Buntut Kecil yang Bergoyang di Kegelapan (9)
Buntut Kecil yang Bergoyang di Kegelapan (9)
Fan Jin tidak menyadari niat mereka dan mengeluarkan batu rohnya sendiri untuk dibagikan pada yang lain tetapi ditolak oleh Hua Yao.
Setelah mengisi perutnya, Tuan Mbek Mbek akhirnya mau meladeni "manusia bebal" ini. Di matanya, hanya "majikannya" yang berhak mendapatkan perhatiannya.
Tetapi ….
Setelah mendengar Qiao Chu yang menggerutu tanpa henti, Tuan Mbek Mbek mengangkat kepalanya dan menatap "majikannya", tatapan khawatir terlihat di wajahnya.
Di bawah cahaya hangat dari api, wajah Jun Wu Xie tidak menunjukkan banyak ekspresi tetapi ia hanya menundukkan kepalanya menatap ke bawah, hanya mengaduk-ngaduk makanan di tangannya.
[Tetapi bagaimana jika "majikannya" berpikir ia mencoba untuk ikut campur dalam urusan manusia? Apa yang harus dilakukannya?]
Khawatir ia akan dianggap menjengkelkan oleh "majikannya" yang tak tergantikan yang baru saja ditemukannya, Tuan Mbek Mbek berlari menghampiri Jun Wu Xie dan berdiri di hadapannya.
Jun Wu Xie mengangkat kepalanya sedikit dan menatap domba dungu di depan matanya itu. Ia kemudian menyentuh dan membelai wol halus di tubuh domba kecil.
"Mbeekkk~"
[Majikanku, aku akan buktikan bahwa aku juga berguna!]
"?" Jun Wu Xie agak bingung.
Gelisah ingin mendapatkan persetujuan Jun Wu Xie, Tuan Mbek Mbek memutar kepala kecilnya dan membenamkan mulutnya ke dalam bulu wol tebal yang menyelimuti tubuhnya dan mencari-cari di dalam bulu itu dengan penuh semangat.
Setelah sesaat, ia memutar kepalanya kembali dengan mulut penuh. Ia kemudian menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya.
Kling, klak, klung ….
Tumpukan batu roh berbagai warna, dalam bermacam-macam ukuran tumpah dan tersebar di sekitar kaki Jun Wu Xie.
" …. " Mata Jun Wu Xie melotot melihat pemandangan itu.
Qiao Chu yang mengerang di pinggir tiba-tiba merasa rahangnya jatuh ke tanah ….
"Ini semua adalah batu roh?" Fei Yan mengulurkan tangannya, berniat untuk mengambil sebuah batu dan melihatnya lebih dekat, tetapi sebelum ia dapat mengambilnya, kaki kecil tiba-tiba menginjaknya dengan sikap posesif, tidak mau batu itu disentuh!
"Mbeek!"
[Ini untuk "Majikanku"!]
" …. " Mulut Fei Yan berdecak kesal. Walaupun ia tak mengerti apa yang diributkan oleh Tuan Mbek Mbek, tetapi melihat ekspresi dan tindakan Tuan Mbek Mbek, artinya sangat jelas, maka Fei Yan tak memiliki pilihan selain mengembalikan batu roh itu.
Setelah Tuan Mbek Mbek puas, ia akhirnya mengangkat kakinya.
Ia kemudian mengambil batu roh yang menggelinding agak jauh dan mengumpulkannya kembali di dekat Jun Wu Xie.
"Mbeek~" Dan Tuan Mbek Mbek mengangkat kepalanya penuh rasa bangga.
[Tuan Mbek Mbek adalah yang terbaik!]
Jun Wu Xie menatap domba dungu yang terlihat bangga dengan dirinya sendiri dan tetap berada di posisi itu mencoba begitu keras untuk mendapatkan pujian dari Tuannya, Jun Wu Xie kemudian menjadi lunak dan mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala domba itu.
"Mbek~" Domba dungu itu sangat senang dan ia berlari kecil untuk berbaring di sebelah kaki Jun Wu Xie. Walaupun ia sudah makan kenyang, ia merasa sangat menyegarkan untuk berbaring di rumput yang beraroma sangat manis di sebelah Jun Wu Xie!
[Jika ia tahu bahwa "majikannya" menyukai benda-benda berkilau seperti ini, ia akan menyimpan semua batu mengkilat dari Binatang Roh yang dibunuhnya di masa lampau.]
Kucing hitam kecil tak sanggup melihat dan ia mengangkat tapak kakinya menutupi matanya. Kucing hitam kecil tidak terima dengan fakta bahwa kemarin domba dungu tak berakal dan idiot ini berhasil menakutinya.
[Ini adalah sebuah bencana! Sungguh memalukan!]
Qiao Chu menatap tumpukan batu roh itu, dan matanya berbinar-binar dengan ketamakan. Tetapi Fei Yan sudah menjadi contoh, ia tak berani mengulurkan tangannya pada batu-batu itu. Namun ….
"Xie Kecil, ketika kita kembali, bagaimana menurutmu jika kita mampir ke rumah lelang?" Tumpukan batu roh di hadapannya, berkilau seperti gunung emas.
Dan berdasarkan pengamatannya, semua batu roh itu tak terlalu kecil, kelihatannya berasal dari Binatang Roh minimal kelas menengah, dan bercampur di tumpukan yang menakjubkan itu, ia dapat melihat beberapa Binatang Roh kelas tinggi juga!
Hanya dari mulut Tuan Mbek Mbek sudah melewati apa yang telah mereka kumpulkan pelan-pelan selama berhari-hari bertarung dengan Binatang Roh!
"Tentu saja." Jun Wu Xie mengangguk. Ia hampir menghabiskan uang yang dibawanya dan ia berniat untuk menyimpan sejumlah batu roh dan menunggu hingga Long Qi dan pasukannya tiba di Akademi Angin Semilir untuk meminta pertanggung jawaban atas insiden sebelum ini dan meminta mereka membawanya kembali ke Kerajaan Qi. Sedangkan untuk sisanya, menggunakan batu-batu itu sebagai sumber keuangan bukan ide buruk.
Jumlah uang yang perlu mereka kumpulkan untuk mendaftar di Akademi Angin Semilir perlahan membuat Jun Wu Xie sadar bahwa sangat penting bagi mereka untuk selalu memiliki uang!