ayahnya hanya diam saja sebelum tiba-tiba berdiri dan membuka pintu kamar di mana ibunya melahirkan dengan sangat kasar.
Ayahnya mengumpat dan mengeluarkan segala kata kasar yang ada dalam kamus bahasanya, menuntut penjelasan dari ibunya. Walaupun masih dalam keadaan lemah karena habis melahirkan, ibunya menyadari apa yang terjadi dan akhirnya mengaku sambil menangis bahwa ia berhubungan dengan tuan muda keluarga majikannya dan jatuh cinta padanya. Ia tidak pernah menyangka anaknya akan menjadi mixed blood.
Ayah Emilia benar-benar marah besar hingga ia benar-benar akan memukul ibunya sampai mati. Emilia yang masih tidak paham ingin menghentikan ayahnya tapi sesosok pria half-beast yang merupakan tuan muda keluarga majikannya itu segera muncul dan menghentikan ayahnya. Ia sepertinya telah mendengar kabar ini dan segera pergi untuk melindungi orang tercintanya. Tuan muda itu sampai memohon kepada ayah Emilia untuk memberikan ibunya kepadanya.
Segalanya begitu kacau dan ketika Emilia memahami semuanya, ayahnya mati gantung diri, ibunya dan adik kecilnya mati dibunuh keluarga klan rubah, dan tuan muda keluarga itu menjadi gila di dalam kurungan. Emilia yang baru berumur 8 tahun ditinggalkan sendirian tanpa ada yang bisa memberitahunya siapa sebenarnya yang salah dan benar. Pada akhirnya, ia hanya bisa menyalahkan mixed blood itu yang membuat semuanya menjadi kacau tepat setelah kelahirannya.
Luca paham mengapa Emilia berpikir seperti itu dan walaupun sudah beranjak dewasa, kebencian yang sudah tertanam sejak kecil sulit untuk hilang seperti yang Luca rasakan kepada keluarga majikannya. Jadi, Luca tidak berusaha memperbaiki cara Emilia membenci mixed blood walaupun ia tahu, yang paling tidak bersalah di dalam cerita itu, yang hanya datang ke dunia karena kesalahan para orang dewasa dan harus kehilangan nyawanya karena kehendak orang dewasa juga, adalah bayi mixed blood itu…..
*****
Malam itu, Emilia mengenakan pakaian yang terbaik yang ia punya dan dengan tidak sabar menunggu waktu menunjukkan pukul 12 tengah malam sambil mengaplikasikan riasan tipis di wajahnya yang berseri-seri. Nada-nada kecil yang ceria terus meluncur keluar dari bibirnya.
Impiannya akan terwujud dalam beberapa menit lagi! Membayangkannya saja membuat perutnya dipenuhi kupu-kupu.
Tubuhnya terus bergerak-gerak seperti cacing kepanasan sambil sesekali melirik pintu yang masih belum ada tanda-tanda untuk diketuk. Jantungnya terus meloncat-loncat hingga ia tidak bisa lagi duduk diam dan sesekali berdiri untuk berjalan ke sana kemari lalu duduk kembali ketika lelah. Kemudian, kembali berjalan lagi.
Tengah malam yang dinanti-nanti pun akhirnya datang ketika Emilia mendengar ketukan lembut di pintunya. Ia segera meloncat dan berlari kecil menuju pintu, merapikan sedikit pakaiannya dan dengan ceria membuka pintu.