This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Awal Mula Distorsi Memori (1)



Awal Mula Distorsi Memori (1)

"Apa yang sedang ingin kau lakukan?" Carme dipenuhi firasat buruk.     

Mihai yang menonton dari jauh merasakan bahaya yang akan datang, ingin segera meloncat menuju Luca tapi Toma menghentikannya. "Kau tidak tahu bahaya apa yang akan terjadi! Tetaplah di sini!"     

"Tapi—"     

Toma menghujamkan tatapan tajam kepada Mihai membuat Mihai menelan seluruh protesnya. Baiklah, ia akan patuh sekarang tapi seluruh tubuhnya tetap dalam keadaan siaga. Kapan pun ia akan bisa meloncat lebih cepat dari siapa pun untuk menolong Luca.     

"Kau tahu apa yang Tuanmu itu lewatkan?" pertanyaan Lauren menarik kembali perhatian keduanya kepada sosok yang melayang-layang di atas langit.     

Pria itu masih berada dalam tubuh yang penuh retakan dan terlihat paling menyedihkan dari semua makhluk hidup di sana tapi senyumnya penuh dengan kemenangan.     

Tidak bermaksud menunggu Carme membalasnya, ia melanjutkan, "Tuanmu tidak pernah menemukan benang yang menghubungkan monster itu dengan inti ini. Jika Tuanmu menyerap kekuatan monster itu dan menggunakannya pada inti hitam ini, inti ini akan mengenalimu sebagai majikannya dan memperlihatkan bagian yang disembunyikan."     

"Tuan tidak akan pernah menyerap kekuatan monster itu!" Carme tahu sifat tuannya. Dan monster itu mungkin juga tahu karakter sang tuan. Itulah mengapa monster itu membuat trik seperti ini.     

"Monster itu sangat bodoh. Ketika aku mengatakan akan membantunya, dia percaya dan memberikanku sebagian kekuatannya sebagai bayaran. Aku berhasil melemahkan tuanmu dan ketika aku mengambil inti ini dari segel, tuanmu sudah tidak terhubung dengan segel itu karena kekuatannya yang menurun. Aku hanya perlu mengutak atik sedikit segel yang sudah rusak itu dan langsung dapat mengelabui tuanmu itu. Sekarang, aku tinggal merusak benang ini dan monster itu akan mati."     

Senyum Lauren semakin lebar dan semua orang tahu ini bukan tanda yang baik.     

Semuanya buru-buru menyerang Lauren, berusaha menghentikannya.     

Akan tetapi, pergerakan mereka terlalu lambat.     

Lauren memutus semua benang itu dan dalam sekejap lalu menelan kotak hitam yang menjadi inti kekuatan monster tersebut.     

Angin kencang menerpa tempat tersebut, menampar semua orang selain Lauren dengan ganas dan menjatuhkan mereka kembali ke tanah. Mereka terseret begitu jauh hingga menabrak dinding penghalang. Tubuh mereka tidak lagi terseret tapi angin kencang itu memiliki tekanan yang sangat kuat, menekan tubuh mereka semua hingga mereka dapat mendengar bunyi retakan tulang.     

Bulan setengah yang bergantung di atas langit tiba-tiba menjadi bulat penuh. Bagaikan seseorang menumpahkan seember darah di atasnya, cahaya bulan purnama berangsur-angsur berubah menjadi merah, memberikan sensasi mengerikan.     

Tubuh Lauren yang telah retak mulai kembali utuh tapi warna wajahnya tidak membaik, bahkan semakin buruk bagaikan sebuah mayat yang telah dimakamkan cukup lama. Beberapa bagian tubuhnya bahkan membusuk dan tidak lagi berbentuk. Meskipun begitu, Lauren tidak peduli. Merasakan kekuatan yang luar biasa bersirkulasi di dalam tubuhnya, ia tertawa begitu keras hingga menggetarkan tanah.     

"Kalian mati di sini! Aku akan mencincang kalian semua hahahaha! Terutama kau!" Lauren memicingkan matanya pada Luca yang masih tidak dapat bangun dari tekanan angin kencang. Binar mata Lauren sangat gila. Dalam satu kali lihat, Luca tahu nyawanya akan hilang sekarang.     

'Ah … aku sepertinya terlalu meremehkan semua ini ….' Luca menyalahkan dirinya di dalam hati. Ia bukan ingin menjadi super hero tapi ia mengira setidaknya ia bisa memusnahkan Lauren dan membentuk dunia yang damai untuk orang-orang berharganya,     

Ia tidak ingin incubus mendapatkan posisi tertinggi di dunia dan kembali melakukan pelecehan kepada makhluk hidup lainnya seperti yang diinginkan Lauren. Ia juga tidak ingin dunia ini kembali dikuasai half-beast yang memberikan penderitaan bagi kaumnya. Ia ingin semuanya dapat hidup saling menghargai dan menghormati perbedaan satu sama lain.     

Tapi melihat keadaannya sekarang, sepertinya mimpinya tidak akan bisa terlaksana.     

Bayangan wajah Mihai terlintas di benaknya.     

'Ah … seharusnya aku memberikan jawabanku malam itu tapi mungkin ini lebih baik. Jika aku meninggal, Mihai bisa pergi ke tempat lain dengan bantuan Rubah Mistis dan jika dia menemukan seseorang yang dia sukai, dia bisa melupakanku ….'     

Luca memejamkan matanya. Kekuatannya seperti ikut ditekan, ia tidak dapat mengeluarkan sedikit pun kekuatan. Sebelum terpejam seluruhnya, sudut matanya menangkap sesuatu yang hitam menusuk ke dalam tubuh Carme. Telinganya juga seperti menangkap suara Lauren yang rakus akan kekuatan milik Carme juga.     

'Ha … semuanya menjadi sia-sia ….'     

"Tidak sia-sia! Luca, cepat bangun! Aku tidak bisa menahan kekuatanku begitu lama!"     

Luca tersentak. Ketika matanya terbuka, ia melihat sekelilingnya berwarna hitam putih. Semua pergerakan terhenti dan keheningan yang pekat menyelimutinya.     

Di hadapan Luca sekarang, berlutut Mihai yang berwajah cemas. Rambutnya yang awalnya berwarna coklat entah bagaimana telah berubah menjadi putih. Kedua matanya yang seharusnya berwarna emas telah berubah menjadi satu berwarna emas dan satu berwarna merah tua. Mata merahnya bercahaya pink lembut ketika ia melihat Luca.     

"Mihai? Mengapa kau ada … apa yang terjadi?" Luca tidak memahami keadaannya sekarang. Selain dirinya dan Mihai, semua pemandangan berwarna hitam putih dan tidak ada yang bergerak.     

"Aku tidak tahu juga bagaimana tapi ketika aku ingin menggunakan sihir untuk menyelamatkanmu sihir ini terlintas di benakku. Aku menghentikan waktu semua orang tapi aku masih sulit mengontrolnya jadi sihir ini tidak akan bertahan lama."     

Luca memiliki banyak pertanyaan seperti mengapa rambutnya menjadi putih? Mengapa matanya berubah warna? Mengapa Mihai memiliki dua ekor? Tapi mendengar bahwa waktu terbatas, Luca menelan seluruh pertanyaannya dan bertanya, "Kau punya ide?"     

Mihai mengangguk. Saat ia penuh dengan keinginan untuk menyelamatkan Luca, sebuah ide tiba-tiba terlintas di benaknya sama seperti yang terjadi pada sihir menghentikan waktu ini. Mihai tidak pernah membaca buku mengenai sihir dan sihir yang ia ketahui hanyalah sihir dasar seperti yang telah diajarkan Carme.     

Otaknya pun tidaklah secemerlang milik Luca yang dapat membuat rencana yang begitu sulit tapi entah bagaimana Mihai merasa familiar dengan ide yang ada di otaknya itu, seberapa rumit pun kelihatannya.     

"Lauren itu, aku melihat dia ingin mengambil intimu. Tubuhnya tidak lagi bisa menahan kekuatan yang begitu besar karena inti sihir miliknya sudah hancur. Ia butuh inti sihir baru dan jika itu incubus abadi yang memiliki inti sihir lebih besar dibandingkan incubus biasa, akan lebih baik lagi. Dari yang aku lihat, Lauren tidak dapat mengambil inti milik Paman Vasile dan Paman Sen karena sumpah tertentu yang dibuat di antara incubus abadi tapi kau tidak punya itu. Kau lahir setelah incubus telah kehilangan kekuatannya sehingga sumpah itu tidak berlaku padamu jadi ia menargetkan dirimu."     

Luca mengerjap penuh pertanyaan.     

Mihai hanya bisa menggeleng. Pengetahuan ini tiba-tiba muncul di otaknya tanpa aba-aba. Ia pun tidak tahu mengapa ia tahu hal ini.     

"Aku punya ide. Paman Carme pernah mengatakan bahwa aku memiliki umur yang panjang, bisa dikatakan bahwa sama dengan keabadiaan yang dimiliki incubus abadi. Jika aku menyegel intimu, menyamarkan keberadaannya lalu membuat sebuah inti palsu yang kumasukkan dengan energi kehidupanku, Lauren tidak akan menyadari bahwa itu adalah inti palsu."     

Inti incubus juga merupakan sumber yang menyimpan keabadian incubus abadi. Jika Mihai menyegel inti itu dan memutuskan seluruh koneksi antara Luca dan inti tersebut, Luca akan mati. Namun, jika Mihai membentuk inti palsu dan memasukkan kehidupannya di sana, Luca dapat hidup seperti incubus abadi seperti biasanya dan Lauren tidak akan menyadari bahwa itu adalah inti palsu. Baru ketika ia mengambil inti tersebut dan menggunakannya, ia akan tahu bahwa itu adalah inti palsu yang akan pecah ketika dimasuki kekuatan miliknya.     

Untuk mengantisipasi Luca tidak akan mati ketika inti itu diambil, Mihai akan menyisakan setahun kehidupan Luca di dalam dirinya sehingga Luca bisa bertahan sebelum Mihai membuka segel intinya kembali.     

Itu adalah ide yang cemerlang tapi Luca tidak setuju.     

"Kau memberiku kehidupanmu?! Bagaimana dengan dirimu? Berapa sisa umurmu untuk hidup setelah itu? Aku tidak setuju!"     

Mihai tahu risikonya. Sebenarnya ia punya satu ide lagi tapi ia terlalu malu untuk memintanya. Memikirkannya membuat wajah Mihai bersemu merah.     

"Kau punya ide lain?" Luca menyadari pikiran Mihai.     

Merah di wajah Mihai semakin kentara tapi ia mengangguk pelan tanpa menyangkal. "Aku bisa membagi energi kehidupanku kepadamu dengan risiko yang lebih kecil tapi …."     

"Tapi?"     

"Tapi kau harus memberiku tanda janjimu."     

Luca tertegun sejenak. Ia paham apa yang ingin Mihai katakan.     

Tanda janji incubus membuat incubus tersebut dapat berbagi energi kehidupan dengan orang yang mendapatkan tanda janjinya. Dengan kata lain, mereka berbagi kehidupan mereka selamanya. Jika satu orang mati, yang lainnya juga akan mati. Kecuali jika energi kehidupan salah satunya sangat besar, ia bisa menyelamatkan pasangannya dari kematian untuk beberapa kali tapi itu pun tidak sama dengan keabadian. Terdapat rumor bahwa hanya incubus abadi yang dapat membangkitkan kembali pasangannya berapa kali pun mereka mau tapi karena incubus abadi telah menjadi legenda jauh sebelum Luca lahir, tidak ada yang berpikir rumor itu adalah benar.     

Mihai merah padam. Ia tidak sanggup menatap Luca. Mendengar Luca tidak menjawab, hatinya menghela pasrah. "Aku tahu kau tidak akan setu—"     

Tiba-tiba, sebuah lengan melingkar di pinggangnya, menariknya jatuh ke depan dan detik berikutnya, bibirnya telah bersentuhan dengan Luca.     

"?!"     

Luca mencium singkat Mihai sebelum melepasnya. Jika ia tidak memikirkan waktu yang terbatas, Luca mungkin akan melumat bibir itu untuk beberapa saat lagi. Ketika ia melepaskan Mihai, kekecewaan menggerogoti dirinya.     

"Tentunya aku setuju. Pada akhirnya, aku juga tetap akan memberikan tanda ini kepadamu ketika rencana ini selesai jadi tidak ada salahnya melakukannya sekarang."     

Otak Mihai berhenti bekerja untuk beberapa saat. Ia kesulitan mencerna dua kalimat itu. Ketika ia tersadar kembali, wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus dan setetes air mengalir jatuh dari matanya. Buru-buru, ia menghapus air tersebut.     

Walaupun keadaan sekarang begitu kritis, Mihai merasa sangat bahagia. Ia tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya.     

Tidak bisa mengontrol diirnya, ia memeluk leher Luca erat. "Nn! Nn!" Ia hanya bisa mengangguk-angguk.     

Luca tertawa kecil. Tanpa basa-basi lagi, ia memberikan tanda janjinya kepada Mihai. Agar Lauren tidak menyadarinya, ia menusukkan ujung ekornya pada bagian dalam paha Mihai dan meninggalkan tanda merah di sana. Selama Lauren tidak memiliki gairah kepada Mihai, pria itu tidak akan menyadari keberadaan tanda ini karena Mihai juga menutupi aura dari tanda itu sehingga bahkan incubus yang sensitif tidak akan menyadarinya.     

Diam-diam, Mihai tetap menyisakan umur satu tahun pada Luca sebelum menyegel intinya. 'Untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,' tambahnya dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.