Janji yang Terlewatkan
Janji yang Terlewatkan
Mihai kecil berlari menyapa mereka dengan senyum lebar di pipi tembamnya.
Hati keduanya luluh melihat keimutan itu. keduanya melupakan seluruh perbincangan mereka sejenak untuk bermain dengan adik kecil mereka yang pastinya kesepian tanpa mereka di rumah.
Mihai menceritakan mengenai apa yang terjadi di sekolah: mengenai teman-temannya, mengenai tindakan heroiknya yang membuat Cezar mengernyit sedikit karena itu termasuk perkelahian, dan masih banyak lagi.
Cezar dibuat sedikit khawatir oleh Mihai yang semakin lama semakin mirip dengan Viorel dalam hal sikap kekerasannya tapi ia tidak sanggup menegur adik kecilnya itu ketika melihat matanya yang berbinar bahagia.
Mihai terus bercerita hingga akhirnya ia tertidur pulas di pangkuan Viorel karena kecapekan.
"Di mana Papa?" tanya Viorel kepada Cezar yang sedang memasak.
Papanya yang 24/7 selalu di rumah belum muncul sampai cerita panjang Mihai selesai, tentunya itu aneh.
"Tindakan heroik Mihai hari ini terlalu luar biasa hingga Papa terpaksa harus bertemu pihak sekolah. Biasanya aku bisa mewakilkannya tapi pihak sekolah sudah tidak menerima hanya saudara yang datang. Mereka benar-benar ingin berbicara dengan Papa."
"Ah begitu …." Viorel secara otomatis membayangkan bagaimana Mihai membuat kacau sekolahnya dan tergelak.
"Jangan tertawa. Papa benar-benar marah besar. Cuma dia menahan diri di depan Mihai karena memang Mihai bermaksud baik membantu temannya. Hanya saja, tindakan Mihai selalu berlebihan." Cezar menutup kompor dan melepas celemeknya lalu duduk di samping Viorel.
"Lalu … kau beneran tidak punya pacar?"
Viorel mengernyit mendengar perubahan topik yang tiba-tiba. "Jangan bermimpi."
"Oh baiklah. Sayang sekali. Lalu siapa orang baik yang telah membantumu mengobati lukamu ini?" goda Cezar membuat wajah Viorel kembali memerah.
"Bukan siapa-siapa. Hanya anjing liar yang terlalu banyak ikut campur."
Cezar tetap tersenyum menggoda, tidak peduli bagaimana adiknya mengucapkannya. Ia sudah yakin musim semi telah mendatangi adiknya ini.
Tentunya ia tidak menyinggung topik ini lagi karena jika ia terlalu bersikeras, adiknya benar-benar akan marah. Jadi, ia mengubah topik.
"Kau masih ingat apa yang aku tawarkan beberapa bulan yang lalu?"
Viorel berusaha mengingatnya tapi tidak ada yang muncul jadi ia menggeleng.
"Make up dari sihir yang bisa menurunkan pesona wajah seseorang."
"Oh itu."
"Kau yakin tidak mau itu? Gajiku masih cukup untuk membeli satu."
Viorel menggeleng kuat. "Tidak perlu. Jika aku butuh, aku akan membeli satu dengan uangku sendiri di masa depan."
Cezar tidak terlalu setuju. "Jika kau bisa menggunakannya sekarang, bukankah lebih baik? Kau bisa mencegah kejadian tidak diinginkan lainnya dengan itu."
"Tidak perlu. Gajimu belum terlalu besar. Bekerjalah dulu untuk Mimi dan Papa. Aku bisa mengurus diriku sendiri. Lagipula, tidak sampai setahun lagi aku sudah akan lulus. Setelah itu aku bisa mencari pekerjaan di kota dan—"
"Bagaimana jika ketika kau ke kota, kau akan membuat kekacauan yang sama?" Itu yang Cezar cemaskan.
Half-beast pada umumnya tidak pernah pergi ke kota sampai mereka lulus sekolah. Bahkan jika mereka memutuskan untuk membantu keluarga, mereka akan semakin jarang ke kota walaupun sudah dewasa. Jadi, Cezar tidak tahu apakah pesona wajah adiknya itu juga mempan bagi incubus dan manusia.
Jika pesonanya juga mempan, adiknya bisa-bisa tertangkap masalah hukum hanya karena ia terlalu cantik.
Viorel mengernyit. "Aku bisa memukul mereka. Tidak masalah. Kau tahu aku kuat."
"Hah … memukul itulah yang membuatku khawatir." Cezar menepuk dahinya pasrah.
Viorel tahu kakaknya sayang padanya jadi cemas akan keselamatan dirinya tapi untuk sekarang … Viorel menatap Mihai yang masih tertidur pulas. "Setidaknya sampai aku benar-benar akan ke kota, biarkan seperti ini dulu."
Cezar paham apa yang dimaksudkan adiknya.
Dulu, masalah mengenai Ioan membuat mereka berdua memiliki waktu yang sulit di sekolah. Mihai tidak pernah tahu kenyataan mengenai identitas Ayahnya dan mereka tidak ingin memberitahu Mihai yang masih kecil bahwa ia kemungkinan bisa dibunuh oleh ayahnya sendiri. Penjelasannya akan sangat rumit.
Walaupun begitu, jika Mihai sudah memasuki sekolah, teman-teman sekelasnya pasti secara otomatis akan mengungkit masalah suami papanya kepada Mihai.
Untungnya, itu tidak terjadi.
Semua ini karena perhatian para warga berubah dari Ioan ke Viorel. Banyak yang membicarakan kasus Viorel karena itu lebih sensasional.
Jadi, Mihai mungkin masih akan dibuli tapi bukan karena alasan papanya tapi alasan Viorel.
Jika make up sihir itu benar-benar manjur dan hujatan terhadap Viorel mereda, ia takut rumor tentang papanya akan kembali menjadi bahan pembicaraan.
'Setidaknya sampai para warga mulai melupakan mengenai Papa ….'
Di masa depan, Cezar pada akhirnya membelikan Viorel make up itu. Make up itu cukup ampuh sehingga walaupun Viorel masih terlihat cantik tapi orang-orang tidak akan langsung jatuh cinta dan bergairah hanya dengan melihat wajahnya lagi.
Namun, make up hanya Viorel gunakan ketika ia pergi ke kota dan untuk menahan rumor tentang papanya kembali tersebar, ia tetap berkeliaran di sekitar desa tanpa make up sihir itu sampai lima tahun ke depan ….
*****
Setelah membantu Viorel mengalahkan pembulinya, Silver semakin dekat dengan Viorel. Beberapa kali ia membantu Viorel dalam perkelahian lagi sehingga muncul rumor bahwa ada anjing besar yang telah tersihir oleh kecantikan Viorel dan menjadi pengikut setianya.
Banyak yang mulai memanggil Viorel penyihir tapi Viorel mengabaikan semuanya. Ia tidak peduli dengan rumor bodoh itu.
Walaupun Viorel masih bersikap acuh tak acuh, tidak bisa dipungkiri bahwa ia pelan-pelan jatuh hati pada anjing besar itu.
Bagaimana tidak?
Walaupun berwajah dingin, Silver sangatlah hangat dan pengertian. Ia sangat peduli dengan Viorel dan Viorel bisa merasakan ketulusan pria itu.
Ia bahkan bisa mengatakan bahwa siapa saja yang tidak jatuh hati dengan Silver berarti ia adalah orang buta.
Pria sebaik ini … bahkan Viorel yang alergi terhadap cinta karena masa lalu kelamnya itu rela untuk membuka hatinya kepada Silver.
Jika itu Silver, walaupun Silver menyukainya karena wajahnya pun, Viorel akan menerima pernyataan cintanya dengan senang hati karena ia yakin Silver tidak akan membuatnya kecewa.
Namun, mungkin karena mengetahui Viorel sensitif terhadap topik ini, Silver tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda akan perasaaan cintanya lagi kepada Viorel.
Padahal Viorel menunggu-nunggu pernyataan cinta itu yang pastinya akan langsung ia terima.
Ia jadi kesal dan sedikit tidak sabar.
Sering kali ia memberikan kode-kode seperti, "Kedua burung itu romantis sekali. Bagaimana rasanya ya?"
Tapi semuanya gagal. Silver hanya mengira Viorel mengucapkannya dengan tujuan sinisme seperti yang biasa Viorel lakukan ketika di awal pertemuan mereka.
Viorel mengutuk dirinya di masa lalu tanpa henti!
Pada akhirnya, Viorel tidak bisa menunggu lagi. Jika pria ini tidak memulai, maka dia yang akan berinisiatif duluan.
Setelah memantapkan hatinya, akhirnya ia memutuskan untuk mengutarakan perasaannya besok.
"Haiiro, besok ada yang ingin aku katakan jadi kau benar-benar harus datang! Mengerti?" pesan Viorel sebelum Silver hendak pergi.
Haiiro adalah nama samaran Silver yang ia buat karena Viorel juga memperkenalkan diri dengan nama samaran. Nama samarannya sangat simple. Haiiro berarti abu-abu dalam bahasa kuno yang digunakan oleh half-beast. Hanya alternatif dari namanya sendiri yang berarti abu-abu juga.
Silver mengangguk dengan bingung. Ia datang ke sini setiap hari jadi besok ia pasti datang juga.
Tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa kasus Nona Muda yang seharusnya telah terselesaikan sebelumnya kembali meledak. Kali ini karena Nona itu benar-benar diculik.
Silver dan yang lainnya kembali disibukkan oleh kasus ini hingga Silver bahkan tidak memiliki waktu untuk makan.
Kasus itu benar-benar berlangsung cukup lama hingga setelah tiga bulan, mereka baru menemukan Nona Muda itu sudah hamil oleh half-beast yang menculiknya. Segala sidang dan proses hukum dilaksanakan dan ketika semuanya sudah tenang, setengah tahun sudah berlalu.
Silver merasa sangat bersalah karena tidak datang mengunjungi Viorel. ia juga tidak bisa mengirimkannya pesan karena tidak tahu nomor telepon Viorel.
Setelah setengah tahun, ia kembali ke tempat terpencil itu lagi berkali-kali tapi sosok Viorel tidak pernah terlihat lagi di sana.
Ini adalah penyesalannya yang terbesar. Jika ia tahu akan seperti ini, walaupun ia akan dicaci maki oleh keluarga Mocanu karena telah melalaikan tugas pun, ia tetap akan datang untuk bertemu Viorel dan bertanya apa yang ingin ia sampaikan kepadanya.
Setelah sekian lama, akhirnya Silver bertemu dengan Viorel lagi secara tidak sengaja di Festival Musim Dingin. Walaupun aura Viorel agak berbeda – karena Viorel menggunakan make up sihir itu – ia benar-benar bahagia dan kembali jatuh cinta pada pria itu.
Kali ini ia pun tahu nama aslinya, bukan Forsythia, tapi Asaka Viorel ….